NYATANYA.COM, Yogyakarta – Sebanyak 20 pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Yogyakarta menerima bantuan peralatan dan bahan baku serta pendampingan dari Uni Eropa.
Bantuan tersebut untuk mendorong pemulihan ekonomi UMKM. Pemerintah Kota Yogyakarta mengapresiasi pemberian bantuan penguatan bagi UMKM itu.
Uni Eropa memberikan bantuan dukungan pendanaan melalui proyek Active Citizens Building Solidarity and Resilience in Response to Covid-19 (Action) atau Warga Aktif Membangun Solidaritas dan Ketahanan dalam Merespon Covid-19 melalui Perkumpulan Untuk Peningkatan Usaha Kecil (PUPUK).
Total ada 100 UMKM penerima bantuan yang tersebar di 5 kota yaitu di Kota Jakarta Timur, Kabupaten Bogor, Kota Yogyakarta, Kota Makassar dan Kabupaten Lombok Timur.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemkot Yogyakarta Kadri Renggono mengatakan kondisi pandemi Covid-19 juga berdampak pada pelaku UMKM di Yogyakarta seperti penurunan omzet.
Untuk itu Pemkot Yogyakarta mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada Uni Eropa dan PUPUK, atas bantuan yang telah diberikan dalam program Action. Pihaknya berharap sinergitas program dan kegiatan dapat terus berjalan.
“Kami sangat mengapresiasi program Action ini. Terutama atas apa yang telah diselenggarakan, dalam rangka penguatan UKM dan tenaga kerja, karena tujuannya untuk meningkatkan kemampuan kerja komunitas marginal serta peningkatan akses pendapatan yang lebih baik. Ini sejalan dengan upaya Pemerintah Kota Yogyakarta dalam menurunkan angka kemiskinan di Kota Yogyakarta,” kata Kadri saat penyerahan bantuan secara simbolis dan serentak melalui daring dan luring, di Balai Kota Yogyakarta, Kamis (2/6/2022).
Pihaknya menegaskan selama ini Pemkot Yogyakarta juga memberikan dukungan bagi UMKM di antaranya pemberdayaan UMKM, pelatihan, pendampingan, fasilitasi kemitraan, pembiayaan, maupun promosi dan pemasaran.
Selain itu fasilitasi pemasaran digital melalui menu Nglarisi dan Dodolan di aplikasi Jogja Smart Service.
Sedangkan Kepala Dinas Perindustrian Koperasi dan UKM Kota Yogyakarta Tri Karyadi Riyanto Raharjo menyebut 20 UMKM di Kota Yogyakarta yang menerima bantuan itu terbagi menjadi 3 klaster yaitu kerajinan, fesyen dan kuliner.
Pelaku UMKM itu tersebar di Kemantren Kotagede, Wirobrajan dan Jetis. Dasar pemilihan pelaku UMKM yang menerima bantuan itu adalah kolaborasi antara konsorsium pelaksana proyek Action dengan forum komunikasi UMKM.
“Pelaku UMKM sebelumnya mendapatkan pelatihan terkait bisnis seperti bagaimana bisnis, pemasaran dan menghitung HPP. Setelah dilatih dan didampingi, mendapatkan bantuan sesuai jenis klaster usaha masing-masing. Misalnya fesyen mendapat bantuan mesin jahit dan kuliner dapat bantuan blender dan kulkas,” terang Tri Karyadi.
Sementara itu Michel Farkas, Direktur Eksekutif ad interim Hivos melalui video menyampaikan upaya yang dilaksanakan adalah contoh dari pendekatan inisiatif multi-aktor yang dilakukan oleh Hivos bersama-sama dengan konsorsium proyek Action melalui upaya menjalin kolaborasi antara pelaku usaha, masyarakat dan pemerintah daerah.
“Saya berharap upaya yang dilakukan PUPUK dapat membantu para pelaku usaha dan masyarakat yang didampingi ke arah peningkatan ekonomi pasca pandemi yang berkelanjutan,” ujar Michel.
Melalui video telekonferensi Ketua Dewan Pengurus PUPUK Indonesia Rieta R Dewi menyatakan bantuan material itu diharapkan dapat menstimulasi serta meningkatkan produksi dan penjualan serta pendapatan UMKM.
Termasuk memberdayakan para pelaku UMKM dalam mengimplementasikan rencana bisnis mereka untuk mempertahankan usaha dan meningkatkan ketahanan keluarga serta komunitas lokal untuk pulih akibat pandemi.
Salah satu UMKM penerima bantuan Hartini mengucapkan terima kasih atas bantuan dan pendampingan yang diberikan kepada para pelaku UMKM di Kota Yogyakarta.
Hartini seorang penyandang disabilitas itu memiliki UMKM berupa usaha batik dan modiste batik di Rejowinangun, Kotagede, Yogyakarta.
Dia mendapat pendampingan berupa pembelajaran terkait bisnis model canvas yang membantu peluang untuk melakukan riset pasar, proyeksi keuangan dan pemasaran digital.
“Kami juga diberikan pembelajaran proyeksi keuangan yang sebelumnya kami tidak pernah tahu itu. Setelah diberikan pelatihan oleh mentor, kami praktekan di usaha kami ternyata itu bisa memperkirakan kemampuan kami untuk membuat rencana bisnis selanjutnya,” pungkas Hartini.
(Tri/N1)