Home / News

Senin, 11 Oktober 2021 - 08:51 WIB

Butuh Perhatian Serius, 27 Ribu Anak di Wonosobo Tidak Sekolah

Rapat koordinasi lintas sektor membahas penanganan anak tidak sekolah (ATS) di Wonosobo. Diketahui ada sebanyak 27.181 anak dalam rentang usia 7-18 tahun di 15 Kecamatan masuk kategori belum pernah sekolah dan tidak sekolah lagi.
(Foto: Mc DisKominfo Kab Wonosobo)

Rapat koordinasi lintas sektor membahas penanganan anak tidak sekolah (ATS) di Wonosobo. Diketahui ada sebanyak 27.181 anak dalam rentang usia 7-18 tahun di 15 Kecamatan masuk kategori belum pernah sekolah dan tidak sekolah lagi. (Foto: Mc DisKominfo Kab Wonosobo)

NYATANYA.COM, Wonosobo – Kondisi sektor pendidikan di Kabupaten Wonosobo membutuhkan perhatian dan penanganan serius. Diketahui ada sebanyak 27.181 anak dalam rentang usia 7-18 tahun di 15 Kecamatan masuk kategori belum pernah sekolah dan tidak sekolah lagi.

Kepala Bidang Pemerintahan Sosial dan Budaya Bappeda, Amin Purnadi, ketika ditemui seusai rakor Jumat (8/10/2021) menyebut, ia mengajak sejumlah pihak terkait untuk menekan angka ATS tersebut, dengan mengangkat gagasan berupa program Mayo Sekolah.

Hal ini terungkap dalam rapat koordinasi lintas sektor membahas penanganan anak tidak sekolah (ATS), yang digelar Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Wonosobo dua hari terakhir.

“Program Mayo Sekolah, atau Ayo Sekolah ini kita gagas dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan, di antaranya menangani Anak Tidak Sekolah untuk kembali ke bangku pendidikan di sekolah,”terang Amin.

Sejumlah pihak yang diajak dalam forum rakor selama dua hari tersebut, menurut Amin Purnadi adalah Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, Dinas Sosial Permasdes, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, serta Dinas Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPKBPPPA) dan Bagian Kesejahteraan Rakyat Setda. Bersama perangkat-perangkat daerah tersebut

Baca juga   Sempat Pro Kontra, Warga Kertek Akhirnya Menerima Rekomendasi KNKT Perihal "Benteng Takeshi"

Amin mengaku mengajak mereka, agar turut mendukung program unggulan Wonosobo Pintar yang telah menjadi amanat dalam visi dan misi Pemerintah Kabupaten.

“Forum rakor ini adalah dalam rangka kita menyamakan persepsi perihal bagaimana upaya kedepan untuk menangani problem ATS ini secara bersama-sama, sehingga pelaksanaannya tidak tumpang tindih serta bisa menyentuh sasaran yang tepat,” urainya.

Pascarakor, Amin mengaku akan segera menindaklanjuti dengan pemetaan data terpadu, sebelum kemudian berlanjut pada tahapan rencana aksi daerah.

Perihal penyebab masih tingginya angka anak tidak sekolah di Kabupaten Wonosobo, Kepala Sub bidang Pendidikan dan Kebudayaan, Sri Fatonah WI menyebut kondisi geografis pegunungan dengan kontur relatif tidak rata, menjadi salah satu faktor anak sulit mengakses pendidikan.

“Kemudian juga masih ada desa dan dusun terpencil di Kabupaten Wonosobo dengan tingkat kesulitan beragam untuk mencapai sekolah terdekat, baik di jenjang SD, SMP sampai SMA,”urai Fatonah.

Baca juga   Beruntun Penemuan Mayat di Wonosobo, BPBD Imbau Warga Saling Menjaga

Dari data peta layanan transportasi dan sebaran sekolah SMP, Fatonah juga menuturkan tidak semua sekolah berada di jalur tersebut sehingga jarak antara rumah dengan sekolah cukup jauh ketika harus ditempuh dengan berjalan kaki.

Jarak yang jauh tersebut, menurutnya juga menambah beban bagi orang tua untuk menyediakan biaya transport tambahan, baik ketika harus mengunakan ojek ataupun terpaksa mengijinkan anaknya mengendarai kendaraan roda dua meski secara usia belum diperkenankan.

Tingginya ATS tersebut, seperti dipaparkan Fatonah juga berujung pada rendahnya rata-rata lama sekolah (RTLS) di Kabupaten Wonosobo. Berdasar pada data tahun 2020, RTLS Kabupaten Wonosobo masih berada pada angka 6,81 tahun, jauh di bawah RTLS Provinsi Jawa Tengah yang telah berada pada angka 7,69 pada tahun yang sama.

“Di kawasan regional atau se-Eks Karesidenan Kedu Kabupaten Wonosobo juga berada di posisi paling bawah, sehingga memang diperlukan keseriusan seluruh pihak agar kondisi tersebut bisa diperbaiki,”tambahnya. (*)

Share :

Baca Juga

Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta Wahyu Hendratmoko. (Foto: Humas Pemkot Yogya)

News

Sambut Libur Imlek, Pelaku Wisata Diminta Taati Aturan
Presiden Jokowi menegaskan, rehabilitasi mangrove ini akan terus dilakukan tidak hanya di Kabupaten Bengkalis, tetapi di seluruh Tanah Air. (Foto:Mediacenter Riau)

News

Presiden Jokowi: Rehabilitasi Mangrove Akan Terus Kita Lakukan
Presiden Joko Widodo. Foto: Tangkapan Layar Setpres

News

Evaluasi Tragedi Kanjuruhan, Presiden Instruksikan Liga 1 Dihentikan
Ilustrasi pelaksanaan vaksinasi. PPKM di Kota Yogyakarta turun level dari level 3 menjadi level 2 per 19 April 2022. PPKM level 2 ini berlaku sampai 9 Mei mendatang. (Foto: Humas Pemkot Yogya)

News

PPKM Turun ke Level 2, Walikota Minta Warga Yogya Tak Lengah
Gelaran Tugu Jogja Expo (TJE) yang rencananya berlangsung mulai 8 Desember 2022 hingga 8 Januari 2023, pada Jumat (16/12/2022) secara resmi telah dihentikan karena tak kantongi izin. Foto: tangkapan layar Instagram @jogjaku

News

Resmi! Gelaran Tugu Jogja Expo Dihentikan karena Tak Kantongi Izin
Kabid Humas Polda Sumsel, Kombes Supriadi. (Foto: InfoPublik.id)

News

Densus 88 Tangkap Empat Terduga Teroris di Palembang dan Lubuklinggau
Logo Provinsi Jawa Tengah. (Ilustrasi: nyatanya.com)

News

‘Gedor Lakon’, Gerakan Donor Plasma Konvalesen di Jawa Tengah
Kajian Direktorat Monitoring Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bertajuk “Pengelolaan Keuangan Haji” 2019. Foto: Dok KPK

News

Ini Rekomendasi KPK Terkait Potensi Korupsi pada Penyelenggaraan Haji