NYATANYA.COM, Yogyakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan, saat ini kasus konfirmasi nasional dan wilayah Jawa-Bali sudah turun signifikan dibandingkan negara tetangga. Penurunan kasus konfirmasi nasional hingga 96,4% dari titik puncaknya, 15 Juli 2021.
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, didampingi Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X, dan Sekda DIY Kadarmanta Baskara AJi beserta pejabat terkait hadir mengikuti rapat koordinasi secara virtual ini di Gedung Pracimosono, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta pada Rabu (29/9/2021) sore.
Dalam kesempatan tersebut Sri Sultan menyampaikan laporan, yang pertama tentang update laporan bahwa vaksin untuk pelajar usia 12 sampai 18 tahun di Yogyakarta baru mencapai 84,30%. Sedangkan vaksin untuk guru dan tenaga pendidikan 92,44%.
Gubernur DIY menjelaskan dalam hal pembelajaran tatap muka, pihaknya mengambil keputusan dengan sangat hati-hati. “Di mana kami mengambil kebijakan untuk mencoba tatap muka. Kami hati-hati bagaimana ketentuan kami harus divaksin semua,” terang Sri Sultan.
Hal ini dilakukan dengan sangat hati-hati bukan berarti menentang keputusan pemerintah, tidak. Sri Sultan juga berharap, semoga setelah dua minggu ini akan ada banyak kemajuan untuk bisa dilakukan secara lebih.
Yang kedua, Sri Sultan menyampaikan bahwa ke depan mungkin Yogyakarta akan membutuhkan vaksin lebih banyak. Hal ini dikarenakan sudah dimulainya kedatangan para mahasiswa dari luar daerah untuk masuk perkuliahan secara tatap muka yang direncanakan akan dimulai pada awal Oktober mendatang.
“Kami berharap, mahasiswa ini yang kemungkinan di daerahnya belum divaksin, mau tidak mau kita harus melakukan vaksinasi. Sehingga kebutuhan kami mungkin akan meningkat dari rencana semula 2,8,” terang Sri Sultan.
Sri Sultan menambahkan, bila nanti presentasenya jauh diatas 100% berarti sisa tersebut, berkemungkinan bukan ber-KTP Yogya.
Terkait hal ini, Menko Marves meminta kepada Kementerian Kesehatan RI untuk memperbaiki masalah vaksin karena beberapa waktu yang lalu untuk melakukan entri data cukup sulit. Menko Marves juga menyetujui usulan Sri Sultan untuk menambah jumlah vaksin.
“Kalau tadi Pak Sultan minta tambahan vaksin, saya kira masuk akal sekali karena mahasiswa dari luar mungkin masih banyak yang belum divaksin,” ucap Menko Marves. Ia pun meminta kepada Menteri Kesehatan segera untuk memperhatikan dan memenuhi kebutuhan tersebut.
Dalam rapat koordinasi tentang evaluasi PPKM Jawa-Bali, Menko Marves menginformasikan, bahwa situasi pandemi Covid-19 masih terus menunjukkan tren perbaikan. Jumlah kasus konfirmasi harian nasional Jawa-Bali berada pada posisi yang sama pada tahun lalu, sehingga RS dalam kondisi yang baik.
Tingkat reproduksi efektif Indonesia dan Jawa-Bali terus menurun <1, mengindikasikan terkendalinya pandemi Covid-19, dan juga testing yang terus meningkat serta tingkat positivity yang sudah 1%. Namun ia juga menegaskan, penguatan testing tracing harus terus dilakukan untuk mengantisipasi gelombang kasus baru.
Ia pun menambahkan, terkendalinya Covid-19, mendorong pemulihan aktivitas belanja masyarakat yang cepat. Indeks nilai belanja untuk Provinsi DI Yogyakarta, DKI Jakarta, dan Jawa Timur juga sudah mendekati kondisi pra pandemi.
Sedangkan perwakilan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi menyampaikan, bahwa Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dapat dilaksanakan pada 99% satuan pendidikan yang berada pada situasi Covid-19 level 3 dan 2 berdasarkan SKB 4 Menteri, sementara satuan pendidikan yang berada pada daerah level 4 sepenuhnya PJJ.
Ia melaporkan terkait pelaksanaan PTM terbatas, praktis di semua level 1, 2, dan 3 sudah melakukan PTM terbatas, hanya 0,2% saja dari seluruh satuan pendidikan yang masih melakukan PJJ.
“Untuk sekolah-sekolah masih banyak yang belum melakukan pengisisan terkait dengan kesiapan dalam kegiatan masuk sekolah. Kondisi sekarang masih 49% yang sudah melaporkan apakah sudah ada saluran sanitasi dan kebersihan, apakah sudah ada faskes kesehatan, dan apakah ada warga-warga sekolah yang tidak boleh masuk sekolah,” ungkapnya.
Dilaporkan, posisi sampai dengan hari ini 49% sekolah yang melakukan PTM terbatas dari 53% yang sudah melapor.
“Jadi, mohon bantuan Dinas Pendidikan di daerah untuk mendorong sekolah-sekolah untuk bisa melaporkan sehingga kami juga bisa melakukan monitoring dengan lebih baik lagi,” pintanya.
Adapun Menteri Kesehatan RI, menyebutkan bahwa “Kasus anak mengalami penurunan seiring dengan penurunan kasus akan tetapi dalam dua minggu terakhir, terjadi kenaikan untuk kasus konfirmasi di usia di bawah 12 tahun yaitu, usia-usia yang belum divaksinasi dan itu sudah PTM. Jadi kesimpulannya, sejak PTM dibuka memang ada kenaikan kasus untuk anak-anak, relatif dibandingkan dengan usia 18 tahun,” jelasnya.
Dalam hal ini, Menteri Kesehatan RI berpesan kepada tiap kepala daerah agar melaksanakan surveilans Covid-19 terstandar untuk pemantauan dan evaluasi PTM terbatas di satuan pendidikan.
Strategi surveilans ini harus dilakukan bersama-sama dengan stategi testing orang bergejala dan pelacakan kontak erat dan respon outbreak di lingkungan satuan pendidikan. (*)