NYATANYA.COM, Yogyakarta – Persoalan air menjadi masalah yang memerlukan perhatian khusus, terutama pada musim penghujan.
Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta terus berupaya menanggulangi pencemaran dan memantau curah air hujan terutama di empat sungai yang ada di Kota Yogyakarta.
Hasil pemantauan Indeks Kualitas Air (IKA) di tahun 2022 mencapai 38,42 persen lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2021 yang mencapai 38,44 persen.
Kepala Bidang Perencanaan Pengendalian Lingkungan Hidup DLH Kota Yogyakarta Feri Edi Sunantyo mengatakan saat ini, untuk mendapatkan air yang baik sesuai dengan standar saja sudah cukup sulit, karena di beberapa sungai air sudah banyak tercemar oleh bermacam-macam limbah dari berbagai hasil kegiatan manusia sehingga menyebabkan kualitas air menurun, begitupun dengan kuantitasnya.
Saat ini kondisi empat sungai di Kota Yogyakarta seperti Sungai Gajahwong, Sungai Manunggal, Sungai Code, Sungai Winongo memiliki karakteristiknya sendiri-sendiri.
“Dari keempat sungai ini Sungai Code tampaknya lebih stabil karena adanya program Madep Munggah Mundur (3M) membuat masyarakat bertanggung jawab atas kebersihan sungai sehingga lebih baik dari ketiga sungai lainnya,” jelasnya seperti dikutip dari portal resmi Pemkot Yogya, Minggu (25/9/2022).
Pihaknya menjelaskan untuk sungai manunggal walaupun kecil tetapi memiliki resiko tinggi karena lokasinya yang sempit pendek dan padat penduduk.
Untuk sungai winongo bantarannya menarik, memiliki tebing talud tinggi dan rendahnya bantaran sehingga kuantitas jumlah air cenderung stabil.
Dengan demikian peran pemerintah dalam hal ini melakukan kegiatan rutin dengan mencegah adanya limbah-limbah industri masuk ke badan air sungai, ini menjadi tantangan pemerintah untuk terus mengendalikan dan memantau terutama saat musim penghujan.
“Dari hulu sampai hilir semoga selalu kompak, keterpaduan didukung oleh peran masyarakat. Kalau pemerintah sendiri tidak dapat melengkapi karena kembali lagi adanya bencana banjir juga dari perilaku masyarakat yang membuang sampah tidak pada tempatnya. Kita rutin melakukan kebersihan untuk menjaga kondisi sungai maupun untuk kualitas air sendiri,” ujarnya.
Ia mengungkapkan untuk menangani empat sungai yang ada di Kota Yogyakarta maka 40 personil ikut memantau yakni di sungai winongo ada 10 personil dibagi menjadi dua tim, sungai manunggal lima personil, sungai code 15 personil dibagi menjadi tiga tim, sungai gajahwong 10 personil dibagi dua tim. Personil ini bertugas untuk menjaga kebersihan aliran sungai.
“Mereka juga menyiapkan kantong untuk menampung kotoran di permukaan air di saat siang hari lalu ditimbang dan dilaporkan sesuai data jumlah kotoran sampah dan dikirim ke TPS,” jelasnya.
Selain itu juga memberikan peringatan dini hujan turun tim memantau hulu ke hilir agar cepat terdeteksi dengan saling berkoordinasi agar dapat mengantisipasi adanya bencana.
“Harapannya pemerhati masyarakat di daerah aliran sungai mentaati peraturan yang ada, dilarang membuang sampah apapun di aliran sungai, menjaga kondisi saluran air limbah hujan agar terjaga, menghindari terjadinya pencemaran limbah di rumah tangga,” jelasnya.
Sementara itu, Sub Koordinator Pengawasan Lingkungan Hidup
DLH Kota Yogyakarta Intan Dewani mengungkapkan, indeks kualitas air ini dinilai dengan delapan parameter.
Hingga saat ini sungai di Kota Yogyakarta kecenderungan semakin turun, kualitas air ini tidak berpengaruh kepada musim hujan dan kemarau.
“Berdasarkan Indeks Kualitas Air (IKA) dari tahun sebelumnya, parameter dominan indeks air cenderung semakin turun. Kami terus melakukan pemantauan kualitas air dengan pengambilan sampel, mendampingi dan menganalisa. Kami juga memantau kualitas air di empat sungai dengan 19 titik setiap triwulan,”ujarnya.
Ia berharap, masyarakat ikut membantu agar kualitas lingkungan semakin baik terutama kualitas air di empat sungai yang ada di Kota Yogyakarta.
(Hes/N1)