Home / Panggung

Sabtu, 24 Desember 2022 - 17:33 WIB

Gagal Pameran di Jerman, Tiga Seniman Yogya Pertanyakan Uang Saku dari Dirjen Kebudayaan yang Telanjur Cair

Tiga pelaku seni rupa yang gagal berangkat berpameran ke Berlin, Jerman saat gelar jumpa pers. Foto: Istimewa

Tiga pelaku seni rupa yang gagal berangkat berpameran ke Berlin, Jerman saat gelar jumpa pers. Foto: Istimewa

NYATANYA.COM, Bantul – Persoalan yang dialami oleh ketiga pelaku seni rupa yang gagal berangkat berpameran ke Berlin, Jerman sampai dengan saat ini belum menemukan titik terang.

Hal ini membuat ketiga seniman mengadukan persoalannya

ke Direktur Jenderal Kebudayaan Republik Indonesia.

Untuk diketahui pada awalnya ada empat seniman yaitu atas nama Budi ‘Ubrux’ Hariono, Yulhendri, Ridi Winarno, dan Nur Ibrahim berkesempatan untuk mengikuti pameran seni rupa di Berlin, Jerman yang dilaksanakan pada bulan Oktober 2022.

Kegiatan tersebut  mendapat dukungan dari pemerintah melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan Republik Indonesia, dengan memberikan fasilitas berupa dana/uang sejumlah Rp51.874.864.00/orang yang didapatkan pada tanggal 27 Mei 2022.

Lalu selanjutnya atas permintaan Nur Ibrahim kepada ketiga teman lainnya yaitu Budi Hariono, Yulhendri, Ridi Winarno meminta agar seluruh dana yang ditransferkan dari pemerintah diserahkan ke Nur Ibrahim agar nantinya Nur Ibrahim mengurus semua dokumen yang dipersiapkan untuk keberangkatan ke Berlin.

Adapun yang menjadi persoalan adalah dalam proses pengurusan dokumen ketiga seniman atas nama Budi Hariono, Yulhendri, Ridi Winarno ternyata gagal mendapatkan Visa.

Sementara di sisi lain atas nama Nur Ibrahim berhasil mendapatkan visa sehingga dia berangkat sendirian mengikuti acara di Berlin.

Kejadian ini menyisakan kesedihan bagi ketiga seniman lainnya karena gagal berangkat ke Berlin.

Baca juga   Pameran Buku dan Pentas Karya Sastra 2022 Digelar di Plataran Djoko Pekik

Kesedihan tersebut disebabkan oleh adanya kejanggalan yang mana Nur Ibrahim yang dipercayakan untuk mengurus dokumen keberangkatan terkesan seolah-olah tidak serius mengurusi dokumen ketiga seniman yang gagal berangkat sehingga menyebabkan ketiga seniman tersebut gagal mendapatkan visa.

Bahwa persoalan baru akhirnya muncul terkait dengan pertanggungjawaban uang yang diberikan pemerintah kepada ketiga seniman yang gagal berangkat.

Sampai dengan saat ini ketiga seniman tersebut tidak mengetahui apa kegunaan dari uang tersebut karena untuk mengurus visapun yang akhirnya gagal menggunakan uang pribadi dari ketiga seniman tersebut.

Sehingga sampai saat ini ketiga seniman tersebut masih beranggapan bahwa uang bantuan dari pemerintah tersebut sejumlah Rp51.874.864.00 masih berada di tangan Nur Ibrahim.

Bahwa demi mendapatkan kejelasan tentang uang tersebut maka pada beberapa hari yang lalu ketiga orang seniman tersebut mengirimkan surat pengaduan kepada Direktorat Jenderal Kebudayaan Republik Indonesia.

Pihaknya memita kepada Direktorat Jenderal Kebudayaan agar segera meminta laporan keuangan kepada saudara Nur Ibrahim selaku orang yang memegang uang tersebut untuk selanjutnya salinan laporan tersebut diberikan kepada ketiga seniman yang gagal berangkat agar seniman tersebut mengetahui secara pasti tentang kegunaan yang dimaksud.

Hal lain yang menjadi isi dari pengaduan tersebut adalah meminta Dirjen Kebudayaan Republik Indonesia agar memanggil saudara Nur Ibrahim untuk mengklarifikasi terkait dengan kegagalan visa milik ketiga seniman yang gagal berangkat.

Baca juga   NET Buka Pendaftaran Indonesia’s Next Top Model Cycle 3, Devina Buka Rahasia Sukses Tembus Ajang Ini

“Hal tersebut kami sampaikan karena kami menganggap bahwa Dirjen Kebudayaan sebagai lembaga pemerintah yang membawahi bidang kebudayaan punya kapasitas untuk menyelesaikan persoalan tersebut,” jelas Budi Ubrux dalam jumpa pers yang digelar di Zola Gallery, Mrisi, Nyemengan, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul, Jumat (23/12/2022) lalu.

Bahwa adanya persoalan ini muncul ke publik itu sebagai bentuk pertanggungjawaban moril dari ketiga seniman yang gagal berangkat untuk menjaga nama baik seluruh seniman yang ada di Indonesia agar ke depannya persoalan serupa tidak terulang lagi.

“Karena menurut pandangan kami ada tindakan serta sikap tidak terpuji yang dilakukan oleh Nur Ibrahim sehingga terjadinya permasalahan tersebut,” imbuh Budi Ubrux.

“Sampai dengan saat ini kami masih menunggu jawaban serta tindak lanjut dari Dirjen Kebudayaan Republik Indonesia atas pengaduan yang kami kirimkan,” lanjutnya.

Ditambahkan Yulhendri, pada saat ini juga kami memohon dukungan dari teman-teman seniman untuk sama-sama mendukung langkah kami agar permasalahan seperti yang kami alami saat ini tidak terulang lagi serta tidak terjadi pada teman-teman seniman yang lainnya.

(*/Aja)

Share :

Baca Juga

Panggung Kangen Rock pecah menghibur ratusan penggemar musik classic rock. Foto: Ist

Panggung

Pecah, Suguhan Musik Rock dari Classic Rock Yogyakarta di Panggung ‘Kangen Rock’
Suasana selepas pembukaan pameran kelompok SeKawan 86 di ruang pameran Kopi Macan. Foto: Ist

Panggung

Empat Alumni ISI Pameran SeKawan 86 di Kopi Macan, Ini yang Menarik
Lukisan karya Kartika Affandi yang dipamerkan di ArtsTen Various Colors. (Foto: Istimewa)

Panggung

Pameran ArtsTen Various Colors Siap Digelar di Melia Purosani Hotel Yogyakarta
Creathrive Indonesia siap menggelar festival musik bertajuk Bersua di Jogja pada 27-28 April 2024 di Stadion Kridosono. (Foto: Agoes Jumianto)

Panggung

Bersua di Jogja, Festival Musik Paling Beda akan Digelar Habis Lebaran Usung Konsep Piknik
Foto: Ist/SCTV

Panggung

Sinopsis Garis Cinta SCTV Episode 38, Selasa 21 Juni 2022
Para pemeran senior sinetron Pondokan senang bisa memperkuat Pondokan Hebring. (Foto: Ist)

Panggung

Viral pada Zamannya, Sinetron “Pondokan” Kembali Hadir di TVRI dengan Format Baru yang Lebih Milenial
Drummer Guyub Yogyakarta saat tampil di pembukaan FKY 2022 Merekah Ruah, Senin (12/9/2022). Foto: Agoes Jumianto

Panggung

Sarkem Percussion dan Drummer Guyub Yogyakarta, Pukau Penonton FKY Meski Cuma Latihan Lewat WA
Mario Zwinkle (tengah) bersama Pramudya Ardy dan Moamar Ali Q dari Hellhouse. Foto: Agoes Jumianto

Panggung

Mario Zwinkle dan Joyosudarmos ‘Diyu Concert’ di Sekolah Hutan Pinusari Mangunan