NYATANYA.COM, Yogyakarta – Film Subuh terpilih menjadi juara I dalam ajang Family Sunday Movie (FSM) edisi April 2022 yang dihelat oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), belum lama ini.
Pengumuman secara daring disampaikan langsung oleh Menteri Kemenparekraf, Sandiaga Uno.
Pada periode April 2022 ini, tak kurang dari 109 submisi diikutkan dalam FSM, 77 di antaranya komunitas atau peserta baru.
Menurut Sandiaga Uno, hal tersebut menunjukkan, sineas muda memiliki semangat dan antusiasme yang cukup tinggi terhadap gelaran FSM.
Sejak dibuka Februari 2022 lalu, hingga kini sudah ratusan peserta dari berbagai daerah yang berpartisipasi dalam FSM.
“Kami salut kepada sineas muda yang selalu semangat berkarya. Teruslah berkarya dan akan menjadi bagian dari proses pemulihan ekonomi nasional yang terus kami upayakan,” papar Sandiaga Uno.
Adapun peringkat kedua dalam FSM periode April 2022 diraih film berjudul Jagat karya Sutradara Taufik Fathoni Indra Permana dan di produksi Kine Club UMS.
Khususnya Film Subuh, berawal dari hasil skripsi filmmaker-nya yang saat itu masih menjadi mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).
Dua nama banyak berperan, yakni Achmad Rezi Fahlevie dan Muhammad Wahyu Saputra (sekarang sudah lulus dari UMY), saat itu membuat skripsi yang luarannya adalah karya, salah satunya wujud film.
Keduanya pun membuat film Subuh melalui Noise Films dengan Levie sebagai sutradara, Wahyu sebagai produser. Sedangkan dosen pembimbing skripsi keduanya, yakni Budi Dwi Arifianto.
Menurut Levie, konsep awal pembuatan film Subuh tersebut long take tanpa cut. Dalam proses pra produksi, ada insight dari dosen pembimbing untuk memasukan konflik lebih kuat.
“Proses kreatif film Subuh bermula dari pengalaman saya dan beberapa teman saat Kuliah Kerja Nyata atau KKN UMY di sebuah desa di Magelang yang berpenduduk mayoritas Kristiani,” terangnya.
Dalam kesehariannya, sebut Levie, warga menggunakan atribut yang biasa dipakai penduduk muslim, yakni sarung dan peci. Kehidupan toleransi antar warga pun berjalan dengan baik.
“Film ini memiliki konsep pengemasan film yang berusaha tampil beda, karena ide film tentang toleransi itu banyak, tapi di film Subuh ini cara bertuturnya beda,” ujar Levie.
Ditambahkan, produksi film Subuh tersebut dilakukan pada saat pandemi Covid-19 belum mereda, 2020 silam. Sehingga banyak menerapkan protokol kesehatan yang ketat, lalu pertama kali dirilis pada awal 2021 lalu.
Berdasarkan masukan dosen pembimbing, konsep film pun sederhana dengan kisahnya yang bernarasi tentang toleransi. Bahkan, konsep film ini juga berdasarkan pengalamannya dalam film Cerita Masa Tua (2018) yang mengedepankan semiotika.
“Produksi film Subuh, waktu itu banyak kami lakukan di satu rumah yang melibatkan sekitar 13 kru,” kenang Levie.
Suatu hal membanggakan, lanjutnya, Film Subuh dari meraih berbagai kejuaraan. Sebelum juara FSM periode April 2022, prestasi lainnya seperti Film Terbaik di Artspiration Universitas Gadjah Mada Yogyakarta 2021 dan Official Selection Sinema Akhir Tahun ISI Surakarta 2021.
Pernah pula menjadi nominasi Film Terbaik di Festival Film Jambi 2021; Film Terbaik di Festival Film Sumedang 2021; Penulis Naskah Terbaik di Festival Film Sumedang 2021; Official Selection di Parade Film MMTC-Yogyakarta 2022; dan Finalis Apresiasi Kreasi Indonesia 2022.
(N3)