NYATANYA.COM, Sleman – Terbilang lama vakum, band yang digawangi kakak beradik Cakka Nuraga dan Elang Nuraga, The Finest Tree (TFT) bangkit dari permenungannya lewat video musik terbaru berjudul ‘Sins’.
Berbeda dengan lagu-lagu sebelumnya yang berbahasa Indonesia, di single baru yang bakal rilis Rabu (6/7/2022) pukul 20.00 WIB besok malam di kanal YouTube dan platform digital, TFT hadir dalam lagu berbahas Inggris.
“Ini yang baru dari The Finest Tree, bukan cuma syairnya tetapi juga musiknya,” ujar Elang Nuraga dalam jumpa pers di Kyoto Garage, Selasa (5/7/2022) sore tadi.
Di single terbarunya ini, band yang dibentuk pada 2012 di Yogyakarta dan diproduseri Eross Candra ini bercerita tentang dosa dan nilai-nilai manusia.
Pemaknaan yang beragam itu lahir setelah memilah banyak nilai yang mengepung sejak kali pertama meneriaki dunia. Dosa adalah satu dari sekian nilai itu.
Sayangnya, dosa yang hanya bisa dimengerti sebagai proses, tak pernah bisa dipotret utuh karena tak punya bentuk pasti. Dosa hanya melahirkan proyeksi muram: gelap dan siksa.
Di sisi lain, dosa sebagai nilai, adalah panoptikan yang menakutkan bagi orang-orang yang ingin memancang gairahnya.
Video Musik ‘Sins’ single terbaru TFT membincang perkara itu. Tentang kebebasan memilih, hidup seperti apa yang ingin dijalani.
Tentang kehendak yang harus disimpan rapat-rapat karena banyaknya nilai yang menyelinap ke tiap panca indera.
“Sebuah pengungkapan proses hidup yang penuh liku. Dosa adalah hal nyata sebagai bagian dari evolusi pembentukan karakter manusia” ungkap Akhsay DR sutradara video klip dari Dapur Film Indonesia besutan Hanung Bramantyo.
The Finest Tree ingin terbebas dari kesalahpahaman atau bahkan tak pernah dicoba dipahami sejak merilis mini album “Hijau The Finest Tree”.
Selalu dikaitkan sekaligus menjadi rujukan imajinatif tentang band atau brand lain bahkan dicap menjadi bayangan identitas lain.
Dimaknai sebagai keanehan ketika berubah menjadi bentuk-bentuk baru yang sesuai dengan hati mereka
“Senandung kami yang berjudul ‘Sins’ berbicara banyak tentang konsekuensi akan pilihan hidup. Tentang jalan mana yang kamu pilih yang pada akhirnya akan mendatangkan bahagia atau kutuk yang harus ditelan,” kata Cakka Nuraga.
Larik U can’t understand The Truth if u have never fallen with lies membuka tafsir lain dalam lagu ini. Larik yang ditulis Cakka Nuraga itu seperti membincang Sabda boneka kayu bernama Zarathustra yang menggemparkan dunia di akhir abad ke-19.
Tentang manusia yang harus sanggup menanggung kenyataan bahwa hidup tidak sekadar hitam atau putih, artinya tidak pernah selesai dan penderitaan adalah satu-satunya jalan agar tujuan hidup tercapai.
“Video musik ini adalah visualisasi pergolakan batin The Finest Tree selama delapan tahun terakhir,” ungkap Cakka.
Batin yang tidak hanya melahirkan pandangan baru terhadap dunia tetapi juga mengubah cara berpikir mereka sebagai manusia.
Batin yang besar usai melewati sekian perpisahan, kebohongan, dinginnya lantai kamar yang menemani sepi dan sunyi yang menerjang lalu mengantar gigil.
Dan sekian detik setelah ‘Sins’ masuk telinga, kita akan mengerti bahwa mereka tengah merayakan kebebasan yang selama ini dinantikan.
Project single The Finest Tree kali ini boleh dibilang spesial dan istimewa. Tak hanya menggandeng Dapur Film Indonesia lewat sentuhan sinematografinya yang oke, Astra Motor Yogyakarta pun ikut ambil bagian dalam project ini.
Astra Motor Yogyakarta memilih varian All New Honda Vario 160 motor skutik premium sporti berperforma tinggi untuk mendukung penuh laju kreativitas The Finest Tree dan Dapur Film Indonesia.
Berbekal mesin performa tinggi kapasitas 160cc 4 katup enhanced Smart Power Plus (eSP+), serta memiliki teknologi minim gesekan menjadikan skutik premium sporti ini memberikan keseimbangan antara performa yang optimal dan kesempurnaan puncak saat dikendarai harian.
“Kami berupaya terus menemani generasi muda Yogyakarta dalam menyalurkan energi positifnya menjadi sebuah karya. Termasuk di dalamya untuk teman-teman The Finest Tree dan Dapur Film Indonesia. Selamat atas peluncuran video musik single terbarunya,” ungkap Marketing Manager Astra Motor Yogyakarta Thomas Pradu.
Menyambut baik dukungan dan kerjasama tersebut Hanung Bramantyo dari Dapur Fim Indonesia, menekankan pentingnya peran seluruh pihak untuk memberikan ruang belajar bagi sineas muda Yogyakarta.
“Melalui produksi video musik ini saya berharap mereka bisa belajar bagaimana mengekspresikan diri mereka secara jujur, mengorganisir kru dan cast (pemeran) dengan baik, menumbuhkan pengalaman dan profesionalitas, serta menemukan solusi atas persoalan melalui pendekatan kreatif,” pungkas Hanung Bramantyo.
(Aja)