NYATANYA.COM, Kulon Progo – Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta yang sedang menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) memberikan pelatihan pemanfaatan limbah rumah tangga menjadi pupuk organik kepada masyarakat di Padukuhan Dukuh, Banjarasri, Kalibawang, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kegiatan ini dilaksanakan pada Rabu, 19 Februari 2025, dan dihadiri oleh 30 warga setempat.
Pelatihan ini dipandu oleh Siti Kurnia Widi Hastuti, SKM., MPH., dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UAD, yang juga bertindak sebagai Dosen Pembimbing Lapangan (DPL). Tim mahasiswa KKN UAD Unit IX.B.1 terdiri dari 8 orang, yaitu Mita Puspitasari, Abdul Mukri, Isti Putri Wulandari, Bestan Habibie Ilhamsyah Hardjana, Winda Nurmelisa, Viana Tri Cahyaningrum, Fendri Amanda dan Syunitta Aulia Lambretta.
Materi pelatihan mencakup cara pembuatan komposter lindi dari sampah rumah tangga, edukasi dampak sampah terhadap kesehatan dan lingkungan, cara memilah sampah organik dan anorganik, pembuatan dan pemanfaatan kompos organik dan pembuatan EM4 dari sampah sisa dapur.
Widi Hastuti menjelaskan, tujuan utama pelatihan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam mengolah sampah organik rumah tangga menjadi pupuk kompos. “Kami ingin meningkatkan motivasi warga untuk memanfaatkan sampah organik, terutama dari sisa dapur dan tanaman di sekitar rumah, sebagai pupuk kompos organik,” ujarnya.
Selain itu, pelatihan pembuatan pupuk organik oleh mahasiswa KKN UAD ini menjadi langkah nyata dalam mengatasi permasalahan sampah rumah tangga di Padukuhan Dukuh. “Dengan meningkatnya pengetahuan dan keterampilan masyarakat, diharapkan dapat tercipta lingkungan yang lebih sehat dan produktif,” ungkapnya.
Mita Puspitasari, penanggung jawab program, menekankan bahwa sampah dapur bukanlah masalah sepele. “Sampah dapur adalah hasil aktivitas manusia yang harus dikelola dengan baik. Jika tidak, sampah tersebut dapat menjadi sumber penyakit dan masalah kesehatan masyarakat,” katanya.
Sukardi, selaku Dukuh di Padukuhan Dukuh, menyampaikan harapannya agar masyarakat dapat memahami dan mempraktikkan ilmu yang didapat dari pelatihan ini. “Dengan memanfaatkan sampah rumah tangga menjadi pupuk organik, kami berharap dapat mendukung kegiatan pertanian warga,” kata dia.
Lebih lanjut, Widi Hastuti menuturkan, sampah dapur seperti sisa masakan, kulit buah, sisa sayuran, sisa nasi dan cangkang telur seringkali dibuang begitu saja. Padahal, jika dikelola dengan baik, sampah tersebut dapat memiliki nilai ekonomis dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
Menurut dia, pelatihan ini tidak hanya memberikan solusi ramah lingkungan, tetapi juga menawarkan nilai ekonomis. “Dengan mengolah sampah rumah tangga menjadi pupuk organik, masyarakat dapat mengurangi biaya pembelian pupuk kimia sekaligus menjaga kelestarian lingkungan,” ucapnya. (*)