Home / Plus

Minggu, 1 Mei 2022 - 16:06 WIB

Bening Craft Sukses Olah Sampah Kaca Jadi Produk Kerajian yang Wah dan Sumber Cuan

Titi Pratistiyani dan suami, Suparjo, merintis usaha kerajinan dengan bendera Bening Craft. (Foto: Humas Pemkot Yogya)

Titi Pratistiyani dan suami, Suparjo, merintis usaha kerajinan dengan bendera Bening Craft. (Foto: Humas Pemkot Yogya)

NYATANYA.COM, Yogyakarta – Kampung Minggiran yang terletak diujung selatan kelurahan Suryodiningratan, Kemantren Mantrijeron, Kota Yogyakarta memiliki ragam potensi Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM).

Ada yang bergerak di bidang batik baik sibori, jumputan, ecoprint maupun cap, tulis dan printing.

Ada juga yang bergerak di pertanian dengan kampung sayur dan lorong sayurnya serta kebun sayur yang lengkap dengan pembibitan dan magot.

Selain itu ada juga kuliner berupa makanan tradisional, minuman tradisional yang dikelola secara kelompok maupun individu.

Salah satu ciri warga Minggiran adalah Kreativitas dan inovasi yang kental dalam mensikapi keadaan perubahan ekomomi baik karena pengaruh pandemi Covid-19 maupun persaingan usaha yang melahirkan peluang dalam ceruk baru pemasaran.

Baca juga   Hadiri Natalan MPW YPII, Heroe Ajak Masyarakat Waspada dan Disiplin Prokes

Adalah pasangan suami istri Suparjo dan Titi Pratistiyani yang melihat peluang pemanfaatan botol kaca bekas untuk diolah menjadi produk kerajinan yang punya nilai seni dan nilai jual. Di tahun 2020 mereka mulai merintis usaha dengan nama Bening Craft

“Kaca dari pemulung dibersihkan lalu dipotong, diwarna dan diolah menjadi aneka kerajinan seperi vas bunga, tempt lilin, tempat pensil, aneka lampu hias,” kata Titi.

Potongan botol kaca tersebut juga dikombinasikan dengan barang bekas yang lain bisa menjadi lampu industrial.

Kombinasi tersebut juga bisa dilakukan dengan barang bekas lain seperti: pompa air, sepeda, helm. Dimana semua barang bekas tersebut sudah tidak bisa dipergunakan sesuai dengan fungsinya.

Baca juga   Disbud Kota Yogya Gelar Wayang Sejarah "Amanat 5 September"

Target pasar kami adalah cafe atau hotel yang akan memperindah ruangannya dengan interior unik namun apik dan perorangan yang membutuhkan hiasan atau souvenir untuk diberikan pada sanak kerabatnya.

“Konsumen untuk lampu industrial tersebar di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bali yang rata-rata digunakan untuk hiasan hotel atau cafe bahkan ada buyer dari Australia,” urai Titi.

Sementara untuk konsumen lokal lebih banyak ke produk tempat lilin yang dihargai dari Rp10 ribu hingga ukuran besar dengan harga jutaan rupiah.

Saat ini Bening Craft dengan 3 karyawan terus berproduksi dan berinovasi dalam ragam desain agar tidak ketinggalan dengan pesaing dan makin diminati oleh konsumen dan pecinta seni.

(*/N1)

Share :

Baca Juga

Cahyo Yusuf Hermawan dan kreasi lampunya banyak diminati pasar hingga luar daerah. (Foto:Mc.Kota Malang)

Plus

Cahyo Sukses Meraup Rupiah dari Kreasi Lampu Neon Elwire
Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming mengajak anak muda untuk cinta batik. Foto: Kominfo Solo

Plus

Wali Kota Gibran Rakabuming Dorong Anak Muda Cinta Batik
(Foto: Istimewa/InfoPublik)

Plus

Ini Tips Sederhana dari OJK agar Tak Terperangkap Investasi Bodong
Kipas tangan produksi Samtana yang dibuat secara handmade ini tidak hanya unik, namun juga bernilai seni tinggi. (Foto: MC Kota Malang)

Plus

Kipas Unik Asal Kota Malang Ini Sukses Rambah Pasar Internasional
Kapten Mustofa. (Foto: istimewa)

Plus

Kapten Mustofa: Demi Masa Depan Penderitanya, Terapi Banyu Urip Harus Diapresiasi
Dekoruma Experience Center Yogyakarta hadirkan beragam pilihan furnitur dan aksesoris bergaya Japandi. (Foto: Agoes Jumianto)

Plus

Dekoruma Buka Showroom Pertama di Yogyakarta, Hadirkan Beragam Pilihan Furnitur dan Aksesoris Bergaya Japandi
Desa Karangrejo Kecamatan Borobudur Magelang menjadi salah satu desa pilot project smart village. (Foto: humas/beritamagelang)

Plus

Mantul Lur, 25 Desa di Magelang Jadi Pilot Project Smart Village
Santripreneur Award 2021 yang diselenggarakan oleh Santripreneur Indonesia ini melombakan para santripreneur dalam tiga kategori yakni Kuliner, Industri, Perdagangan dan Jasa, serta Kreatif. (Foto: Biro Komunikasi Kemenparekraf)

Plus

Menparekraf Berharap “Santripreneur Award” Jadi Pioner Pengembangan Kewirausahaan Indonesia