NYATANYA.COM, Yogyakarta – Libur Lebaran menjadi kesempatan para pedagang untuk memperoleh cuan, seiring dengan ramainya kunjungan wisata. Namun hal ini sepertinya tidak berlaku bagi pedagang di Teras Malioboro 1, yang justru mengeluh sepi.
Para pedagang yang tergabung dalam Paguyuban PPKLY Unit 37 Teras Malioboro 1 juga mengeluhkan adanya event bazar yang diselenggarakan Dinas Koperasi dan UKM DIY yang digelar di selasar Teras Malioboro 1, karena berakibat dagangan mereka sepi pengunjung.
Bazar diadakan pada 5-8 Mei 2022 sebagai puncak libur Lebaran dan sedang padatnya wisatawan yang berkunjung ke Teras Malioboro.
Sebagian pedagang yang terlibat dalam event adalah pedagang oleh-oleh bakpia dari lantai 3 Teras Malioboro 1, yang lokasinya bersamaan dengan para pedagang paguyuban PPKLY yang juga di lantai 3.
“Selama ini oleh-oleh bakpia menjadi daya tarik pengunjung ke lantai 3, ini juga berdampak pada pedagang lainnya seperti penjual batik atau kaos. Saat ada event di selasar para pengunjung enggan ke lantai 3, sehingga dagangan kami sepi,” tandas Wakil Ketua PPKLY Unit 37 Andi Zulkifli kepada wartawan di lantai 3 Teras Malioboro 1, Minggu (8/5/2022).
Menurut Andi, sosialisasi adanya event tersebut dengan waktu yang mepet sehingga pihaknya tidak memiliki kesempatan komplain. Tapi anehnya, menurut pihak penyelenggara bahwa kegiatannya sudah direncanakan jauh hari.
“Aneh, event sudah direncanakan jauh hari tapi sosialisasi kepada para pengurus pedagang waktunya mepet, sehingga kami tidak bisa komplain,” ujar Andi.
Diakui, selama ini para pedagang di lantai 3 Teras Malioboro 1 banyak dikunjungi kunjungi wisatawan karena terdapat pusat oleh-oleh khas Yogya, sehingga wisatawan juga bisa membeli batik dan kaos.
Ia mengatakan bahwa peristiwa ini harus menjadi pelajaran berharga bagi penyelenggara event agar ke depannya jika akan diadakan event maka cukup di adakan di lantai 3.
Sementara itu, Ketua PPKLY Unit 37 Maryono sependapat dengan Andi bahwa ke depannya jika adanya event bazar, misalnya pada liburan sekolah, harus diadakan di lantai 3 yang selama ini pengunjungnya tidak seramai lantai 1 dan 2.
Menurut Maryono, para pedagang kaki lima sejak dipindah dari Jalan Malioboro pada Februari 2022 lalu hingga kini masih belum mendapat omzet yang maksimal seperti saat masih di Jalan Malioboro.
Diakui Maryono bahwa jumlah anggota PPKLY sebanyak 83 pedagang hingga kini masih mempunyai beban utang dengan koperasi simpan pinjam sebesar Rp800 juta. Oleh karena untuk mengatasinya mengurangi beban utang tersebut perlu terobosan agar dagangan laris terjual.
(*/N1)