Home / Plus

Jumat, 7 Januari 2022 - 18:22 WIB

DPP Kota Yogya Kembangkan Tanaman Keladi Langka dengan Kultur Jaringan

Budidaya tumbuhan keladi sedang menjadi primadona pecinta tanaman hias. Motif daunnya yang warna-warni dan cantik membuat tanaman ini banyak diminati masyarakat. Kini Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta tengah mengembangkan budidaya tanaman keladi melalui kultur jaringan. (Foto: Humas Pemkot Yogya)

Budidaya tumbuhan keladi sedang menjadi primadona pecinta tanaman hias. Motif daunnya yang warna-warni dan cantik membuat tanaman ini banyak diminati masyarakat. Kini Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta tengah mengembangkan budidaya tanaman keladi melalui kultur jaringan. (Foto: Humas Pemkot Yogya)

NYATANYA.COM, Yogyakarta – Budidaya tumbuhan keladi sedang menjadi primadona pecinta tanaman hias. Motif daunnya yang warna-warni dan cantik membuat tanaman ini banyak diminati masyarakat. Kini Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta tengah mengembangkan budidaya tanaman keladi melalui kultur jaringan.

Analis Laboratorium Kultur Jaringan Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kota Yogyakarta, Anny Widi Astuti, Jumat (7/1/2022) mengatakan dengan pengembangan menggunakan kultur jaringan diharapkan dapat membuahkan hasil yang maksimal serta menghemat biaya.

“Kita saat ini sedang menggeluti kultur jaringan tanaman keladi. Banyak dari masyarakat yang tertarik dengan tanaman ini. Maka kita kembangkan agar nantinya masyarakat bisa ikut menanam tanaman tersebut,” ujarnya.

Menurutnya, keunggulan budidaya keladi menggunakan model kultur jaringan adalah lebih mempermudah cara budidayanya dengan menggunakan bagian tanaman keladi seperti daun atau umbinya.

“Bagian seperti daun dan umbinya ini lebih mempermudah kita untuk mengembangkan tanaman keladi dengan model kultur jaringan. Selain itu dapat menghasilkan benih keladi dalam jumlah banyak di waktu tertentu,” ujarnya.

Baca juga   Tembus Pasar Amerika, BNI Xpora Bawa UKM Binaan ke Pameran Shoppe Object NYC 2024

Tak hanya itu, dengan menggunakan kultur jaringan benih menjadi seragam, hemat biaya, transportasi serta bebas dari hama penyakit.

Anny menjelaskan, pengembangan tanaman hias khususnya tanaman keladi sendiri jenisnya pun berbeda-beda. Ada jenis keladi lokal hingga jenis yang masih langka dan relatif mahal.

“Kita fokus kepada dua pengembangan tanaman keladi yakni lokal dan jenis yang langka. Hal ini untuk mendukung peningkatan tanaman hias di perkotaan agar semakin diminati warga,” jelasnya.

Hingga saat ini tingkat keinginan warga membeli tanaman hias sangat tinggi. Ada tiga jenis tanaman yang menjadi favorit warga yakni tanaman anggrek, keladi dan aglonema.

“Ketiga jenis tanaman tersebut masih menjadi incaran mereka, memang banyak diminati dan kami sering mengadakan kontes tanaman hias aglonema dan anggrek setiap tahun. Nah untuk keladi jenisnya ini masih belum kita berikan nama. Ada yang daunnya beberapa warna, dan memiliki bentuknya seperti gelombang cinta,” katanya.

Baca juga   Atap Pasar Giwangan Roboh Diterjang Hujan Deras dan Angin Kencang, Timpa Pedagang

Anny menambahkan, untuk harga tanaman keladi lokal sendiri berkisar Rp 10.000 per tanaman hingga Rp 15.000 per tanaman. Sedangkan untuk tanaman keladi jenis langka harganya berkisar puluhan ribu bahkan sampai jutaan.

“Yang membuat harga tanaman keladi mahal karena dari warna daun dan bentuknya serta dari asal usulnya yang mahal bahkan bisa dari luar negeri,” jelasnya.

Ia berharap, budidaya tanaman keladi ini dapat mendukung perkembangan tanaman hias di perkotaan dengan kultur jaringan. Harapannya nantinya bisa mendapatkan media dan penemuan yang tepat untuk hasil yang maksimal.

(*/N1)

Share :

Baca Juga

Mahasiswa Prodi Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ISI Surakarta, memamerkan karya rebranding 20 start up di Jawa Tengah. Foto: Dok.ISI Surakarta

Plus

Mahasiswa DKV ISI Surakarta Pamerkan Karya Rebranding Start Up Jateng
Bukan hanya laris saja, kripik pisang bermerek @bananacrackers1 miliknya juga sudah sampai di sejumlah kota di Indonesia. Foto: Diskominfo Jateng

Plus

Modal Rp50 Ribu, Bisnis Kripik Pisang di Klaten Omsetnya Kini Jutaan Rupiah Gegara Ini
Titi Pratistiyani dan suami, Suparjo, merintis usaha kerajinan dengan bendera Bening Craft. (Foto: Humas Pemkot Yogya)

Plus

Bening Craft Sukses Olah Sampah Kaca Jadi Produk Kerajian yang Wah dan Sumber Cuan
Lomba Panjat Pinang digelar warga Blunyahrejo, Tegalrejo, Kota Yogyakarta untuk menyemarakkan HUT ke-77 RI, Sabtu (20/8/2022). Foto: Humas Pemkot Yogya

Plus

Lomba Panjat Pinang HUT RI, Wujud Semangat Kerja Sama dan Gotong Royong
Daun siri bisa dikembangkan dan ditanam di pekarangan rumah. (Foto: Istimewa)

Plus

Daun Sirih Usir Sakit Pinggang
Dalam budidaya ikan air tawar bisa memanfaatkan bahan-bahan alami. (Foto: istimewa)

Plus

Daun Pepaya Tingkatkan Imunitas Tubuh Ikan Tawar
Talkshow tentang kepikunan yang mengambil tema ‘Sudah Pikunkah Aku’ ini, diadakan oleh PKK Kelurahan Wonokerto bekerjasama dengan JogjaKLanese Community. Foto: Agus Raka

Plus

Komunitas JogjaKLanese Gelar Talkshow Kepikunan dan Aksi Donor Darah
Seporsi masakan koloke ayam, bagian kuahnya berwarna kemerahan. (Foto:istimewa)

Plus

Koloke Ayam, Sayur Kembang Kolnya Beri Nuansa Putih