NYATANYA.COM, Sleman – Pemilik warung bakso dan mi ayam mempunyai beberapa kiat tersendiri agar keuntungan yang diperoleh dari usahanya dapat semaksimal mungkin. Salah satunya seperti yang telah diterapkan Ponijan pemilik warung bakso dan mi ayam di kawasan Jalan Tetuko Sidoarum Sleman. Ia memanfaatkan lahan di belakang warung untuk budidaya sawi bakso.
Dengan budidaya sawi bakso atau sawi hijau sendiri, Ponijan yang akrab disapa Gojhon dapat mengurangi biaya belanja kebutuhan warung bakso dan mi ayamnya.
Sebab, dengan penanaman bibit sawi yang banyak dan bertahap, maka dapat panen secara bertahap pula. Ia mengaku merasa tak rumit dalam menjalankan tahap budidaya tanaman sawi bakso. Bahkan ada keinginan suatu saat bisa budidaya sawi bakso dengan model hidroponik.
“Alhamdulillah, budidaya sawi bakso di lahan bagian belakang warung bisa tumbuh dengan baik, tak terkena hama maupun penyakit. Suatu saat ada rencana pula budidaya sawi dengan model hidroponik,” ungkapnya, Minggu (23/7/2023).
Lelaki ramah ini menambahkan, untuk membeli biji-biji sawi bakso dapat secara online maupun datang langsung ke kios-kios pertanian. Sebelum digunakan untuk menyemai biji-biji sawi, lahan atau tanah digemburkan dahulu dan diberi pupuk kotoran ternak yang sudah terfermentasi, misalnya kotoran kambing, sapi dan ayam.
Setelah biji-biji sawi ditebar/disemai, lahan tersebut perlu dijaga kelembabannya atau jangan sampai kekeringan. Jika musim kemarau, dapat disiram satu ataupun dua kali sehari.
“Agar pertumbuhan sawi bakso tak terganggu tanaman gulma, maka penting pula rutin membersihkan gulma yang tumbuh di lahan penanaman sawi,” terangnya.
Adapun pemupukan secara berkala dapat menggunakan pupuk kandang serta pupuk urea yang dilarutkan dalam air. Setiap satu sendok teh urea dapat dicampur dengan 25 liter air.
Setelah kisaran dua bulan dari masa penanaman, sawi bakso sudah dapat dipanen. Cara pemanenan dengan mencabut atau memotong pangkal batang dari tanaman sawi. Usai dipanen, idealnya sawi bakso disimpan di tempat yang tak terkena matahari langsung agar tidak mudah layu. Bahkan bisa diberi air untuk mempertahankan tingkat kesegaran tanaman sawi yang telah dipanen.
“Lalu untuk menghemat belanja cabai yang digunakan untuk membuat sambal bakso maupun mi ayam, sebenarnya juga dapat menanam sendiri tanaman cabai. Tapi saya belum melakukannya,” ungkap Gojhon.
Selain sawi bakso, bapak dari dua anak ini bahkan budidaya juga tanaman kemangi. Biji-biji kemangi dibeli secara online dan cukup ditebar di lahan yang sudah diolah tanahnya.
“Kisaran umur 45 hari dari penanaman, kemangi dapat dipanen. Caranya cukup dipotong bagian pucuk tanaman atau sekitar lima daun dari pucuk tanaman kemangi,” terangnya.
Pemanenan dapat dilakukan secara berkala, sampai tanaman kemangi mati. Intinya, sebelum berbunga bagian pucuk dipotong atau dipanen.
Pasalnya, kalau sudah banyak berbunga dan menghasilkan biji-biji tua, biasanya tanaman kemangi akan mati. Hasil panenan kemangi dapat dijual di rekan-rekannya yang punya usaha warung pecel lele.
“Sawi bakso maupun kemangi tingkat kebutuhannya di masyarakat tinggi, misalnya banyak dibutuhkan oleh para pemilik usaha warung bakso, mi ayam dan pecel lele,” tandas Gojhon.(*)