NYATANYA.COM, Yogyakarta – Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, mengatakan Pemda DIY secara bertahap terus menambah fasilitas isolasi mandiri atau shelter untuk pasien terkonfirmasi positif Covid-19.
“Shelter yang disediakan Pemda DIY jumlahnya ada 59 shelter dengan total daya tampung sebanyak 856 orang,” jelas Sri Sultan dalam Rapat Koordinasi Peningkatan Kapasitas Bed RS Rujukan bersama Menko Kemaritiman dan Investasi RI, Luhut Binsar Pandjaitan, virtual Kamis (8/7/2021) sore.
Hal tersebut disampaikan mengingat Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, pada Selasa (6/7/2021) memberi arahan agar pasien positif Covid-19 yang tidak memiliki gejala sesak napas, saturasi di atas 95 persen, dan tidak memiliki komorbid untuk cukup melakukan isolasi mandiri di rumah atau shelter yang tersedia di wilayah masing-masing.
Langkah ini merupakan salah satu upaya untuk menurunkan tingkat keterisian bed di RS Rujukan Covid-19 DIY. Sehingga, bed di RS dapat dimanfaatkan lebih optimal bagi pasien Covid-19 dengan kondisi gejala sedang/berat dan kritis.
Adapun Sri Sultan mengatakan pernyataan tersebut Lebih lanjut, Sri Sultan mengutarakan jika penambahan kapasitas bed di RS Rujukan Covid-19 akan terus diupayakan. “Seperti di Hardjolukito, di sana ada gedung baru jadi selama ini memang belum dimanfaatkan. Kami juga berikan dorongan RS Rujukan Covid-19 lain untuk menambah jumlah bed isolasi sehingga mencapai persentase 30-40%,” ungkap Sri Sultan.
Sementara, Sekretaris Daerah DIY, Kadarmanta Baskara Aji, seusai agenda Rakor menambahkan bahwa kondisi keterisian bed di RS se-Jawa dan Bali sudah di atas kapasitas maksimal.

“Jadi keputusannya yang akan dilakukan se-Jawa dan Bali adalah penambahan konversi dari bed non Covid-19 menjadi bed Covid-19 dan ICU non Covid-19 menjadi ICU Covid-19,” jelasnya.
Aji mengaku Pemda DIY akan memprioritaskan untuk menambah bed ICU Covid-19 di masing-masing RS terlebih dulu karena pasien dengan sakit berat harus lebih segera diberikan penanganan.
Ia menambahkan bahwa selama pelaksanaan PPKM Darurat DIY, per Kamis (8/7/2021), posisi kabupaten dan kota di DIY adalah empat wilayah berada di zona merah dan satu wilayah di zona hitam.
“Hanya sampai dengan hari kemarin, yang hitam di Kota (Yogyakarta), saat ini yang hitam di Kulon Progo. Saya kira, upaya kota melakukan penyekatan dan pembatasan mobilitas sudah cukup berhasil. Sedangkan Kabupaten Kulon Progo, ternyata pengurangan mobilitas orangnya justru terbalik, ini menjadi perhatian kita sekalian,” jelasnya.
Meski demikian, jelas Aji, untuk DIY, pengurangan mobilitas masyarakat cenderung sampai 18 persen dan cukup bagus. “Kalau nanti sampai tanggal 20 Juli, diharapkan angkanya bisa mencapai angka 30% atau lebih,” tambahnya.
Terkait dengan ketersediaan oksigen bagi penanganan pasien Covid-19, Aji mengatakan bahwa ketersediaan DIY berdasar laporan rumah sakit masih tergolong cukup.
“Meski demikian, satu dua hari ke depan, kita harus siapkan. Hari ini kita kedatangan siotank satu, yang nanti akan langsung di-drop ke RS yang membutuhkan oksigen terutama yang ketersediaannya sudah menipis. Tentu ini akan menjadi prioritas. Ini isotank yang datang berisi 20.000 ton, mudah-mudahan bisa cukup untuk dua tiga hari ke depan,” tutupnya. (*)