NYATANYA.COM, Jakarta– Guna menghadapi era globalisasi dan tantangan tugas kedepan yang lebih besar, TNI AD saat ini terus menerus membenahi diri terutama pada sektor kemampuan alutsistanya. Diharapkan dengan memiliki Alutsista yang lebih modern, tentara Indonesia dapat menembak lebih banyak dan lebih cepat, dengan jarak yang lebih jauh, dengan ketepatan yang akurat serta dengan menggunakan munisi yang lebih banyak.
Selain MLRS Astros II MK-6, Meriam 155 mm GS CAESAR merupakan salah satu alutsista baru di jajaran Korps Armed TNI AD yang memiliki kemampuan yang handal sehingga keberadaannya memperkuat kedaulatan NKRI. Meriam 155 mm GS CAESAR (Camion Equipé d’un Système d’Artillerie) atau Meriam yang diangkut oleh truk dibuat oleh perusahaan Nexter System, Perancis.
Meriam CAESAR termasuk meriam Armed GS (Gerak Sendiri) yang memiliki kemampuan beroperasi di segala bentuk medan di Indonesia baik di daerah pantai, perbukitan maupun perkotaan. Meriam ini dapat berpindah kedudukan secara cepat dalam memberikan bantuan tembakan kepada satuan yang dibantu atau menghancurkan sasaran-sasaran yang ditentukan.
Meriam Caesar dengan bobot sekitar 18 ton ini mampu melaksanakan masuk steling dalam waktu 51 detik serta bongkar steling dengan waktu 36 detik, bergerak dengan kecepatan hingga 80 km/jam di medan datar serta memiliki daya jelajah dalam segala medan (off road) hingga 600 km tanpa isi ulang BBM. Disamping itu juga mampu melintasi air sampai dengan kedalaman 1,2 m, serta dapat diangkut dengan menggunakan LST atau pesawat C-130 (Hercules).
Dari segi kemampuan tembakan, Meriam 155 mm GS CAESAR tidak perlu diragukan lagi. Meriam tersebut mampu menembak dengan jarak capai + 40 Km secara tepat dengan kecepatan tembakan yang cukup tinggi yaitu sebanyak 6 butir peluru per menit.
Selain itu, dengan tingkat akurasi tembakan yang sangat tinggi, Meriam 155 mm GS CAESAR sangat handal untuk dilibatkan di setiap jenis pertempuran seperti perang di gunung, hutan, termasuk juga di perkotaan atau wilayah yang padat penduduknya dalam rangka menghindari kerusakan dan jatuhnya korban yang tidak perlu. (Sumber : Jurnal Yudhagama).