NYATANYA.COM, Jakarta – Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN) Kukuh S. Achmad menyampaikan, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia.
Data BPS (2020) menunjukkan, saat ini jumlah UMKM Indonesia sebanyak 64 juta yang berkontribusi 60% dari total PDB Indonesia, serta menyerap 97% tenaga kerja.
Namun diakuinya, kontribusi UMKM terhadap ekspor masih rendah sebesar 14,37%, masih tertinggal dengan negara-negara APEC yang dapat mencapai 35%.
Sampai saat ini 86% pelaku ekspor masih didominasi usaha besar dan fakta menyebutkan bahwa UKM sulit menembus pasar ekspor, karena berbagai kendala di antaranya minimnya pengetahuan tentang pasar luar negeri, kualitas/muut produk karena belum berstandar, kapasitas produksi, biaya sertifikasi yang tidak murah, hingga kendala logistik.
“Upaya untuk meningkatkan mutu produk UMK adalah dengan menerapkan standar. Penerapan standar terbukti meningkatkan mutu produk UMK dan juga dapat menekan biaya produksi menjadi lebih efisien, sehingga mutu produk meningkat dan harga jual produk menjadi lebih kompetitif. Dengan bekal ini, produk UMK akan mampu bersaing dan mengakses pasar yang lebih luas termasuk pasar ekspor,” ucap Kepala BSN, Kukuh S. Achmad dalam sambutan pembukaan Festival Produk UKM ber-SNI di Thamrin 10 Food & Creative Park, Jakarta, Sabtu (26/3/2022).
BSN sebagai Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang melaksanakan tugas dan tanggung jawab di bidang standardisasi dan penilaian kesesuaian, terus berupaya meningkatkan daya saing produk UMK Nasional melalui penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI).
“Sampai saat ini, dalam kurun waktu 5 tahun, BSN telah mendampingi secara langsung lebih dari 1000 UMK yang tersebar di seluruh Indonesia dalam penerapan SNI dimana 177 diantaranya sudah mendapatkan sertifikasi SNI, lebih dari 20 UMK di antaranya telah mampu menembus pasar ekspor,” terangnya.
Disebutkan, Presiden Joko Widodo menyinggung tentang kesulitan UKM dalam proses mendapatkan sertifikasi SNI yang ruwet, mahal dan menjadi penghambat produk UKM untuk dapat masuk dalam e-katalog.
Menjawab tantangan tersebut BSN kemudian menggandeng tokomutu.com sebagai platform pasar digital untuk meningkatkan akses pasar sekaligus mempermudah UKM dalam mendapatkan sertifikasi SNI.
“Upaya mendorong perluasan akses produk UMK ke pasar adalah pengembangan ekosistem digital untuk produk UMK ber-SNI. Tokomutu.com yang diinisiasi oleh PT Toko Mutu Indonesia hadir untuk menjadi etalase digital produk berSNI guna membantu pemasaran produk di pasar lokal dan global,” ujarnya.
BSN mendukung inisiatif PT. Toko Mutu Indonesia dalam memperluas akses pasar produk UMKM berSNI dengan antara lain membangun galeri elektronik tokomutu.com sebagai etalase digital produk UMK ber-SNI.
Acara Festival Produk UMK Ber-SNI ini yang sekaligus meresmikan tokomutu.com merupakakan salah satu upaya BSN dalam memfasilitasi para UMKM penerap SNI untuk mempromosikan produknya dan meningkatkan akses pasarnya.
Festival ini menghadirkan produk-produk berkualitas berstandar SNI maupun internasional dari 35 UKM dari Aceh, Pekanbaru, Padang, Palembang, Bandung, Jakarta, Surabaya, Bogor, Bali, Makassar sampai Tidore.
Jenis produknya beragam mulai dari makanan seperti, bakso ikan, pempek, rendang, kopi, serbuk jahe, air minum dalam kemasan, mainan anak, sepeda, modul sepeda listrik, kain tenun dan produk kerajinan, sebagai representatif dari 560 UKM ber-SNI yang telah tergabung pada tokomutu.com pada saat ini.
Tujuan Kegiatan Festival Produk UMK Ber-SNI, antara lain: a) Mempromosikan produk UMK Ber-SNI yang aman dan berkualitas kepada masyarakat; b) Memberikan motivasi kepada UMKM lain bahwa menerapkan SNI tidak sulit; c) Mengkampanyekan Bangga Buatan Indonesia dan Bangga Memakai SNI serta mendorong masyarakat untuk memilih produk UMK ber-SNI; d) Meningkatkan kerja sama pemerintah, BUMN, pihak swasta dan pelaku usaha untuk meningkatkan akses pasar produk UMK melalui penerapan SNI (standar) dengan mengupayakan masuknya produk UKM ke program Bela Pengadaan, e) Memfasilitasi Business-Matching Produk UMKM.
Ia menambahkan, upaya ini menjadi salah satu upaya BSN dalam meningkatkan penerapan SNI di Indonesia dan meningkatkan daya saing produk Indonesia di tingkat nasional maupun global.
“BSN sudah 25 tahun berkontribusi membangun negeri melalui kegiatan SPK. Dalam momentum ini, BSN juga akan melaunching buku SNI Untuk Perlindungan dan Daya Saing. Sejak dibentuk pada tahun 1997. BSN telah menjalankan tugas pemerintah di bidang standardisasi dan penilaian kesesuaian di indonesia, selama 25 tahun, BSN hadir untuk memberikan kontribusi bagi perlindungan masyarakat, serta peningkatan daya saing bangsa,” ungkapnya.
(N1)
Sumber: InfoPublik.id