Home / News

Sabtu, 1 Januari 2022 - 10:59 WIB

BPPTKG: Status Siaga, Belum Ada Tanda Letusan Gunung Merapi Berakhir

Letusan Merapi pada 2021 dimulai sejak 4 Januari 2021 dan berlangsung hingga saat ini berupa pertumbuhan kubah lava, pembentukan awan panas dan guguran lava. (Foto: BPPTKG)

Letusan Merapi pada 2021 dimulai sejak 4 Januari 2021 dan berlangsung hingga saat ini berupa pertumbuhan kubah lava, pembentukan awan panas dan guguran lava. (Foto: BPPTKG)

NYATANYA.COM, Sleman – Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan, belum ada tanda-tanda yang menunjukkan bahwa letusan Gunung Merapi bakal berakhir dalam waktu dekat. Hal tersebut disampaikan Kepala BPPTKG Hanik Humaida, melalui keterangan tertulisnya, Jumat (31/12/2021).

“Belum ada tanda-tanda letusan Merapi bakal berakhir dalam waktu dekat,” kata Hanik Humaida.

Menurut Hanik, letusan Merapi pada 2021 dimulai sejak 4 Januari 2021 dan berlangsung hingga saat ini berupa pertumbuhan kubah lava, pembentukan awan panas dan guguran lava.

Hanik menuturkan berdasarkan pengamatan BPPTKG, intensitas kegempaan di Gunung Merapi masih tinggi.

Selain itu, kata Hanik, deformasi yang diukur dengan alat pemantau aktivitas gunung api berupa electronic distance measurement (EDM) juga masih menunjukkan ada suplai magma meski kecil.

Baca juga   SBY Hadiri Prosesi Pemakaman Ibu Mertua di Purworejo

“Kemudian untuk guguran intensitasnya masih tinggi, yaitu rata-rata 160 kali per hari. Jadi belum ada peningkatan dan penurunan atau masih stagnan tinggi,” ujar Hanik.

Meski demikian, Hanik menilai kubah lava Merapi hingga saat ini tidak mengalami pertumbuhan secara signifikan.

Volume kubah barat daya Merapi per 24 Desember 2021 sejumlah 1,65 juta meter kubik dengan laju pertumbuhan terakhir 5.000 meter kubik per hari.

Sedangkan kubah tengah mencapai 3 juta meter kubik dengan laju pertumbuhan terakhir 2.000 meter kubik per hari.

“Ini untuk merapi ukurannya masih kecil karena untuk rata-ratanya Merapi secara umum itu 20.000 meter kubik per hari,” kata Hanik.

Berdasarkan pemodelan yang dibuat BPPTKG, awan panas bisa meluncur sejauh 5 kilometer ke Sungai Boyong, Krasak, Bebeng, dan Sungai Putih, apabila volume kubah lava di sisi barat daya Merapi mencapai 3 juta meter kubik.

Baca juga   Menteri ESDM Tegaskan Tidak Ada Kenaikan Tarif Listrik

“Namun demikian kewaspadaan harus terus kita tingkatkan karena alam kan sifatnya tiba-tiba yang tidak terkendali, misalnya ada suplai (magma) dari dalam,” kata Hanik.

Hingga saat ini, BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.

Guguran lava dan awan panas Gunung Merapi diperkirakan berdampak pada wilayah dalam sektor tenggara-barat daya sejauh maksimal tiga kilometer ke arah Sungai Woro dan sejauh lima kilometer ke arah Sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng dan Putih.

Apabila gunung api itu mengalami letusan eksplosif, lontaran material vulkaniknya dapat menjangkau daerah dalam radius tiga kilometer dari puncak Merapi.

(*/N1)

Share :

Baca Juga

Sayembara Pradesain Jogja Planning Gallery (JPG) telah memasuki tahap final. Sri Sultan mengungkapkan harapannya agar nantinya JPG ini nantinya bisa menjadi pusat budaya. Foto: Humas Pemda DIY

News

Gedung DPRD DIY dan Teras Malioboro 2 Dipindah, Jogja Planning Gallery Jadi Pengganti

News

Tingkat Pengangguran di Sleman Naik Jadi 5,17 Persen, Begini Penjelasan Kadisnaker
Heroe Poerwadi berbincang dengan tenaga medis vaksinasi Covid-19 di wilayah Kelurahan Bener. (Foto: Humas Pemkot Yogya)

News

Sisir Warga Ber-KTP Yogya, Pemkot Sebar Tim Vaksinasi Covid-19
(Foto: Pixabay/beritamagelang)

News

Jelang Akhir Tahun, Vaksinasi Covid-19 Kabupaten Magelang Capai 70 Persen
(Ilustrasi:nyatanya.com)

News

Hari Ini 2.942 Warga DIY Sembuh Covid-19
Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi memasang stiker wajib masker dan vaksin di lingkungan Kantor Balai Kota. (Foto: Humas Pemkot Yogya)

News

Satgas Covid-19 Yogya Ajak Warga Jaga Pertumbuhan Kasus Rendah
Hutan mangrove di Bali. (Foto:Dok. Kementerian PUPR)

News

Jelang KTT G20, Infrastruktur Ramah Lingkungan dan Penghijauan Masif di Bali Dipercepat
Prof dr Ova Emilia MMed Ed SpOG (K) PhD terpilih sebagai Rektor UGM yang baru menggantikan Prof Ir Panut Mulyono Meng DEng IPU, ASEAN Eng yang akan habis masa jabatannya. (Foto: Ist)

News

Prof dr Ova Emilia MMed Ed SpOG (K) PhD, Terpilih Rektor UGM Periode 2022-2027