NYATANYA.COM, Batang – Bupati Batang Wihaji menyambut kepulangan Bripka Dody Handoko dan Briptu Gondomono yang baru saja kembali, setelah bertugas selama 1 tahun 6 bulan di Sudan, Afrika Utara, sebagai anggota pasukan perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Indonesia mengirim 140 anggota seluruh pasukan dari Polri menjadi FPU UNAMID untuk tugas patrol, tugas operasional sehari-hari, dan pengamanan zone warden area.
“Hari ini kita ketemu kembali dengan Bripka Dody Handoko dan Briptu Gondomono yang kemarin 1 tahun 6 bulan lalu bertemu dengan saya, untuk silaturahmi dalam rangka tugas kemanusiaan perdamaian PBB di Sudan Afrika Utara,” kata Bupati Batang saat ditemui di Kantor Bupati, Senin (11/4/2022).
Mereka sudah selesai bertugas, hari ini beliau berdua melaporkan cerita saat bertugas disana untuk menjadi pasukan perdamaian PBB yang terakhir digeser di Uganda.
Saat bertugas mereka banyak pengalaman hidup yang didapatkan disana. Yang paling penting pulang dalam kondisi selamat dan sehat.
“Saya selaku kepala daerah Kabupaten Batang mengucapkan terima kasih kepada keduanya dari Polres Batang. Pengabdian beliau saat bertugas di Sudan semoga menjadi pengalaman luar biasa baik pribadi dan satuan polres batang,” terangnya.
Sementara itu, Bripka Dody Handoko menyampaikan, kami bertugas di Sudan menjalankan amanat dari Undang-undang Dasar 1945 untuk berkontribusi dalam perdamaian dunia.
“Jadi kami Polri mempunyai satgas garuda bhayangkara. FPU 12 UNAMID yang berangkat tugas misi perdamaian di Sudan Afrika Utara. Tugas kami disana untuk menjaga perdamaian, karena di Sudan ada konflik horizontal antar masyarakat. Jadi masalah antara warga asli Afrika dengan Afrika keturunan, tapi sekarang sudah tahap penutupan misi,” jelasnya.
Mereka juga terlibat dalam kegiatan-kegiatan kemanusian seperti membangun atau merehab musala, kemudian patroli ke tempat pengungsian penduduk, drop air bersih untuk penduduk dan memberikan edukasi protokol kesehatan, karena disana Pandemi Covid-19 sangat merajalela.
“Kita pernah mengalami disituasi yang tegang pada saat di Golo diserang oleh pemberontak, karena mandatnya kita tidak boleh baku tembak, mengingat misinya perdamaian jadi hal yang kita lakukan adalah mundur atau menjauhinya.
Respon dari warga Sudan sendiri, lanjut dia, untuk Indonesia kata mereka Indonesia Tamam yang berarti Indonesia baik karena permintaan dari Pemerintah Sudan untuk Indonesia yang masuk pertama pada tahun 2008 sudah tertuang dimandat perjanjian internasional yang harus terakhir kali meninggalkan Negara Sudan.
“Ternyata kemarin fakta dilapangan bahwa tim saya yang pulang terakhir dari Sudan. Kami baru pulang dari sana bulan Januari 2022 dan kami yang melaksanakan misi terakhir penutupan dengan pasukan Pakistan dan Nepal untuk mengawal United Stage,” tegasnya.
Sekarang konflik Sudan dianggap sudah selesai yang sekarang dinyatakan aman namun dilanjutkan dengan misi politik, karena nanti ada peace building dan peace keeping.
“Kami disana sempat mengajarkan budaya yang ada di Indonesia yaitu menari jaran kepang dan juga memperkenalkan budaya Kabupaten Batang madu dan emping yang tidak disangka penduduk Sudan suka dengan emping kita,” ujar dia.
(N1)