NYATANYA.COM, Banyumas – Sepanjang 2021, luasan lahan pertanian di wilayah Banyumas yang ditanami kedelai mencapai 1.218 hektare. Seluas 88 persen di antaranya ditanami kedelai bantuan sarana produksi (saprodi) dari Kementerian Pertanian RI, sisanya adalah pertanian swadaya petani.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Banyumas, Jaka Budi Santosa, mengatakan, lahan seluas 1.075 hektare memperoleh bantuan saprodi berupa benih 50 kilogram, pupuk NPK 50 kilogram, rizobium 250 gram, pestisida 4 liter, dan pupuk hayati 2 liter per hektare lahan.
Jaka menambahkan bahwa produksi kedelai per hektare mencapi 1,5 hingga 1,8 ton.
“Harga saat ini kisaran Rp9.000 hingga Rp9.500. Bahkan, di Kebasen mencapai Rp10 ribu. Artinya dengan umur 75 hari petani lebih diuntungkan,” katanya usai acara panen raya kedelai di Desa Pasinggangan Banyumas, baru-baru ini.
Jaka berharap, bantuan benih kedelai dan sarana lainnya ini sangat membantu para petani untuk membudidayakan kedelai agar ke depan dapat dilanjutkan, walaupun mungkin tidak mendapatkan bantuan lagi.
Wakil Bupati Banyumas, Sadewo Tri Lastiono, menjelaskan, kegiatan panen raya kedelai diselenggarakan di lahan seluas 25 hektare yang dikelola oleh Kelompok Tani Sri Kartika Tani. Lahan tersebut ditanami kedelai varietas Grobogan, bantuan saprodi dari Kementan RI, sarana produksi (saprodi) dari Kementrian Pertanian sebagai upaya peningkatan produksi kedelai di Kabupaten Banyumas.
Menurutnya, kedelai memiliki peluang pasar yang sangat terbuka dan berpotensi karena menjadi bahan pokok produk kuliner khas Banyumas, yakni tempe mendoan.
“Apabila hasilnya bagus agar membuat paguyuban atau koperasi sehingga bisa berinteraksi langsung dengan pengrajin tempe maupun tahu, tanpa melalui tengkulak, sehingga harga dapat terjaga,” ujar Wabup Sadewo. (*)