Home / Buku

Selasa, 13 September 2022 - 09:45 WIB

DIY Gencarkan Pengayaan Literasi Melalui Gerbang Pleret dan Aksara Jawa

Foto: Paniradya Kaistimewaan DIY

Foto: Paniradya Kaistimewaan DIY

NYATANYA.COM, Bantul – Sejak abad ke-17 Masehi pada masa Kerajaan Mataram Islam, Aksara Jawa sudah mulai dikembangkan.

Hal itu semakin diperkenalkan lagi saat ini, ditambah dengan gencarnya pengayaan literasi kebudayaan melalui Gerbang Pleret, yang juga terkait dengan pengembangan Aksara Jawa.

Bertepatan dengan Peringatan Hari Aksara Internasional, Penutupan Peringatan Dasawarsa UU Keistimewaan DIY serta Launching Gerbang Pleret, Sekda DIY Kadarmanta Baskara Aji mengatakan ingin membawa Aksara Jawa dikenal baik secara internasional.

Aji ingin, tidak hanya di Jawa saja aksara ini dikenal, masyarakat Indonesia dan dunia juga harus mengenal salah satu kebanggaan DIY ini.

Pada acara yang digelar Sabtu (10/9/2022) di Gerbang Pleret, Pleret, Bantul ini Aji menjelaskan, Hari Aksara Internasional ini adalah momentum untuk mengurangi tuna aksara yang terjadi di masyarakat.

Foto: Paniradya Kaistimewaan DIY

Seluruh masyarakat harus memiliki literasi yang mumpuni terkait aksara. Peradaban di Jawa khususnya di DIY menurut Aji sudah cukup maju dan beradab.

Namun dalam rangka untuk pengembangan aksara Jawa dalam kehidupan sehari-hari, masih menjadi PR bersama. Bagaimana nantinya sebisa mungkin anak-anak yang mencintai serta tidak buta Aksara Jawa.

“Agar tidak ada buta Aksara Jawa di DIY, perlu dilakukan aktivitas-aktivitas dan juga digitalisasi Aksara Jawa. Saya kira digitalisasi Aksara Jawa akan membawa masyarakat kita semakin mencintai dan memahami bahwa Aksara Jawa yang sesungguhnya bisa memberikan gambaran tentang peradaban masyarakat di DIY dan Jawa pada umumnya,” ungkap Aji.

Lebih lanjut mengenai Gerbang Pleret, Aji mengatakan bahwa gerbang ini memiliki filosofi yang bisa diartikan sebagai pintu informasi.

Sebuah gerbang menurut Aji menggambarkan tempat yang sangat berharga dan menjadi ikon. Tentu pengembangan budaya melalui gerbang Pleret ini bisa semakin maju.

Baca juga   Tingkatkan Literasi Nasional, Pemerintah Kirim 2.574.052 Eksemplar Buku ke Daerah 3T

Pengembangan kebudayaan ini memiliki akses multiplier yang berefek memberikan tambahan dan memajukan peradaban bagi masyarakat, tetapi juga bisa mendatangkan masyarakat baik mancanegara maupun domestik untuk menjadi wisatawan budaya di Pleret.

Memasuki Gebang Pleret maka nantinya wisatawan akan akan melihat aktivitas-aktivitas kebudayaan yang ada di balik gerbang ini.

“Harapan saya bersama dengan launching Gerbang Pleret ini bisa menjadi momentum yang baik bagi kita untuk memulai aktivitas dalam rangka kemajuan kebudayaan. Bukan saja kebudayaan-kebudayaan yang sudah ada tetapi tidak menutup kemungkinan kita akan kembangkan dan majukan dari budaya-budaya yang sudah ada di masyarakat,” urai Aji.

Aji menambahkan Pariwisata yang dimotori oleh kebudayaan tentu akan memberikan manfaat cukup banyak bukan saja pengembangan di bidang budaya tetapi juga pariwisata yang akan mendatangkan devisa.

Devisa bagi masyarakat akan memajukan perekonomian dan pada saat ekonomi masyarakat sudah maju, otomatis kesejahteraan masyarakat akan semakin meningkat. Budaya yang ada bisa menjadi motor penggerak kesejahteraan masyarakat.

Dalam laporannya Plt. Asisten Sekda Bidang Pemberdayaan Masyarakat sekaligus Paniradya Pati Aris Eko Nugroho menyampaikan, Aksara Jawa merupakan tulisan yang digunakan untuk menulis dalam Bahasa Jawa.

Aksara ini sudah ada sejak abad ke-17 Masehi, pada masa Kerajaan Mataram Islam. Sosialisasi aksara ini perlu dilakukan kepada masyarakat, dan ini menjadi alasan perlunya diperingati Hari Aksara Jawa ini.

Peringatan Hari Aksara di Daerah Istimewa Yogyakarta ini dilaksanakan di Kalurahan Pleret, Kapanewon Pleret, Kabupaten Bantul yang memiliki kaitan erat dengan sejarah perkembangan Mataram Islam di Indonesia.

Kawasan ini pernah digunakan sebagai ibu kota pemerintahan setelah berpindah dari Keraton Mataram Kerta.

“Potensi-potensi kesejarahan yang terdapat di Kalurahan Pleret tengah digarap serius untuk dijadikan komoditas sektor wisata. Konsep jangka panjangnya ialah Pleret menuju pusat wisata budaya dan sejarah di Daerah Istimewa Yogyakarta,” tutur Aris.

Baca juga   The Ratan Pertemukan Perupa Swiss dan Yogya dalam Pameran 'Warehouse Art Project'

Untuk mencapai tujuan itu telah dibangun pusat informasi yang diberi nama Gerbang Pleret. Gerbang ini merupakan ikon dan brand identity Daerah Istimewa Yogyakarta yang menunjukkan potensi-potensi di Kalurahan Pleret,” imbuh Aris.

Hari Aksara Internasional dimaksudkan sebagai momentum untuk mengingatkan pentingnya literasi dan memajukan agenda keaksaraan menuju masyarakat lebih melek huruf khususnya aksara Jawa.

Tujuannya adalah menentukan langkah strategis dalam upaya memperkuat branding aksara, khususnya aksara Jawa dan agar Kawasan Pleret semakin dikenal oleh masyarakat.

Gerbang Pleret merupakan bentuk kolaborasi dari Organisasi Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta. Di antaranya adalah Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan), Paniradya Kaistimewan, Dinas Pariwisata, Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk serta OPD lainnya.

Rangkaian kegiatan terdiri dari beberapa acara utama, yaitu Perayaan Hari Aksara Internasional, Launching Gerbang Pleret, Talkshow, dan Klinik Aksara. Pendanaan kegiatan bersumber dari Dana keistimewaan melalui sub Kegiatan Pembinaan Pengembangan Bahasa dan Sastra.

Selain itu, acara ini juga menampilkan kegiatan lain di antaranya keroncong, penyerahan hadiah kejuaraan Olimpiade Bahasa dan Aksara Jawa, Peresmian Dapur Prima, Launching nama baru dan logo Museum Pleret, Launching infografik dan motion graphic Serangan Umum 1 Maret 1949, dan berbagai atraksi kesenian.

Rangkaian kegiatan Perayaan Hari Aksara Internasional berlangsung mulai tanggal 8 September sampai dengan 10 September 2022, bertempat di Gerbang Pleret, Kalurahan Pleret, Kapanewon Pleret, Kabupaten Bantul.

Selain itu, diserahkan juga penghargaan atas kejuaraan Olimpiade Aksara Jawa dan aksara dan motion 1949 dan berbagai atraksi kesenian.

(Uk/Jon/Dty/N1)

Share :

Baca Juga

Buku Kisah Lima Sahabat karangan Ratri Gunariyanti yang diterbitkan Pustaka Anak. (Foto:dokumentasi pustaka anak)

Buku

Bening, Gadis Rimba yang Luar Biasa
Gubernur Sulawesi Barat bertemu Menkominfo Johnny G. Plate di Kantor Kementerian Kominfo, Jakarta Senin (24/1/2022). Dalam pertemuan ini Menkominfo mendorong pemerintah daerah (Pemda) ambil peran dalam peningkatan literasi digital masyarakat di daerah. (Foto:Biro Humas Kementerian Kominfo)

Buku

Menkominfo Dorong Pemda Dukung Program Literasi Digital
Peluncuran buku 'Mereka Berharga di Mata-Ku: Memandang Sesama Menurut Yesus dan Paus Fransiskus' di halaman Penerbit-Percetakan Pohon Cahaya, Selasa (6/8/2024). Foto: Istimewa

Buku

Pohon Cahaya Launching Buku ‘Mereka Berharga di Mata-Ku: Memandang Sesama Menurut Yesus dan Paus Fransiskus’
Foto: DPS/Humas Kominfo

Buku

Kominfo, WhatsApp, dan ICT Watch Rilis Chatbot Literasi Digital Siberkreasi, Ini Tujuannya
Fairuz (kanan), Kukuh (tengah) dan Popo menunjukkan buku novel Mendung Tanpo Udan. (Foto: istimewa)

Buku

Ikuti Sukses Lagunya, Novel ‘Mendung Tanpo Udan’ Siap Dilaunching
Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Imam Gunarto pada Kamis (14/7/2022) dalam kunjungan kerjanya ke Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta. Foto: Humas Pemkot Yogya

Buku

Kepala ANRI Minta Kearsipan di Kota Yogya Jadi Contoh Daerah Lain, Karena Alasan Ini
Vini Indriasari dan bukunya Citra Digital dengan Remote Sensing. (Ilustrasi grafis: nyatanya.com/Foto: dokumentasi Teknosain)

Buku

Data Satelit Bisa Diperoleh Secara Gratis
Prof. Ir. Supriharyono. M.S., PhD. dan buku Manajemen Sumberdaya Perairan. (Foto:nyatanya.com/istimewa)

Buku

Pencemaran Perairan Semakin Parah! Diperlukan Upaya Ekstra Penyelamatan