NYATANYA.COM, Kulon Progo – Bupati Kulon Progo Drs.H.Sutedjo resmi launching Aplikasi Pemilihan OSIS (Pemilos) bersama Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kulon Progo dan Balai Pendidikan Menengah (Dikmen) di Command Room, Dinas Kominfo Kulon Progo, Kamis (1/10/2021).
Launching pemilos dilakukan secara live streaming YouTube dan video conference, yang melibatkan 73 sekolah terdiri dari SMA/K/MAN di Kulon Progo dan SMP/MTS se-Kabupaten Kulon Progo.
Ketua KPU DIY Hamdan Kurniawan mengatakan Pemilos serentak ini adalah awalan yang baik untuk mengajarkan bagaimna melaksanakan proses-proses demokrasi sejak dini, yang di adakan untuk membentuk kepedulian dalam hal politik.
“Dalam hal ini melibatkan pihak untuk pelaksanaaan Pemilos serentak baik itu mereka yang menjadi petugas, khususnya para pemilih yang memilih pengurusan OSIS . Dalam demokrasi terdapat nilai-nilai transparansi, partisipasi dan nilai akuntabilitas. Sehingga diharapkan dari Kulon Progo nantinya tumbuh benih demokrasi yang dimulai dari anak-anak muda” Ucap Hamdan.
Hamdan meyakini dengan Pemilos daring tahun ini, yang memenuhi ketiga unsur transparansi, partisipasi dan akuntabilitas dapat dilihat dari hasilnya yang bisa diketahui secara bersama-sama terbuka tidak ada manipulasi, terkait hasil dan bisa diterima oleh semua pihak.
Sehingga timbul kepercayaan tidak hanya terhadap hasil dari Pemilos itu sendiri. Terlebih di era Information technology (IT), dapat di pertanggung jawaban hasilnya, bisa menerima dengan baik.
Pendidikan demokrasi yang sangat baik karena legowo menerima kekalahan itu sesuatu yang harus terus di pupuk, dikampanyekan karena setiap kompetisi pasti ada yang kala dan menang.
Hal ini juga bertujuan untuk mengetahui pentingnya bagaimana memilih pemimpin. Karena proses pemilih ini saja harus didasari dengan integritas baik itu penyelenggara pemilunya adalah konteks ini panitia pemilih OSIS-nya harus betul-betul dilaksanakan secara profesional dan integritas.
Dalam sambutannya Ketua Devisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih Partisipasi Masyarakat I Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi, ST, SH, M.Si. menyampaikan dalam proses Pemilos ini, meyakini bahwa kita semua akan belajar bersama.
Bagaimana memilih pemimpin yang terbaik, bagaimana menyelenggarakan pemilu itu sendiri dalam Pemilos, dan bagaimana berpartisipasi menjadi penting dalam sebuah pemilihan OSIS ataupun nanti adik-adik akan menjadi pemilih Pilkada nantinya.
“Pemilihan OSIS dimasing-masing tingkatan adalah salah satu implementasi demokrasi, pemilihan dapat dilaksanakan secara jujur adil dan bermartabat dengan tingkat partisipasi tinggi dan berkualitas. Karena siswa dan siswi, baik yang menjadi kandidat maupun peserta adalah masa depan demokrasi yang telah menyelenggarakan proses demokrasi itu dimulai dari tingkat sekolah, sejalan dengan perkembangan waktu adalah calon-calon pemimpin” Imbuhnya
Bupati Kulon Progo Drs.H.Sutedjo mengapresiasi kepada KPU Kulon Progo atas terselenggaranya kegiatan ini. Bupati berharap kegiatan ini membawa manfaat nagi masing-masing sekolah untuk mendapatkan pengurus OSIS yang amanah dan sekaligus memberikan pendidikan demokrasi kepada peserta didik.
“Dalam upaya memberikan Pendidikan Pemilih kepada pemilih pemula dan komunitas muda sejak dini, KPU Kabupaten Kulon Progo mengambil bagian sebagai media pengawalan terhadap Pemilu Siswa atau Pemilihan Ketua OSIS di sekolah” Ucap Sutedjo.
Selain itu, yang tidak kalah pentingnya adalah bahwa sebuah proses demokrasi tetap dapat berjalan di tengah Pandemi ini yang tidak memungkinkan untuk melaksanakan Pemilihan OSIS secara langsung.
Usai melakukan launching, Wakil Bupati Kulon Progo Fajar Gegana menyapa sejumlah perwakilan Panitia Pemilih OSIS (PPO) untuk menanyakan kegiatan Pemilos yang dilakukan secara serentak.
Pemilos adalah miniatur pemilu sebagai sarana para siswa belajar tentang demokrasi dan pemilu. diharapkan dapat memberi efek kejut yang membesar dan meluas tentang peristiwa pemenuhan hak siswa sekolah untuk memilih ketua OSIS , dibutuhkan sebuah upaya untuk memperluas gema tentang pelaksanaan miniatur Pemilu yang dilakukan oleh siswa sebagai upaya pembelajaran berdemokrasi. (*)