Home / Plus

Kamis, 14 Juli 2022 - 21:31 WIB

Di Tangan Petani Milenial Desa Paten, Satu Batang Bunga Bougenville Bisa Lahirkan Puluhan Warna Cantik

Demplot budidaya bunga Bougenville di Desa Paten. Foto: beritamagelang

Demplot budidaya bunga Bougenville di Desa Paten. Foto: beritamagelang

NYATANYA,COM, Magelang – Sekelompok petani muda dari lereng Gunung Merapi Kabupaten Magelang berhasil melakukan rekayasa pada bunga Bougenville atau bunga kertas sehingga lebih istimewa.

Melalui sejumlah metode penyambungan alami, tanaman yang cukup populer ini berubah tampil lebih cantik dengan tiga puluh lebih kelopak bunga beraneka warna pada satu batangnya.

Okulasi sambung pucuk dan tempel, sambung lilit antara bogenvile lokal dan impor.

Eko Prayitno, salah satu anggota Kelompok Tani Muda Milenial Desa Paten menyampaikan bahwa proses penyambungan ini memerlukan ketelatenan karena butuh waktu 4 – 7 bulan hingga tanaman berbunga.

Ia mengaku asli petani hortikuktura yang hobi koleksi bunga Bougenfille. Seiring berjalannya waktu hobi menyambung itu akan menambah nilai ekonomi.

“Berlatar belakang hobi karena Bougenfille unik bisa bunga aneka warna. Sekarang satu pohon bisa ada bunga hingga 30 jenis warna,” kata Eko belum lama ini.

Bunga Bougenville yang memiliki nama ilmiah Bougainvillea adalah jenis tanaman hias yang cukup populer, memiliki banyak jenis, warna bunga dan dipercaya membawa keberuntungan.

Di tanah air, tanaman hias dengan kelopak tipis seperti kertas ini juga digemari karena perawatannya yang cukup mudah.

Baca juga   Pasangan Perupa Grace dan Dedok, Wakili Indonesia di Pameran Pertukaran Seni Internasional ke-20 Jepang

Dari semua keistimewaan itu, para petani muda di Desa Paten Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang berhasil merangkumnya dalam satu dahan pohon.

“Jenis 100 ikon, ada Citra Monduring, Sufia Indiana, Black Maria. Harga jual Rp75.000 – 100 ribu. kalau tampilannya bagus bisa mencapai jutaan tergantung karakter batang kerumunan dan jenis sambungan,” jelasnya.

Sementara itu Kepala Dusun Paten, Asmari menceritakan kelompok tani muda di Desa Paten berdiri tahun 2018. Kini sesuai perkembangan mereka melakukan transformasi dari petani hortikultura berkembang dengan budidaya bunga populer Bougenville.

Melalui metode okulasi sambung pucuk, tempel, dan lilit ini memungkinkan dalam satu pohon menghasilkan sekitar tiga puluh dua jenis bunga Bougenville aneka warna nan cantik.

“Kita bersyukur, kreativitas petani milenial Paten masuk dalam 10 nominasi ajang kreativitas dan Inovasi (Krenova) tingkat Provinsi Jawa Tengah tahun 2022,” ujar Asmari.

Menurutnya, bunga Bougenville ini sangat laris dijual melalui media sosial. Harga mulai jual bunga mulai Rp75.000 hingga jutaaan rupiah tergantung jumlah bunganya.

Bahkan karena tingginya permintaan pihak kelompok Tani Milenial hingga kekurangan stok.

“Anggota kelompok tani 35 anak muda, selain budidaya bougenville, strowbery dan produksi pupuk kering sehingga repot juga,” terangnya.

Baca juga   Daun Jarak Manjur Sembuhkan Sembelit

Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura pada Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Magelang Ade Srikuncoro Kusumaningtyas mengapresiasi kegiatan para petani muda Desa Paten ini.

Menurut Ade ini menjadi hal luar biasa bagi kawula muda yang mau terjun di bidang pertanian.

“Salut Ada inovasi 1 bougenville bisa distek sampai 32 jenis. Ini bisa dipatenkan karena yang mahal ilmunya. Gak bisa semua orang tahu,” ucap Ade saat berkunjungan ke demplot budidaya bunga Bougenville, Rabu (13/7/2022).

Ditambahkan Ade, wilayah desa Paten Ini merupakan kawasan pertanian yang perlu dipertahankan melalui inovasi dan teknologi agar lebih berkembang. Untuk itu dibutuhkan kegiatan seperti ini, adaptasi teknologi.

Memang dibutuhkan kesabaran dan ketelatenan, dalam merawat bunga Bougenville ini, karena dibutuhkan waktu minimal tujuh bulan untuk mewujudkannya.

Namun demikian, dari budidaya bunga bougenville aneka warna ini para pemuda Desa Paten mampu berdikari secara ekonomi.

“Tetap semangat karena sekarang ada harganya. Tetap bekerja membuahkan hasil untuk diri sendiri dan sekitarnya. Jadi petani tidak boleh malu,” ujarnya.

(*/N3)

Share :

Baca Juga

Plus

Kustomfest 2023 di Jogja Expo Persembahkan Lucky Draw Mobil Kustom Pikup Flat Deck
Sebanyak 110 PNS pra purna yang mengikuti pembekalan yang diselenggarakan BKPSDM Kota Yogyakarta. Foto: Humas Pemkot Yogya

Plus

Jelang Purna Tugas, Ratusan ASN Pemkot Yogya dapat Motivasi dan Pelatihan
Mayor Inf Sanyoto. (Foto: Istimewa)

Plus

Mayor Inf Sanyoto: Saya Salut Dedikasi Pengabdiannya Sembuhkan Buta Warna Lewat Klinik Banyu Urip
Kreativitas warga Balirejo tak berhenti disitu, mereka juga berinovasi dengan hasil panen strawberry. Strawberry tersebut diolah oleh ibu-ibu PKK kampung Muja muju menjadi berbagai camilan. (Foto: Humas Pemkot Yogya)

Plus

Warga Balirejo Sulap Gang Gersang Jadi Kebun Strawberry
Direktur Utama LPP RRI Hendrasmo. Foto: Ist

Plus

RRI Raih Penghargaan Most Engaging Media
Foto: Kemendikbudristek

Plus

Keseruan Kontestan IOI: Pelajari Kesenian Indonesia hingga Diskusi Perkembangan Teknologi
Dekoruma Experience Center Yogyakarta hadirkan beragam pilihan furnitur dan aksesoris bergaya Japandi. (Foto: Agoes Jumianto)

Plus

Dekoruma Buka Showroom Pertama di Yogyakarta, Hadirkan Beragam Pilihan Furnitur dan Aksesoris Bergaya Japandi
Seton Kepayon, nek setu ora masak, mayoni tonggone wae. (Foto: Humas Pemkot Yogya)

Plus

Seton Kepayon, Upaya Kelurahan Kricak Bangkitkan UMKM Warganya