NYATANYA.COM, Yogyakarta – Jemi Nikolaus Rahangiar asal Semarang dengan produknya Fundanusa, menjadi pemenang pertama ajang UNESCO WH50 Competition – Creative Product 2022.
Fundanusa kreasi Jemi adalah produk tote bag yang diciptakan dengan memanfaatkan limbah perca dan dihiasi dengan gambar 3 Situs Warisan Dunia yaitu Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan Subak Bali yang digambar dengan teknik stensil.
UNESCO WH50 Competition – Creative Product adalah event tahunan yang digelar UNESCO Jakarta dan Citi Indonesia untuk merayakan peringatan 50 tahun Konvensi Warisan Dunia.
Kompetisi ini mengundang wirausaha muda kreatif dari seluruh Indonesia untuk menggagas dan menciptakan cendera mata unik yang terinspirasi oleh situs Warisan Dunia dan budaya lokal Nusantara.
Momentum ini memberikan peluang yang sangat baik untuk memahami lebih dalam tentang nilai-nilai universal luar biasa yang dibangkitkan melalui Warisan Dunia.
Sebanyak 121 peserta, 61% diantaranya adalah perempuan dan 7 penyandang disabilitas, telah mengikuti rangkaian lokakarya teknis dan pembinaan sampai pada tahap final pemilihan 15 produk paling inovatif.
Para finalis berkumpul di Borobudur dan Yogyakarta pada 1-3 September 2022, untuk mengikuti UNESCO Youth Creative Camp, di mana mereka bertemu dengan para konservator Situs Warisan Dunia, pakar desain produk dan pengembangan bisnis kreatif serta mengikuti acara kunjungan ke ruang-ruang seni.
Rangkaian acara Youth Creative Camp ini ditutup dengan acara penutupan sekaligus pengumuman pemenang kompetisi di acara Awarding Night UNESCO Jakarta Youth Creative Camp, di Hotel Burza Yogyakarta, Sabtu(3/9/2022).
Selain Jemi Nikolaus Rahangiar yang menjadi juara pertama, di posisi kedua dimenangkan Dheni Nugroho dari Yogyakarta dengan produk Dompet Warisan, yang berupa dompet kecil penyimpan uang dan kartu dengan memakai material limbah kulit.
Desain Dompet Warisan ini terinpirasi dari lanskap Warisan Dunia Kawasan Candi Borobudur dalam bentuk siluet.
Sementara juara ketiga diraih oleh Jessie Setiawati dari Semarang dengan produk Heritage Travel Journal, yaitu sebuah buku jurnal yang bisa direfilan bertujuan memperkenalkan cerita di balik Situs Warisan Dunia di Indonesia melalui halaman-halaman yang berisi konten informatif seperti sejarah situs, peta area, hingga nilai-nilai universal luar biasa yang menjadikan Warisan Dunia.
“Acara ini sangat menginspirasi, berkat mentor-juri yang sangat kompeten yaitu Eugenio Hendro, Mirza Aditya, dan Sally Kailola. Mereka memandu kami dalam proses pengembangan produk yang lengkap, termasuk desain, strategi pemasaran, dan kepedulian terhadap dampak lingkungan,” demikian ujar Ameliya Rosita, Finalis WH50 Competition asal Jakarta.
Dalam kompetisi ini, Ameliya mengusung RemiKu yaitu adalah permainan kartu keluarga dengan konten edukatif tentang Hutan Hujan Sumatera, Taman Nasional Kerinci Seblat, dan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan.
“Warisan Dunia adalah konsep yang lebih baik dipahami melalui pengalaman langsung. Dengan mempelajari dan memaknai nilai situs warisan melalui kompetisi, kreatif ini kami berharap para wirausaha muda Indonesia merasa lebih dekat dengan Situs Warisan Dunia,” demikian pernyataan Moe Chiba, Kepala Unit Budaya UNESCO Jakarta – Tim Kita Muda Kreatif
Puni Anjungsari, Country Head of Corporate Affairs Citi Indonesia mengungkapkan, Indonesia memiliki warisan budaya yang melimpah. Selain itu, jumlah generasi muda di Indonesia mencapai hampir seperempat dari total penduduk.
“Kami melihat hal tersebut sebagai peluang besar untuk mendukung pemerintah dalam menjaga kelestarian dan menggali potensi budaya tanah air, di saat yang bersamaan juga memanfaatkan generasi muda untuk mengembangkan ekonomi kreatif dan menjadikan ekonomi kreatif sebagai salah satu mesin pertumbuhan ekonomi baru di masa depan,” jelasnya.
Lebih lanjut Puni, pihaknya berharap dengan mendorong terciptanya peluang ekonomi kreatif bagi generasi muda dapat memberikan efek domino positif pada budaya dan perekenomian daerah – serta menyentuh multisektoral (budaya, sosial, ekonomi dan keuangan).
Berdasarkan data dari Kemendikbud pada 2021, Indonesia memiliki lebih dari 1200 warisan budaya takbenda, lebih dari 1600 cagar budaya dan 439 museum.
Selain itu, menurut data BPS, lebih dari 14,4 persen dari generasi muda di Indonesia masih masuk dalam kelompok pengangguran.
“Kompetisi ini bertujuan mendukung pengembangan produk yang terkait dengan situs Warisan Dunia untuk peluang mata pencaharian lokal,” bebernya.
Dengan dukungan dari negara Jepang dalam “Pembinaan dan Penguatan Sinergi antar Jaringan Sains di Kawasan Asia Pasifik” dan Citi Foundation melalui program Kita Muda Kreatif, kesempatan ini menjadi ajang bagi para wirausaha muda untuk memberdayakan diri melalui kegiatan pengembangan bisnis dengan tujuan pelestarian budaya dan alam.
(Aja)