NYATANYA.COM, Karanganyar– Kondisi bangunan Terminal Gondangrejo saat ini dalam keadaan yang sangat memprihatinkan. Bangunan terminal tersebut tampak lengang karena banyak kios yang ditinggalkan pedagangnya. Disisi lain atap kanopi juga sudah banyak yang jebol. Sehingga keadaan itu menjadikan sedikitnya kendaraan angkutan umum yang memanfatkan terminal sebagai fasilitas.
Tim Dishub Karanganyar yang meninjau lokasi Terminal Gondangrejo pada Senin (24/7/2023) langsung melakukan tindakan pencegahan sebisanya, supaya atap keropos tak menimpa warga sekitar.
“Atap kanopinya sudah jebol-jebol. Rangkaian besi saya suruh diturunkan saja. Daripada nanti menimpa orang di bawahnya. Ini sudah parah,” kata Kepala Bidang Prasarana dan Keselamatan Dishub Karanganyar, Tri Hastuti Isnaini kepada wartawan di lokasi terminal.
Tinjauan tim Dishub ke Terminal Gondangrejo sebenarnya untuk mengurus administrasi kepala terminal yang purna tugas. Saat di lokasi, tim sekaligus mendokumentasi kondisi terkini terminal yang terletak di tepi ruas Jl Solo-Purwodadi Desa Tuban Gondangrejo.
Jebolnya atap lengkung dan kanopi dibarengi cat mengelupas pada dinding dan kebocoran talang di kantor kepala terminal. Untuk memperbaikinya, Tutik sapaan akrabnya, menyebutnya mustahil di tahun ini maupun tahun depan.
“Tahun ini saja untuk memelihara terminal hanya Rp24 juta. Itu habis buat ngecat, ganti teralis kantor dan penggantian kecil-kecil. Itu untuk 10 terminal. Tahun depan bahkan nol rupiah yang dianggarkan untuk pemeliharaan terminal,” katanya.
Padahal kebutuhan dana perbaikan kanopi Terminal Gondangrejo dibutuhkan Rp250 juta. Sedangkan di sembilan terminal lainnya, kondisi fisiknya lebih baik. Meski, geliatnya juga tak jauh beda. Hampir semua potensi pendapatan di sektor terminal nihil.
“Di Terminal Gondangrejo saja, 26 kios mangkrak. Penyewa sudah enggak kembali lagi setelah pandemi kemarin. Hanya ada satu bus Laju Prima yang masuk ke terminal. Itu pun sekali sepekan. Terminal lain sama. Sepi keluar masuk bus dan kios terminal tutup,” katanya.
Kasi Keselamatan Dishub Karanganyar, Maryani mengatakan keberadaan terminal bus dan angkutan umum tetap dipertahankan kendati makin sepi. Alasannya, pemerintah wajib menyediakan layanan publik di bidang angkutan.
“Memang biaya operasional terminal tinggi. Pemeliharaan, gaji THL, tagihan listrik, air dan sebagainya. Sedangkan PAD di terminal nyaris enggak ada. Tapi terminal tetal harus tersedia karena itu layanan publik,” katanya. (*)