Home / Panggung

Senin, 17 April 2023 - 08:54 WIB

Berbuah Enam, Patung Karya Yusman yang Didedikasikan bagi Kota Kelahiran Keduanya Yogyakarta

Yusman dengan karyanya Berbuah Enam yang dipamerkan dalam Pameran Seni Rupa Hamemayu Bhumi Ngayogyakarta. (Foto: Teguh Priyono)

Yusman dengan karyanya Berbuah Enam yang dipamerkan dalam Pameran Seni Rupa Hamemayu Bhumi Ngayogyakarta. (Foto: Teguh Priyono)

NYATANYA.COM, Yogyakarta – Yogya bagi Yusman, pematung enam presiden merupakan tanah kelahiran keduanya, setelah tanah kelahirannya Sukamenanti, Pasaman, Sumatera Barat.

“Yogyakarta bagi saya adalah tanah kelahiran dalam membentuk diri hingga jadi seperti saat ini,” ucap Yusman di sela Pameran Seni Rupa Hamemayu Bhumi Ngayogyakarta yang berlangsung di Museum Sonobudoyo Yogyakarta, baru baru ini.

Dijelaskan Yusman, sebagai orang yang ditempa dan dibesarkan dalam berkarya dengan keistimewaan budaya sehingga membentuk kepribadian dan karya karya yang tidak dapat lepas dari perjalanan Yogyakarta sebagai kota Budaya, Pendidikan, Pariwisata, Perjuangan, Pelajar, kota Republik dan Batik.

Dalam pameran Seni Rupa Hamemayu Bhumi Ngayogyakarta dalam rangka memperingati lahirnya UUK ini, Yusman memajang karya pribadi yang memiliki konsep Keistimewaan Yogyakarta yang didukung oleh eksistensi dua kerajaan Kasultanan Ngayogyakarta dan Kadipaten Pakualaman yang memiliki kesejarahan panjang hingga terwujudkan Keistimewaan saat ini.

Selain itu menurut Yusman, berbagai predikat yang membuat nama Yogyakarta masyur dan harum dikenal berbagai bangsa bangsa dunia.
Tidak lepas dari eksistensinya sebagai kota Pelajar dan Pendidikan, Budaya, Pariwisata, Perjuangan dan Kota Republik dan predikat bergengsi dari Unesco sebagai kota warisan budaya batik dunia.

“Berbuah Enam ini konsep karya tentang keistimewaan Yogyakarta yang saya dedikasikan bagi kota telah memberikan banyak pelajaran kehidupan sebagai seorang seniman untuk berkarya dari mulai nol hingga capaian saat ini,” tutur suami Murti Yuni Anawati (Nunik).

Patung setinggi 375 Cm berbahan alumunium ini menggambarkan semangat bertumbuhnya enam keistimewaan dalam pandangan Yusman yang menjulang menuju fokus meruncing naik meninggi.

Patung yang menurut Yusman karya terkini (2023), merupakan salah satu tonggak karya pribadi yang memiliki sejarah bagi perjalanan berkaryanya selama ini.

“Ini bentuk sumbangsih karya saya bagi Yogyakarta dengan segala keunikan budaya yang menjadi identitas kota budaya ini,” tutur bapak empat anak Rizki, Deva, Intan dan Reno yang mukim di Tegal Senggotan, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul. (N3)

Share :

Baca Juga

Kantor Badan Penghubung Daerah DIY menggelar Drama Menak dengan lakon Putri Kaelani di anjungan DIY Taman Mini Indonesia Indah. (Foto: Humas Pemda DIY)

Panggung

Gandeng Sanggar Surya Kirana, Kantor Badan Penghubung Daerah DIY Gelar Drama Menak di TMII
Mr Harun mengungkap, untuk bisa membuat karya yang bagus harus punya konsep. Lukisan adalah bahasa roh ungkap pikir, rasa dan renungan alam yang indah hidup tertata. (Foto: MC Kota Malang)

Panggung

Mr Harun: Bukan Soal Laku atau Tidak, Melukis Butuh Konsistensi
Penyanyi Vivi Agustina dan Heny Agustin meriahkan ndangdutan Trah Pedhot Bali Mulyo. (Foto: Istimewa)

Panggung

Gayeng Abis, Dangdutan Trah Pedhot Bali Mulyo
Para pemenang lomba pidato Bung Karno bersama Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. Foto: Humas Jateng

Panggung

Sulkhan, Pemuda asal Kendal Juarai Lomba Pidato Bung Karno
Nurbaya diperankan oleh Arawinda Kirana. (Foto: nyatanya.com/Instagram Indonesia Kaya)

Panggung

Indonesia Kaya Garap Serial Musikal Siti Nurbaya
Koesplusan Selasa Wage di Museum Sonobudoyo Yogya. Foto: Agoes Jumianto

Panggung

Gayeng Lur! Koesplusan Selasa Wagen di Museum Sonobudoyo
Foto bersama usai pemberian sertifikat kepada 8 kelompok seniman karena telah berhasil mewujudkan patung JSSP 4. Sertifikat juga diberikan kepada 8 Lurah Desa Budaya sebagai simbolis penyerahan karya patung tetenger JSSP 4 dari panitia kepada Desa Budaya. (Foto: Dok.JSSP4)

Panggung

JSSP 4, Sukses Hadirkan Patung sebagai Penanda Wilayah
Jurusan Seni Rupa Murni ISI Surakarta menggelar pameran kompetisi karya mahasiswa Citrakara 2022, dimana sebanyak 68 karya diikutkan dalam ajang ini. Foto: Dok.ISI Surakarta

Panggung

Kompetisi Karya Mahasiswa Citrakara 2022 Digelar Jurusan Seni Rupa Murni ISI Surakarta, Ini Jawaranya