NYATANYA.COM, Yogyakarta – Tak kurang dari 65 karya fotografi hasil bidikan Eni Budi Lestari atau yang lebih dikenal Eni Takahashi, warga Indonesia asli Yogyakarta yang mukim di Kyoto, Jepang dipamerkan di ruang Sultan Agung Museum Beteng Vredeburg, Yogyakarta.
Pameran yang berlangsung selama tiga hari sejak 12 hingga 16 Agustus ini dibuka oleh Prof Inajanti Adrijanti, Jumat (12/8/2022).
Pameran yang dikuratori Mahendradewa dengan label “Oleh-oleh dari Kyoto” ini menurut Eni begitu sapaannya, lebih dimaksudkan sebagai buah tangan atau oleh-oleh dari dirinya ketika mudik atau pulang kampung ke Yogyakarta sebagai kampung halaman pertamanya.
Selain itu dari pameran ini diharapkan menjadi jalinan silaturahmi antara dua kota yaitu Yogyakarta – Kyoto yang merupakan sister city.
“Ini merupakan oleh-oleh saya dari Kyoto sekaligus untuk menandai silaturahmi serta membuka kembali kegiatan bersama antara dua kota ini, setelah masa pandemi,” ucap Eni disela pameran.
Menurut Eni pameran ini merupakan bentuk kerinduan yang panjang kepada kota kelahiran Yogyakarta yang nyaris lebih 25 tahun ditinggalkannya, karena bekerja mengajar sebagai dosen dan mukim di Kyoto Jepang.
Meski lama tinggal di Kyoto namun dirinya mengaku tetap sebagai WNI dan menjadikan Kyoto sebagai tanah air kedua.
Sementara itu menurut Ketua pameran Sigit Sugito mengungkapkan, Eni adalah pekerja keras yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan dan budaya.
Sehingga hasil bidikannya memiliki nilai art tersendiri disamping sentuhan sosial, budaya serta lingkungan alam secara umum.
Terlebih Eni merupakan seorang perempuan yang memilki basic pendidikan dan pengalaman pada bidang arkeologi. Sehingga karya karyanya memiliki lanscape terkait dengan latar pendidikan yang dimilikinya.
“Saya hanya bisa bilang Eni itu pekerja yang hebat, di sela kesibukannya dia masih memiliki banyak waktu untuk berbagai kegiatan salah satunya mengembangkan hobi fotografinya. Ini adalah karya-karya yang sangat luar biasa,” tandas Sigit Sugito.
Dalam pandangan kurator pameran Mahendradewa, dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta Jurusan Media Rekam, karya-karya Eni memiliki teknik pemotretan yang nyaris sempurna.
Bukan saja kemampaun dalam menentukan obyek gambar dengan titik fokus yang tepat. Kekuatan bermain dengan pencahaan pun dapat diselesaikan Eni dengan baik disetiap bidikan karyanya.
“Karya-karya ini orisinil tanpa ada kroping dan manipulasi.Sehingga pameran ini sangat baik bagi apresiasi kalangan muda yang memiliki minat dalam seni fotografi,” ungkap Mahendra.
(N3)