Home / Olga

Jumat, 5 Agustus 2022 - 17:30 WIB

Dua Medali Emas Penutup Manis Tuan Rumah di Nomor Estafer ASEAN Paragames 2022

Foto: INASPOC

Foto: INASPOC

NYATANYA.COM, Surakarta – Dua nomor estafet yang bertanding di hari terakhir paraatletik ASEAN Paragames (APG) XI Solo 2022, jadi penutup manis bagi Tim Indonesia. Dua emas diraih dari nomor estafet 4×100 meter T11-13 dan estafet universal 4×100 meter.

Pada nomor estafet 4×100 meter T11-13 (kerusakan pengelihatan), Indonesia menjadi yang tercepat dengan catatan waktu 44,970 detik. Lebih cepat 00,20 detik dari tim Thailand yang finis di posisi kedua. Sedangkan Vietnam finis di tempat ketiga dengan waktu 47,070 detik.

Pada nomor ini Indonesia diperkuat oleh Petrus Kahel Alupan, Eko Saputro, Muammar Habibila, Ruli Alkahfi Mubarok yang didampingi oleh Sika Buddin sebagai pemandu.

Sedangkan di estafet universal 4×100 meter, skuad Merah Putih yang menurunkan Susan Unggu (T11/kerusakan pengelihatan), Nanda Mei Sholihah (T46/gangguan rentang gerak pasif), Saptoyogo Purnomo (T37/gangguan koordinasi), dan Jaenal Aripin (T54/kursi roda).

Mereka finis terdepan dengan waktu 48,110 detik, menyisihkan Thailand yang menghasilkan waktu 52,820 detik.

“Ini jadi penutup yang bukan manis lagi, ini sebentar lagi diabetes. Kami sudah terlalu manis, ditambah manisnya medali emas ini. Jadi diabetes,” ungkap Eko yang turun sebagai pelari kedua di Stadion Manahan, Solo, Jumat (5/8/2022).

Pada nomor T12-13 ini Indonesia memang bersaing ketat dengan Thailand. Bahkan selisihnya sangat tipis saat akan memasuki garis finis.

Baca juga   Menpora Beri Satyalancana Dharma Olahraga dan Apresiasi kepada Atlet Berprestasi

Thailand sendiri memimpin hingga di 100 meter ketiga, Ruli yang tampil sebagai pelari keempat lah yang menjadi pahlawan.

Ruli yang dipandu Sika mampu menyalip pelari Thailand di 30 meter terakhir, hingga akhirnya finis di posisi terdepan.

Menurut Eko, karena merupakan kombinasi pelari, maka strategi penempatan pelari yang sesuai menjadi kuncinya. Apalagi mereka baru berlatih pagi harinya, beberapa jam sebelum berlomba.

“Jadi kuncinya adalah bagaimana menempatkan kombinasi pelari yang pas. Karena kita baru latihan bareng tadi pagi (kemarin -Red.) sebelum lomba. Ada perubahan dari komposisi awal yang dicoba pagi, di pelari pertama. Tapi Alhamdulillah tidak mengurangi intensitas larinya. Di latihan pagi tadi kita coba cari chemistry dulu. Menyatukan perasaan, jadi pas larinya dan saat penerimaan tongkat tidak ada yang gagal,” katanya.

Eko menilai timnya diuntungkan dengan ikatan yang kuat antar mereka. Terlebih setiap hari mereka berlatih bersama, sehingga semua merasa ibarat rumah kedua setelah keluarga.

Sedangkan kunci kemenangan di estafet T11-13 adalah strategi penempatan pelari, maka di nomor estafet universal kuncinya adalah komunikasi. Mengingat di nomor ini, para pelari memiliki klasikasi yang berbeda.

Baca juga   Mantap, Pemprov NTB Beri Diskon 10 Persen Tiket MotoGP 2022

“Menyatukan chemistry itu susah-susah gampang, karena kita memiliki klasifikasi yang berbeda-beda. Apalagi latihan sehari-hari lebih fokus ke nomor individu masing-masing. Setiap hari komunikasi terus, nanti jangan begini, jaga kecepatan, mengontrol juga jangan sampai ada kesalahan saat pergantian pelari, makanya lancar dan kita kompak selalu di dalam dan luar lapangan,” kata Jaenal yang turun sebagai pelari keempat.

Pada nomor ini, tim Indonesia sukses menghasilkan personal best tim baru setelah sebelumnya di Asian Para Games 2018 di Jakarta mencatatkan waktu 50 detik-an. Perubahan komposisi membuat tim ini lebih kuat.

“Sebelumnya di APG di Jakarta kita menghasilkan waktu 50 detik. Lalu saat persiapan ada perubahan komposisi, dulu di posisi pertama dan kedua awalnya Putri Aulia dan Kharisma Evi, kemudian di ASEAN Para Games ini diubah menjadi Susan Unggu dan Nanda Mei. Alhamdulillah, secara waktu lebih bagus. Komposisi ini lebih kuat. Karena saat dilatihan kita lihat waktu bisa mencapai 49 detik juga,” imbuh Jaenal.

Ditambahkan Sapto, emas di nomor ini sesuai dengan target yang diberikan pelatih. Apalagi ada cepat rekor pribadi, hingga hasil ini dinilainya kejutan. Dia berharap komposisi ini pun menjadi komposisi tetap untuk nomor ini.

(*/N1)

Share :

Baca Juga

Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati melepas keberangkatan 270 goweser dalam rangka 4th Anniversary Komunitas Sepeda Lipat Sragen. (Foto: Diskominfo Sragen)

Olga

270 Goweser dari Berbagai Daerah Meriahkan Empat Tahun Lempitan Sragen
Liga Santri Piala Kasad di Wonosobo. Foto: Pendim 0707

Olga

Kodim Wonosobo Gelar Liga Santri Piala Kasad
Obor Pekan Special Olympics Nasional 2022 (Pesonas) singgah di Demak, setelah melakukan perjalanan dari Kabupaten Kudus. Obor akan singgah selama empat hari di Demak, dan akan melanjutkan perjalanannya kembali menuju Kabupaten Sragen, Rabu (26/1/2022). (Foto: Kominfo Demak)

Olga

Besok Menuju Kabupaten Sragen, Obor Pesonas 2022 Singgah di Demak
Boyolali Berlari 7K. Foto: Diskominfo Kabupaten Boyolali

Olga

Ribuan Peserta Meriahkan Boyolali Berlari 7K
Hasil kurang memuaskan harus dialami tim panahan beregu putra Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020. (Foto:nyatanya.com/nocindonesia)

Olga

Tersingkir di Beregu, Tim Panahan Indonesia Fokus ke Perorangan
Foto: Elvira/InfoPublik

Olga

Pertama Kalinya 85 Pembalap Dunia Unjuk Kemampuan di MotoGP Mandalika 2022
Pembukaan Pesonas digelar di Pendapa Pengabdian, Rumah Jabatan Wali Kota Magelang, Jumat (18/3/2022), yang ditandai dengan kegiatan Kirab Obor Virtual dari Kabupaten Temanggung ke Kota Magelang, dan selanjutnya ke Kabupaten Magelang. (Foto: MC.MagelangKota)

Olga

40 Atlet Penyandang Disabilitas Kota Magelang Ikuti Pesonas 2022
Instruktur senam anggota Perwosi tingkat kapanewon se-Kabupaten Sleman usai mengikuti sosialisasi senam baku Senam Jantung Sehat Lansia di Pendopo Rumah Dinas Bupati Sleman. (Foto: Dok. Perwosi Sleman)

Olga

Perwosi Sleman Sosialisasi Senam Jantung Sehat Lansia kepada Instruktur Perwosi Kapanewon