Home / Wisata

Sabtu, 2 April 2022 - 11:27 WIB

Ada Kemurahan Hati Yogya di Gulai Sapi Pak Samin

Gulai Sapi Pak Samin yang dulu berjualan di sekitar simpang empat Tugu Yogyakarta sejak tahun 1968, kini pindah di Jalan Tentara Pelajar. (Foto: Humas Pemkot Yogya)

Gulai Sapi Pak Samin yang dulu berjualan di sekitar simpang empat Tugu Yogyakarta sejak tahun 1968, kini pindah di Jalan Tentara Pelajar. (Foto: Humas Pemkot Yogya)

NYATANYA.COM, Yogyakarta – Kota Yogyakarta menyimpan banyak warung kuliner legendaris yang masih bertahan sampai sekarang. Salah satunya Gulai Sapi Pak Samin yang dulu berjualan di sekitar simpang empat Tugu Yogyakarta sejak tahun 1968.

Tak hanya legendaris, pada sepiring nasi gulai campur Pak Samin ternyata juga tersimpan kemurahan hati orang Yogya.

“Awal mulanya, dulu bapak ibu jualannya di dekat perempatan Tugu. Awalnya jualan nasi rames dan pecel juga untuk menyediakan orang-orang pasar. Lalu mulai berjualan gulai sapi saja, sekitar tahun 1990,” kata Ning Purwani generasi kedua yang berjualan Gulai Sapi Pak Samin, belum lama ini.

Mendekati akhir tahun 2020, Warung Gulai Sapi Pak Samin berpindah menempati kios di Jalan Tentara Pelajar di seberang SMPN 12 Yogyakarta. Buka mulai pukul 13.00 WIB sampai pukul 23.00 WIB.

Foto: Humas Pemkot Yogya

Meskipun berpindah tempat, kuliner legendaris itu tetap dicari sebagian pelanggan setianya. Ning menjadi generasi kedua menjual gulai sapi karena Pak Samin telah meninggal dunia.

“Saya meneruskan usaha orang tua. Intinya meneruskan yang dilakukan bapak, sama pelanggan baik ya baik. Sama pelanggan ramah ya ramah,” imbuhnya.

Berbeda dengan gulai sapi atau kambing lainnya yang disajikan dengan kuah kental. Gulai Sapi Pak Samin memiliki ciri khas sebagai gulai segar karena tidak menggunakan kuah santan kental.

Baca juga   Obati Kerinduan Konsumen, Plataran Food & Galery Batang Kembali Dibuka dengan Manajemen Baru

Irisan-irisan daging sapi yang empuk disiram dengan kuah gulai encer sehingga terasa segar seperti soto. Walaupun tidak menyajikan kuah kental, tapi tidak meninggalkan aroma dan rasa gulai.

Gulai Sapi Pak Samin disajikan panas ditambah irisan kubis dan cabai atau sambal bagi penyuka pedas.

“Dulu bapak itu penginnya seperti soto, tapi ada kuah santannya. Tidak model gulai lainnya. Istilahnya gulai segar,” ujar Ning warga Warungboto Umbulharjo itu.

Ning menuturkan untuk menghasilkan gulai sapi berkuah ringan, tidak memakai air rebusan daging sapi yang di awal mengandung minyak atau lemak. Daging yang telah direbus, airnya dibuang lalu direbus lagi kemudian dimasak dengan bumbu gulai.

Dengan cara itu kuah gulai yang dihasilkan tidak berminyak atau mengandung lemak. Proses memasak gulai sapi tersebut masih dilakukan oleh Suharni, istri Pak Samin di rumahnya di Kampung Gondolayu, sehingga masih mempertahankan resep dan cara memasaknya.

“Proses meracik bumbu dan memasak masih ibu. Termasuk berbelanja. Saya tinggal mematangkan dan melayani penjualan. Sejak ada virus corona, ibu tidak ikut jualan di warung,” paparnya.

Baca juga   Gayeng Abis, Dangdutan Trah Pedhot Bali Mulyo

Dia menyampaikan, Pak Samin memilih daging sapi sebagai bahan baku gulai karena mempertimbangkan selera pasar. Itu karena sebagian orang tidak suka maupun tidak boleh mengonsumsi daging kambing karena faktor kesehatan.

Ning menyebut saat masih berjualan di utara simpang empat Tugu Yogyakarta, dalam sehari bisa memasak sekitar 10 kilogram daging sapi. Kini setelah berpindah lokasi dan kondisi pandemi Covid-19, dalam sehari hanya memasak berkisar 3 sampai 5 kilogram daging sapi.

Ciri khas lainnya dari Gulai Sapi Pak Samin adalah harganya yang ramah di kantong. Satu porsi nasi gulai campur hanya dibanderol Rp12.000 dan nasi gulai pisah Rp15.000. Diakuinya dengan harga itu tidak mendapatkan untung banyak dari gulai sapi.

Keuntungan terbantu dari penjualan minuman. Harga gulai sapi itu dijual murah karena kebanyakan pelanggan adalah pelajar dan mahasiswa. Kemurahan hati Pak Samin pada sepiring nasi gulai campur itu diteruskan Ning sampai sekarang.

“Karena sejak dulu pelanggannya kebanyakan mahasiswa, pelajar dan orang-orang yang nongkrong. Jadi dibuat harga hemat, harga pelajar. Untungnya saudara ini. Yang penting bisa buat makan. Untungnya terbantu dari penjualan minuman,” ucap Ning sambil tersenyum.

(N1)

Share :

Baca Juga

Wisata

Malem Selikuran, Tradisi Keraton Surakarta Sambut Lailatul Qadar
Prosesi pelarungan kepala kerbau pada Pesta Lomban Tahun 2022. (Foto Dok. DiskominfoJepara)

Wisata

Tradisi Larungan Kepala Kerbau di Jepara Berlangsung Meriah, Disambut Antusias Ribuan Warga
Wisata Campervan menjadi salah satu alternatif menarik, wisata di masa pandemi. (Foto:nyatanya.com/media TWC)

Wisata

Asyiknya Menikmati Malam di Borobudur dengan Campervan
Wakil Bupati Rembang Mochamad Hanies Cholil Barro’ pada pembukaan lomba foto Lasem Memanggil di Desa Karangturi Lasem, Rabu (31/8/2022). Foto: MC Rembang

Wisata

Promosikan Kota Pusaka dan Batik Tulis Lasem dengan Lomba Foto ‘Lasem Memanggil’
Tiga Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) milik Korps Marinir TNI Angkatan Laut (AL) menjadi daya tarik tersendiri bagi warga Kabupaten Batang Jawa Tengah untuk melihatnya bersama keluarga. (Foto:MC Batang)

Wisata

Tiga Alutsista Marinir di Kabupaten Batang Jadi Daya Tarik Wisata
The Heritage Palace. Foto: ist/Via M_ogi122, Mustaqimahjati

Wisata

7 Objek Wisata di Soloraya yang Wajib Dikunjungi saat Libur Nataru, dari Wisata Alam sampai Sejarah
ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/foc.

Wisata

Foto: Upacara Adat Pisungsung Jaladri di Pantai Parangtritis
Resto dan coffee shop “Bolo Dewe” sajikan menu yang menggugah selera. (Foto:Zainuri Arifin

Wisata

Sruput dan Nyam-nyam Nikmatnya, Kopi Racikan Khas dan Ikan Laut Bumbu Ala “Bolo Dewe” Resto