NYATANYA.COM, Banyumas – Ebeg, kesenian tradisional Banyumasan harus terus dipertahankan agar tidak dilupakan dan punah dikikis perubahan zaman. Salah satunya dengan menerapkan inovasi tanpa menghilangkan tradisi yang ada.
Demikian disampaikan Bupati Banyumas, Achmad Husein, saat membuka acara Festival Ebeg Kreatif dan Festival Kesenian Langka di Gedung Soeteja Purwokerto, baru-baru ini. Bupati mengimbau para pelaku seni Ebeg agar tidak terpaku pada pakem, tetapi juga memperhatikan selera pasar.
“Saat ini para milenial suka yang praktis, sehingga para seniman harus tahu pasar. Kalau hanya berkutat pada pakem kemungkinan akan ditinggalkan. Tadi saya melihat penampilan Ebeg yang cukup inovatif, pemainnya begitu menghayati sehingga enak untuk disaksikan,” kata Bupati Husein.
Bupati menambahkan, kegiatan festival seni kreatif merupakan apresiasi dan ikhtiar pelestarian seni tradisional Banyumasan serta sebagai manifestasi kepedulian Pemkab Banyumas terhadap seniman tradisional.
Bahkan, demi memeriahkan acara, Bupati Banyumas Husein bersama beberapa tamu undangan ikut menari Ebeg yang dipandu oleh Pemain Ebeg dari kelompok Kidang Kencana Desa Karangtengah kecamatan Baturraden.
Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyumas, Asis Kusumandani, mengatakan, Festival Ebeg diikuti oleh 66 kelompok seni, sedangkan kesenian langka diikuti oleh 15 kelompok. Kegiatan ini digelar bekerja sama dengan Dewan Kesenian Kabupaten Banyumas (DKKB) dan Paguyuban Ebeg Banyumas (Pakumas).
“Semua peserta yang mengikuti lomba mendapatkan dana stimulan sebesar masing-masing Rp5 juta dipotong pajak,” katanya
Lebih lanjut, para pemenang festival mendapatkan hadiah uang tunai. Rinciannya, Juara I sebesar Rp5,5 juta, Juara II Rp5 juta, Juara III Rp4,5 juta. Selain itu, Juara Harapan I sebesar Rp3 juta, Juara Harapan II Rp2,5 juta dan Juara Harapan III sebesar Rp2 juta.
Terpisah, Ketua Umum Dewan Kesenian Kabupaten Banyumas (DKKB), Sadewo Tri Lastiono, menyatakan, dua festival seni tradisi tersebut menunjukkan komitmen Pemkab Banyumas yang sangat besar terhadap seni tradisional Banyumasan, sekaligus terhadap kondisi susah para seniman yang diakibatkan pandemi Covid-19.
Sadewo yang juga Wakil Bupati Banyumas tersebut berharap, festival seperti itu bisa dilakukan secara rutin. Tidak harus setiap tahun, tapi bisa dilakukan setiap 2 tahun sekali.
Sadewo mengaku belum semua kelompok tersentuh bantuan pada kegiatan ini, tetapi kegiatan-kegiatan seperti ini bisa menstimulasi para seniman untuk terus berkesenian secara kompetitif.
“Untuk kelompok Ebeg saja, ada 500-an kelompok yang terdaftar, walaupun yang aktif sekitar 257 kelompok. Itu belum termasuk kelompok lengger, kelompok calung, kelompok pedalangan dan kelompok seni tradisi lainnya,” terangnya.
Sementara itu, pembina Paguyuban Ebeg Banyumas (Pakumas), Suherman, sangat mengapresiasi kegiatan yang diselenggarakan Pemkab tersebut.
“Sebagai orang tua yang masih bermimpi seni tradisi Banyumasan bisa moncer lagi, saya setuju jika kegiatan seperti ini dilakukan secara berkala. Tidak hanya ebeg saja, tetapi juga seni tradisi yang lain,” ujar mantan Ketua DPRD Kabupaten Banyumas itu.
Sebagai informasi, Juara I Pemenang Festival Ebeg Kreatif adalah Penampil Jarane Nyai Panumbang Sumbang, Juara II Kidang Kencana Desa Karangtengah Baturraden, Juara III Wahyu Krida Kencana Tambaknegara Rawalo, Juara Harapan I Sekar Turangga Anom, Kaliori Kalibagor, Juara Harapan II Mekar Tinggar Budaya Tinggarjaya Jatilawang, dan Juara Harapan III diraih oleh Penampil Ksatria Ngudi Laras Karantalun Kidul Purwojati.
Sementara itu, Juara I Festival Kesenian Langka adalah Angguk Mugi Rahayu dari Desa Klapagading Wangon, Juara II Muludan Terbang Jawa Desa Cikakak Wangon, Juara III Buncis Ngudi Utama dari Desa Tanggeran Somagede.
Juara Harapan I diraih oleh Rinding Aren Sari Desa Tlaga Gumelar, Juara Harapan II Dalang Jemblung Setya Budaya Desa Karangpetir Tambak, dan Juara Harapan III Sintren Sida Dadi Desa Gumelar Kecamatan Gumelar.
(*/N1)