NYATANYA.COM, Yogyakarta – Taman Budaya Yogyakarta bekerjasama dengan Yayasan Siswa Among Beksa akan menyelenggarakan acara pada tanggal 15 November 2023.
Pada pelaksanaan tahun ini, akan dilaksanakan di Taman Budaya Yogyakarta, Jalan Sriwedani No 1 Ngupasan Kemantren Gondomanan Kota Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta.
Gelar Karya Maestro merupakan suatu acara yang diiniasiasi oleh Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta melalui UPT Taman Budaya Yogyakarta, dalam rangka mengapresiasi karya seni dari seorang sosok RM Dinusatomo (KPH Pujaningrat) sebagai Maestro Seni Tradisi.
“Yayasan Siswa Among Beksa menyajikan pertunjukan Wayang Orang dengan judul “Wisnu Parwa”, beserta narasi mengenai perjalanan hidup dan konsistensi sosok seorang RM Dinusatomo dalam dunia Tari Klasik Gaya Yogyakarta,” beber RM Pramutomo, Ketua Yayasan Siswo Among Bekso dalam jumpa pers yang dilaksanakan di TBY, Selasa (14/11/2023).
Acara ini terbuka untuk umum, secara gratis dan dapat disaksikan masyarakat secara langsung melalui reservasi menggunakan link barcode https://bit.ly/GelarKaryaMaestro2023.
Jumpa pers Gelar Seni Sang Maestro di Taman Budaya Yogyakarta, Selasa (14/11/2023). Foto: Agoes Jumianto
“Dalam rangkaian acara ini, kami dari Taman Budaya Yogyakarta dan Yayasan Siswa Among Beksa melaksanakan ziarah di makam pendahulu Yayasan Siswa Among Beksa dan di makam RM. Dinusatomo di makam Hasta Rengga Kota Gedhe,” imbuh RM Pramutomo.
RM Dinusatomo atau Kanjeng Pangeran Haryo Pujaningrat (KPH Pujaningrat) menghabiskan sebagian besar masa mudanya untuk pentas dan mengajar tari.
Pada tahun 1973 beliau ikut serta dalam misi budaya Keraton Yogyakarta sebanyak 90 kali dalam setahun di berbagai negara di benua Eropa, seperti Belanda, Inggris, Belgia, Jerman Barat, dan negara-negara lain.
RM Dinusatomo mendapatkan penghargaan dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pada tahun 2018 lalu sebagai Maestro pencetak Sumber Daya Manusia dalam seni tari klasik gaya Yogyakarta.
Semasa hidupnya, beliau merupakan penari klasik Keraton Yogyakarta dan ikut berperan aktif dalam menjaga eksistensi tari klasik di Keraton Yogyakarta.
RM Dinusatomo pernah menjabat sebagai kepala bidang kesenian Kanwil Pendidikan & Kebudayaan DIY, Widyaswara PPPG, dan pernah menjabat sebagai penghageng II Sriwandawa Kraton Yogyakarta.
RM Dinusatomo diberi kepercayaan mencurahkan segala perhatiannya dalam mengelola kesenian yang ada di Kraton Yogyakarta.
Dengan mengelola tari Klasik Gaya Yogyakarta yang telah ada sejak masa pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwono I pada tahun 1755 – 1792.
Dengan tujuan yang sangat mulia itulah RM Dinusatomo akhirnya memiliki keinginan mulia untuk mengembangkan keberadaan Yayasan Siswa Among Beksa sebagai wadah, ataupun sebagai kawah Candradimuka.
Masyarakat luas yang ingin mempelajari tari Klasik Gaya Yogyakarta. Tidak kurang dari 125 naskah Wayang Wong gaya Yogyakarta telah berhasil diciptakan oleh RM Dinusatomo.
Beberapa karyanya berupa Beksan Alus dan lakon fragmen Wayang Wong seperti Jaya Pusaka, Semar Boyong, Rama Nitik, Rama Nitis, Lokapala, dan lainnya.
Tujuan pendidikan seni menurut RM Dinusatomo yaitu membentuk manusia beriman, bertaqwa, berbudi luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, bertanggungjawab, profesional dan produktif serta sehat jasmani dan rohani.
“Pendidikan kesenian termasuk tari klasik, sangat penting diberikan kepada seorang anak. Karena dapat memberikan manfaat secara pribadi, sosial, serta budaya,” pungkasnya.
Pada kesempatan ini juga akan dipamerkan sejumlah penghargaan dan dokumentasi dari sang maestro, sehingga diharapkan memberikan wawasan dan pengetahuan bagi generasi muda untuk ikut nguri-uri seni tradisi. (N1)