NYATANYA.COM, Yogyakarta – Yogyakarta Gamelan Festival ke-28 (YGF28) dibuka dengan perhelatan Gaung Gamelan di Stadion Kridosono pukul 15.30 WIB.
Sekitar 700 pengrawit dari 28 kelompok karawitan yang terlibat dalam Gaung Gamelan dengan 28 pangkon gamelan.
YGF28 yang kali ini mengusung tema Gamelan: Beyond Sound, dibuka langsung oleh Gubernur DIY Sri Sultan HB X.
Turut hadir sejumlah pejabat forkopimda DIY, seperti, Kajati DIY Ponco Hartanto, Kapolda DIY Irjen Pol Suwondo Nainggolan, Danrem 072/Pamungkas Brigjen TNI Joko Purnomo.
Danlanal Yogyakarta Kolonel Laut Devi Erlita, Pj Wali Kota Yogyakarta Singgih Raharjo, Kepala Dinas Kebudayaan DIY Dian Lakshmi Pratiwi.

Penampilan kelompok Omah Cangkem di Gaung Gamelan. (Foto: Agoes Jumianto)
Project Director YGF28 Ishadi Sahida atau Ari Wulu, keberadaan perhelatan kali ini tidak lepas dari para pendahulu yang sudah menggunakan waktunya untuk memperkenalkan gamelan.
“Kami yang berdiri di sini bukan semuanya pengrawit yang bisa memainkan gamelan, kami di sini hadir sebagai satu kesatuan yang sepakat bahwasanya gamelan adalah semangat yang kami bawa sekarang untuk bisa berkontribusi dalam peradaban dunia saat ini,” kata Ari Wulu.
Gaung Gamelan sebagai bentuk kontribusi merayakan gamelan sebagai warisan budaya takbenda yang ditabuh tanpa amplifikasi elektrik.
Harapannya, dengung dan suara gamelan bisa mencapai seluruh penjuru semesta dan menyadarkan manusia serta mengandung doa setelah melewati dua tahun pandemic Covid-19.
“Tidak ada yang tidak bisa dilakukan manusia selama kita bersama-sama. Semoga YGF bisa bermanfaat dan memberkahi semua sehingga manusia bisa berbahagia semua,” ucapnya.
YGF merupakan sebuah perayaan atas gamelan, yang menjadi tempat berkumpul para pemain dan pecinta gamelan seluruh dunia, dan sudah diselenggarakan sejak 1994 oleh Sapto Raharjo (alm).

Seremoni pembukaan Yogyakarta Gamelan Festival ditandai dengan pelepasan burung perkutut. (Foto: YGF/Diendha Febrian)
“Peristiwa ini penting untuk dilakukan sebagai salah satu langkah strategis dalam memajukan kebudayaan Indonesia untuk memberikan kontribusi kepada peradaban dunia,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan DIY Dian Lakshmi Pratiwi menuturkan gamelan telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda ke-12 yang dimiliki Indonesia pada 15 Desember 2021 oleh UNESCO.
“Kami berterima kasih atas kerja sama Pemprov DIY dan komunitas, spirit Gamelan mampu menyatukan semua, mampu berkolaborasi,” ujarnya.
Dian menyebutkan penampil yang terlibat dalam Gaung Gamelan berasal dari 22 kelurahan yang dengan 400 sampai 700 pengrawit yang sudah mendapat bantuan hibah gamelan perunggu dari Pemda DIY.
Dalam pidato pembukaannya, Sultan HB X berpendapat GF28 bukan sekadar pentas seni, YGF akan mengajak untuk memasuki momentum pembelajaran hidup melalui harmonisasi irama yang dilakukan dengan merenungkan makna mendalam dibalut orkestrasi gamelan.

Project Director YGF28, Ari Wulu. (Foto: Diendha Febrian)
“Yang sejatinya merupakan gambaran perjalanan luar biasa, yang menghubungkan jiwa dalam simpul keindahan, slendro pelog mengajarkan keselarasan hidup,” ucap Sultan HB X.
Menurut Sultan HB X Ladrang menceritakan kisah alam bawah sadar mengajak menggali makna dalam nada yang meliuk. Gamelan bukan sekadar alat musik, tetapi penjelajah jiwa yang membawa kepada meditasi.
Sementara, karawitan merujuk pada kelembutan perasaan yang terukir dalam seni gamelan, begitu pula kehidupan yang seharusnya mengilhami harmoni keberagaman.
“Memang tidak ditampik ada perbedaan, tetapi dengan rasa cinta dan kemanusiaan ada nyawiji,” tuturnya.
Dalam setiap alunan gending tersembunyi makna yang tidak terucapkan mengajak untuk menafsirkan, gamelan adalah seni realitas yang menuntun manusia untuk hidup dalam nilai kebijaksanaan dan kesadaran.
Tidak hanya gaung gamelan sebagai sajian utama, YGF28 akan kian bermakna karena mengajak merayakan keberagaman, konser gamelan yang mempertemukan musik tradisional dengan pop culture dan Gamelan Dinner yang mempertemukan pemain dan pencinta gamelan menjadi portal pembelajaran hidup dan melestarikan budaya.

Gaung Gamelan YGF28. (Foto: Diendha Febrian)
Prosesi pembukaan Gaung Gamelan dimulai dengan Sultan HB X melepaskan burung perkutut Jawa yang merupakan fauna identitas Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan Keputusan Gubernur Nomor 385 Tahun 1992.
Kelompok karawitan dari seluruh DIY yang terlibat dalam Gaung Gamelan dikurasi olah Gayam 16 serta kelompok karawitan yang sudah menerima bantuan gamelan dari Dinas Kebudayaan Yogyakarta.
Sebanyak 28 kelompok pengrawit kompak memainkan dua gending Ladrang Prosesi karya Sapto Raharjo dan Ladrang Santi Mulya.
Adapun ke-28 kelompok yang terlibat adalah Komunitas Gayam16, Kalurahan Kricak Tegalrejo Yogyakarta, Kalurahan Terban Gondokusuman Yogyakarta, Kalurahan Bangunjiwo Kasihan Bantul, Kalurahan Trimurti Srandakan Bantul.
Kemudian Kalurahan Panggungharjo Sewon Bantul, Kalurahan Sabdodadi Bantul Bantul, Kalurahan Gilangharjo Pandak Bantul, Kalurahan Seloharjo Pundong Bantul, Kalurahan Triwidadi Pajangan Bantul.
Kalurahan Wedomartani Ngemplak Sleman, Kalurahan Margoagung Seyegan Sleman, Kalurahan Sendangagung Minggir Sleman, Kalurahan Banyurejo Tempel Sleman, Kalurahan Sinduharjo Ngaglik Sleman, Kalurahan Girikerto Turi Sleman, Kalurahan Bangunkerto Turi Sleman
Kalurahan Sukoreno Sentolo Kulon Progo, Kalurahan Putat Patuk Gunungkidul, Kalurahan Tuksono Sentolo Kulon Progo, Kalurahan Tanjungharjo Nanggulan Kulon Progo, Kalurahan Kepek Wonosari Gunungkidul.
Kalurahan Giripurwo Purwosari Gunungkidul, Canda Nada Art Community, Pradangga Sawokembar, Formatasindo, Padmasangita, dan Karawitan Tunjung Jene UGM. Serta penampilan spesial Yayasan Pamulangan Beksa Sasminta Mardawa dan Omah Cangkem Yogyakarta.
Masih di hari yang sama, Minggu 20 Agustus 2023 malam ini pukul 20.00 WIB digelar Wayang kulit lakon Pandu Jumeneng Ratu dengan dalang Ki Edi Soewondo menjadi penutup Gaung Gamelan.
Sejumlah agenda digelar dalam rangkaian YGF28 seperti diskusi seni budaya, lokakarya gamelan, gamelan dinner.
Serta konser gamelan yang digelar di Plaza Pasar Ngasem pada 24 sampai 26 Agustus 2023 mulai pukul 19.00 sampai 22.00 WIB.
Konser Gamelan akan menghadirkan seniman dari dalam dan luar negeri, seperti Yogyakarta, Jepara, Cirebon, Pamekasan, Padang, India, Semarang, Lombok Barat, Meksiko, dan Malaysia. (N1)