NYATANYA.COM, Bantul – Keberadaan Galeri Kopi Macan di Tegal Senggotan, Tirtonirmolo, Kasihan Bantul, milik Pematung Enam Presiden, Yusman, sengaja didedikasikan bagi para seniman lintas sektor yang akan mengadakan kegiatan namun terkendala tempat pelaksanaan.
Di Galeri Kopi Macan, Yusman memberikan fasilitas ruang pamer serta kelengkapannya secara gratis, untuk dimanfaatkan oleh para seniman di Yogyakarta.

Dijelaskan Yusman, pihaknya tidak mengutip sewa gedung, hanya sekadar bantu bayar penggunaan listrik dan petugas jaga pameran.
Bahkan jika penyelenggara pameran memiliki petugas jaga, pihaknya hanya mengutip biaya penggunaan listrik saja yang tidak seberapa besar.
Menurut Yusman hal ini dilakukan karena semata ingin menggiatkan kehidupan berkesenian di kota Yogyakarta.
“Saya merasa dibesarkan oleh Yogyakarta mungkin dengan cara seperti ini andil yang bisa saya berikan untuk membantu teman-teman seniman berkarya maupun melakukan pertunjukan sastra, pentas musik dan tarian di tempat ini. Silakan saja,” ucap Yusman, Minggu (24/4/2022).

Sejak diresmikan setahun lalu tepatnya 25 Maret 2021 oleh GKR Mangkubumi, Galeri Kopi Macan sudah dimanfaatkan oleh banyak seniman dan komunitas untuk berpameran dan menggelar kegiatan seni budaya.
Diantaranya Pameran Donasi penggalangan dana bagi korban bencana gempa Sulawesi akhir tahun lalu (Desember 2021), pameran tunggal Liek Suyanto, kegiatan pameran komunitas disabilitas Pok Ame Ame, serta kegiatan memperingati kelahiran R.A Kartini oleh Kelompok Lintas Batas pimpinan Watie Respati.
Kepedulian Yusman dalam menyediakan ruang bagi kiprah berkesenian semata ingin membantu teman-teman dan generasi muda sebagai penerus gairah berkesenian di kota budaya ini.

Menurut dia, Yogyakarta memiliki potensi besar bahkan jumlah seniman berbagai bidang yang lumayan bejibun. Tentunya hal ini membutuhkan ruang bagi mereka menggelar karya serta berekspresi secara wajar.
Adanya Galeri Kopi Macan diharapkan dapat menjembatani hubungan para seniman secara umum kepada masyarakat.
“Saya kira regenerasi dalam berkesenian di kalangan pemula perlu ruang untuk unjuk gigi karya. Karena pengamatan saya banyak seniman muda butuh ruang untuk itu, namun terkendala biaya sewa yang mungkin dianggap berat dalam masa berproses. Sehingga ruang untuk itu saya coba berikan untuk membantu mereka,” tandas Yusman yang menginginkan adanya kebersamaan dan persatuan para seniman dalam mengharumkan nama Yogyakarta.

Terkait dengan nama Galeri Kopi Macan, menurut dia secara kebetulan dahulu di depan bangunan itu ada patung macan yang menjadi penanda sebagai rumah miliknya.
Dia juga berfilosofi bahwa macan adalah hewan pemberani, itulah yang memberinya semangat untuk berani berkorban dan membantu proses regenerasi seniman di Yogyakarta.
“Sayakan ada batas waktunya, nah regenerasi inilah yang menjadi keharusan untuk terus menumbuhkan semangat berkesenian dan berkarya. Untuk itu saya sudah menyiapkan banyak anak angkat yang bisa kita didik dan kembangkan bakatnya untuk maju dan berkembang melanjutkan harapan yang tua-tua ini,” pungkas Yusman.
(N3)