NYATANYA.COM – Bening tinggal di pinggir hutan bersama neneknya. Gadis kecil itu hidup menyatu dan bersahabat dengan alam. Ia membantu neneknya menanam aneka sayuran, mengumpulkan buah dan tanaman obat, juga kayu kering untuk kayu bakar. Selain dipakai sendiri, sayuran, tanaman obat, kayu bakar dan buah-buahan itu juga dijual ke pasar.
Bening sangat mencintai alam sekitarnya. Tak sekalipun dia melukai binatang yang hidup di hutan itu. Ia bersahabat dengan banyak binatang hutan. Gadis desa sederhana itu juga lembut hati. Ia menolong anak rusa yang patah kaki karena terjerat akar kayu saat lari karena takut pada harimau yang tiba-tiba muncul tak jauh darinya.
Anak rusa itu dirawat dan diobatinya sampai sembuh dan kemudian dilepaskan lagi di tempat dahulu anak rusa itu ditemukan. Betapa bahagia hati Bening ketika anak rusa itu memandangnya dengan mata sayu, lalu mencium tangannya beberapa kali seakan mengucapkan terimakasih padanya. Seumur hidup rusa itu tidak akan lupa akan pertolongan Bening kepadanya.
Suatu hari empat anak seumuran Bening datang ke pinggir hutan itu. Rupanya mereka anak kota yang ingin jalan-jalan di daerah itu. Mereka ingin masuk ke hutan dan melihat semua yang ada di sana. Di pinggir sungai mereka bertemu Bening dan berkenalan dengannya. Jadilah Bening pemandu mereka.
Dengan gembira mereka berjalan memasuki hutan. Bening di depan, menceritakan banyak hal kepada teman-teman barunya. Alangkah takjub hati mereka ketika bertemu dengan anak rusa yang dulu pernah ditolong oleh Bening. Betapa anak rusa itu dengan manja menggosok-gosokkan kepalanya di badan anak perempuan itu.
Namun tak berapa lama kemudian suasana gembira itu berubah jadi ketakutan. Auman harimau terdengar keras di dekat mereka. Bening sudah meminta teman-teman barunya untuk tetap diam di tempat agar harimau itu tidak mengejar. Namun Alex, salah seorang di antara teman baru itu, malah lari begitu melihat harimau muncul. Akibanya, harimau itu mengejarnya. Bening jadi cemas. Akankah Alex celaka oleh harimau yang mengejarnya?
“Buku cerita anak dapat memotivasi dan menumbuhkan rasa percaya diri, rasa ingin tahu, jujur dan suka menolong, saling menghormati, menghargai dan menyayangi sehingga memperkuat ikatan anak bangsa,” kata Ratri Gunariyanti, guru SMPN I Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua.
Perempuan ini lahir di Merauke, 30 Maret 1979. Di samping menulis buku cerita anak-anak berjudul Kisah Lima Sahabat, ia juga telah menerbitkan dua buku, Sebuah Ketulusan dan Rara. Ketiga buku ini diterbitkan oleh Pustaka Anak, Yogyakarta.
Anak memperoleh penguasaan dan pemahaman terkait pengetahuan kognitif pertama kali melalui pengalaman pembelajaran di rumah. Penerapan karakter secara tidak langsung terjadi di dalamnya. Persoalannya, kadang orangtua terlalu mendominasi anak dengan berbagai larangan.
Literasi tidak melulu bermakna membaca buku, namun membaca atau mendengarkan cerita anak merupakan bagian dari tahap awal seorang anak menumbuhkan karakter, khususnya anak usia sekolah dasar.
Dengan teknologi informasi yang berkembang pesat, apabila anak tidak dibiasakan dengan literasi yang baik maka mereka akan dapat terjebak dalam hegemoni media sosial dan melakukan kegiatan-kegiatan yang kurang bermanfaat. Anak akan menjadi pribadi yang asing di lingkungan masyarakatnya.
“Cerita anak dapat menghadirkan kebijaksanaan pada seseorang melalui karakter-karakter tokoh yang dihadirkan di dalam cerita. Jaadi ada keterkaitan antara literasi cerita anak dengan pembentukan karakter anak. Dengan membaca cerita, anak-anak akan memperoleh banyak manfaat, seperti meningkatnya kemampuan berbahasa, daya imajinasi, dan daya ingat. Banyak hal baru dapat diperkenalkan pada anak, di samping manfaat utamanya, membangkitkan minat baca si anak,” kata Ibu Guru yang suka bercerita ini menutup perbincangan.
Murid-murid tampak sudah menunggu di kelas. Wajah mereka begitu gembira ketika melihat ibu guru itu berjalan mendatangi kelas mereka. (Aja)