NYATANYA.COM, Jakarta – PT Angkasa Pura/AP I (persero) bersiap mengantisipasi cuaca ekstrim, yang diperkirakan akan melanda sejumlah wilayah di Indonesia.
Langkah antisipasi dilakukan untuk mendukung keselamatan dan keamanan penerbangan di bandara-bandara yang dikelola oleh perusahaan.
“AP I akan berkoordinasi dengan seluruh stakeholders terkait di bandara seperti Kantor Otoritas Bandara, BMKG, AirNav Indonesia, seluruh maskapai, dan pihak ground handling untuk memastikan langkah-langkah antisipasi penanganan bagi pesawat udara dan pengguna jasa bila terjadi cuaca ekstrim yang berpotensi mengganggu operasional penerbangan,” ujar Direktur Utama AP I, Faik Fahmi, Selasa (22/2/2022).
Selain itu, AP I juga akan mengandalkan penggunaan teknologi yang mendukung operasional dan pelayanan melalui airport operations control center (AOCC).
AOCC berfungsi sebagai control center untuk mengawasi aktivitas operasional di sisi udara (airside), dan sisi darat (landside), serta mencakup seluruh aktivitas kedatangan dan keberangkatan di bandara.
AOCC juga hadir sebagai wadah kolaborasi seluruh pemangku kepentingan di bandara yang terdiri dari unsur 4A yaitu airport operator, airline operators, air navigation, dan authorities seperti BMKG, Bea Cukai, Imigrasi, dan KKP.
Keberadaan seluruh perwakilan pemangku kepentingan dalam satu ruangan ini merupakan pelaksanaan airport collaborative decision making (A-CDM) sehingga mampu berdampak positif terhadap pembuatan keputusan bersama mengenai berbagai hal operasional dan pelayanan yang dapat diambil secara cepat dan tepat terhadap suatu peristiwa, tidak terkecuali saat menghadapi cuaca ekstrim.
Untuk area airside, beberapa upaya antisipasi dilakukan dengan meningkatkan pemeriksaan rutin di area landasan pacu, taxiway dan apron untuk memastikan tidak adanya genangan air saat menghadapi hujan dengan intensitas tinggi.
Pemeriksaan juga dilakukan untuk memastikan instrumen-instrumen pendukung seperti approach light, runway edge light, apron light, sequence flashing light (SQFL), dan wind cone berfungsi dengan normal tanpa mengalami gangguan.
Sedangkan untuk area landside, upaya antisipasi dilakukan dengan mempersiapkan skenario pengaturan ruang tunggu di terminal untuk menghindari terjadinya penumpukan penumpang jika terdapat penerbangan yang mengalami keterlambatan atau delay akibat cuaca buruk.
Pengaturan ruang tunggu diperlukan untuk tetap memastikan penerapan protokol kesehatan Covid-19 berjalan dengan optimal dan tetap menjaga kenyamanan bagi seluruh penumpang.
“Melalui upaya-upaya antisipasi yang dilakukan AP I bersama seluruh stakeholders, diharapkan dapat mendukung penerapan prinsip safety, security, service dan compliance untuk keselamatan penerbangan,” tambah Faik Fahmi.
Sebagai informasi, pada 21 Februari 2022 lalu, BMKG mengeluarkan prediksi terhadap potensinya cuaca ekstrem yang akan melanda sejumlah wilayah Indonesia seperti fenomena hujan es, hujan disertai angin kencang dan angin puting beliung hingga Maret-April 2022.
(N1)
Sumber: InfoPublik.id