NYATANYA.COM, Yogyakarta – Fadil Aulia Saman atau akrab disapa Fadilas sejak lulus dari SMA pada 2012 silam sudah menyandang sebagai musisi jalanan. Berbekal gitar akustik, ia biasa ngamen dari satu warung ke warung.
Selain ngamen, pernah pula bekerja seperti di bidang percetakan, perhotelan dan kuliner. Namun, bakat seni sebagai penyanyi sepertinya lebih mendarah daging dan membuatnya tetap menekuni sampai saat ini.
“Sekitar satu tahun lalu, saat saya ngamen di warung bakmi Jawa Watusaman Ringroad Selatan Bantul bertemu musisi dan pencipta lagu Mendung Tanpo Udan, Kukuh Prasetya,” ungkap Fadilas.
Selain Kukuh, sebutnya, ada pula Popo Java owner “Om Orbitin Management.” Pertemuan ini menjadi suatu sejarah tersendiri. Akhirnya, ia banyak dimotivasi untuk menekuni lebih serius dan profesional dalam bidang menyanyi.
Bahkan, dengan bimbingan keduanya, ia bisa merilis lagu berjudul Nyobo Mbiyen sebagai single pertamanya. Setelah itu disusul lagu berjudul Jogja Bekasi dan Tuo Bareng.
Ketiga lagu tersebut diciptakan dan dinyanyikan sendiri, yakni bergenre musik pop Jawa dangdut. Adapun launching mini album milik Fadilas dilaksanakan di kompleks Watusaman, awal pekan ini.
Menurutnya, lagu berjudul Nyobo Mbiyen bercerita tentang perjalanan asmara yang kandas setelah lama dijalani, sebab adanya ketidakcocokan diantara keduanya.
“Dalam lagu ini menceritakan sulitnya untuk melupakan kenangan, baik susah maupun senang. Namun, pada akhirnya saling mengikhlaskan untuk berpisah sebagai jalan yang terbaik,” urai Fadilas.
Video klip lagu tersebut turut menghadirkan penari berbakat yaitu Firman, Laras, dan Zita yang bernaung dibawah Grup Dance Ambyar People.
Sedangkan lagu ke-2 yang berjudul Jogja Bekasi bercerita tentang pasangan LDR yang kandas dikarenakan kesalahan yang seharusnya tak perlu terjadi.
“Video klip lagu Jogja-Bekasi dibuat sederhana, namun bermakna dalam menceritakan hubungan LDR,” terangnya.
Dalam video klip tersebut, oleh illustrator Darrel Ranahita digambarkan seseorang yang sedang melakukan perjalanan menggunakan kereta api dari Jogja ke Bekasi.
Sedangkan kisah romantisme seseorang menjadi inspirasi tersendiri bagi Fadilas menciptakan lagu berjudul Tuo Bareng.
“Selalu romantis dalam setiap kata dan tindakan, hingga menua bersama menjadi inspirasi penting saya menciptakan lagu Tuo Bareng. Lagu ini mengkisahkan perjalanan sepasang kekasih, hingga menua bersama,” tandasnya.
Sementara itu menurut Popo Java, ketiga lagu Fadilas yang sudah dirilis tersebut, diharapkan bisa diterima oleh masyarakat luas.
“Semoga Fadilas bisa terus menghibur dan berkontribusi untuk kemajuan musik tanah air,” harapnya.
(N3)