Home / Panggung

Sabtu, 17 Juli 2021 - 19:59 WIB

Agus Merapi Lahirkan Lukisan Mistisistme di Atas Koper Kuno

Perupa Agus Merapi menyelesaikan lukisan pandemi di koper kuno. (Foto:nyatanya.com/Humas Magelang)

Perupa Agus Merapi menyelesaikan lukisan pandemi di koper kuno. (Foto:nyatanya.com/Humas Magelang)

NYATANYA.COM, Magelang – Pandemi Covid-19 disikapi kreatif oleh seorang seniman lereng barat Gunung Merapi Kabupaten Magelang, Agus Merapi. Tapi kali ini ia tidak menggunakan media kanvas untuk melukis tetapi menggunakan koper kuno yang menjadi simbol bekal menghadap Sang Khalik ketika Covid-19 masih mewabah.

Pandemi Covid-19 membuat aktivitas terbatas. Demi memutus mata rantai virus itu Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat diterapkan. Bukan merasa tertekan, seniman bernama asli Agus Suyitno ini menjadikan pandemi sebagai inspirasi.

“Untuk masa pandemi ini sekitar 9 lukisan. Baru tahun ini, sekitar 3 bulan ide melukis di koper pandemi,” ucap Agus Merapi ini, Sabtu (17/7/2021).

Sejumlah lukisan terpajang di rumahnya di Dusun Gatak Desa Polengan Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang.

Pelukis yang mengenyam pendidikan Seni Rupa UNS dan Sarjana Wiyata Yogyakarta ini mengaku ide awal melukis di atas koper karena tidak punya kanvas. Sementara untuk membeli kanvas ia kesulitan dengan kondisi masih pandemi. Kemudian muncul ide untuk melukis di sebuah koper kuno koleksinya dan berlanjut hingga sekarang.

Baca juga   Penguatan Seni Budaya Dukung Destinasi Kampung Wisata

Koper kuno berlapis kulit cokelat dengan panjang 50 cm dan lebar 25 cm itu hanya bagian pintu yang dilukis. Hasilnya penampilan koper kuno usang bekas wadah biola itu menjadi sebuah karya seni bernilai tinggi.

“Ini imajinasi saat pandemi. Kopernya ini lapisannya kulit. Saya coba lukis kok menarik, sekarang lanjut,” ungkapnya.

Agus menuturkan lukisan yang dihasilkan merupakan aliran baru yang ia ciptakan sendiri dan belum ada di dunia. Aliran tersebut bernama, Mistisistme dari kata mistis khas.

Aliran itu, imbuhnya, hasil dari kontemplasi (perenungan) batin yang dipadukan dengan seni lukis Indonesia Asia Timur seperti keyakinan akan Dewa Dewi Kebaikan, kekuatan roh, alam dalam perjalanan spiritual sang pelukis.

Baca juga   Penyanyi Prancis Yenni Djafar Day Rilis Single 'Me, My Love and You', Videoklip Dibikin di Bantul

Menurut Agus Merapi, tema lukisan koper memang berkaitan dengan rasa prihatin akan banyaknya korban dari pandemi Covid-19 dan Gunung Merapi. Koper menjadi simbol bekal sedangkan Gunung Merapi adalah simbol keabadian.

“Tidak saja masa Covid, manusia harus memiliki bekal koper ini untuk menghadap Sang Pencipta melewati monumen abadi gunung Merapi,” jelasnya.

Selain pada media koper lukisan mistis, perupa Agus Merapi juga menggunakan berbagai ukuran kanvas. Saat ini beberapa koper sudah selesai ia lukis.

Bagi perupa kelahiran tahun 1965 ini lukisan koper juga menjadi doa harapan agar pandemi segera berakhir dan masyarakat diberi kesehatan keselamatan.

Selain menjadi hiasan, semua hasil karyanya itu rencananya akan dipajang dalam sebuah pameran tunggal maupun bersama seniman lain.

“Kalau ini ya, saya masih lihat paling engga (harganya) Rp25 juta, pas itu. Kalau tidak segitu pingin dikoleksi sendiri saja,” pungkasnya.(*)

Share :

Baca Juga

Ifan Seventeen. (Foto:nyatanya.com/YouTube Dory Harsa Music)

Panggung

Ifan Seventeen dan Dory Harsa Garap ‘Kemarin’ Versi Jawa
Beks Plus. Foto: Ist

Panggung

Malam Ini di Museum Sono Budoyo Yogya, Koesplusan Bersama Beks Plus
Sule hadir di program “Ini Sahur Lagi” NET TV. (Foto: Instagram @ferdinan_sule)

Panggung

Dua Tahun Menghilang, Sule Kembali Meriahkan “Ini Sahur Lagi” di NET TV
Foto: Ist/SCTV

Panggung

Sinopsis Garis Cinta SCTV Episode 38, Selasa 21 Juni 2022
Artwork album ke-10 Musik Latar Indonesia (ML.Id) berjudul 'Rose Petals'. (Foto: Dok.ML.Id)

Panggung

Musik Latar Indonesia Rilis Album ke-10 ‘Rose Petals’
Pensilterbang Art Mural Project di Kampung Sayidan. (Foto:Dok.Pensilterbang)

Panggung

Pensilterbang Art Mural Project, Bikin Kampung Sayidan Makin Berwarna
WaiWai World Fair sempat dihentikan selama masa pandemi. Namun, pada 2021 ini kembali digelar di depan sepanjang kantor wali kota Shizuoka. Di acara ini tim seni budaya Indonesia ikut ambil bagian. (Foto: Kemendikbudristek)

Panggung

Tampil di WWF 2021, Tim Seni Budaya Indonesia Pukau Warga Shizuoka
Khocil Birawa debut single Salam Jempol dan Sarapan. (Foto: Agoes Jumianto)

Panggung

Wartawan Kawakan Khocil Birawa Debut Single ‘Salam Jempol’ dan ‘Sarapan’