NYATANYA.COM, Magelang – Mengantisipasi bencana erupsi Gunung Merapi, warga di Kawasan Rawan Bencana (KRB) 3 melakukan aksi penanaman pohon di kawasan bantaran Sungai Bebeng, Wilayah Desa Kemiren Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang, Jumat (4/2/2022).
Kepala Dusun Kemiren, Triyono mengatakan, aksi tanam pohon tersebut dilakukan untuk memperkuat tanggul alami yang selama ini diyakini menjadi pelindung warga dari ancaman awan panas maupun banjir lahar dingin.
Komitmen mengembalikan tanggul alami itu lantas ditegaskan dengan kegiatan penanaman sejumlah bibit pohon sengon di bekas tebing tersebut.
“Kegiatan hari ini hasil rapat warga mengembalikan fungsi tanggul alami yang dirasakan nanti bisa membuat bahaya kalau nanti tidak dikembalikan. Dulu ini tebing tanggul alami untuk (pemukiman) warga,” kata Triyono di sela kegiatan penghijauan tersebut.
Diceritakan Triyono, tahun 2018 lokasi penghijuan dijadikan untuk akses pengangkutan material dari aktivitas normalisasi sungai. Kemudian pada 2019 normalisasi sudah selesai sehingga warga berupaya mengembalikan lagi keberdaan fungsi tanggul alami tersebut.
Aksi penanaman pohon tersebut sebagai upaya warga sekitar untuk memperkuat tebing sungai Bebeng, yang selama ini diyakini mampu melindungi warga dari ancaman bahaya dampak erupsi Gunung Merapi, baik dari ancaman luncuran awan panas guguran maupun banjir lahar dingin dari puncak Gunung Merapi.
Rencananya, penanaman akan terus dilakukan di bantaran sungai mengingat ancaman erupsi Gunung Merapi di sisi barat daya atau tepatnya hulu Sungai Bebeng ini masih berlangsung hingga saat ini. Warga khawatir banyaknya material vulkanik yang dikeluarkan saat erupsi dapat mengancam keselamatan warga sekitar.
“Kalau (tebing) tidak dikembalikan lagi (jadi tanggul alami), ketika ada banjir lahar dingin, banjirnya bisa mencapai ke perkampungan warga,” ungkap Triyono.
Selain penghijauan warga juga berencana membangun talud permanen di sekitar lokasi tebing yang bernama Begho Pendem ini. Fungsi talud itu untuk mengurangi resiko tanah tebing longsor tergerus air hujan maupun aliran air sungai Bebeng.
(N1)