NYATANYA.COM, Sleman – Tim Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan Gereja Maria Marganingsih Kalasan (GMMK) mengadakan pertemuan Kaum Muda Lintas Iman. Kegiatan dengan tema Puasa dalam Perspektif Agama-Agama dilaksanakan Wisma Yosoputro, Cupuwatu, Purwomartani, Kalasan, Sabtu 15 Maret 2025.
Hadir dalam kegiatan ini kaum muda agama dari Katolik, Kristen, Hindu, Buddha, Islam dan Konghucu serta perwakilan dari Srikandi Lintas Iman (SriLi).
Bernardus Purnama dari Tim HAK GMMK, dalam rilis diterima Senangsenang.id, Minggu 16 Maret 2025 menyampaikan, acara ini menjadi salah satu program bidang Kemasyarakatan GMMK.
“Perjumpaan kaum muda lintas agama menjadi bagian dialog pengetahuan dan pemahaman tentang tradisi puasa. Dengan upaya tersebut, kaum muda mampu saling memahami dan merawat toleransi,” terangnya.

Dialog kaum muda lintas iman dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan doa pembuka dipimpin perwakilan dari Kaum Muda Agama Hindu.
Hadir pula sebagai narasumber dari tiap agama adalah Marsahid (pengurus dan pinandita Pura Widya Dharma Dero, Wedomartani, Ngemplak), Anditya Restu Aji (Pengurus Vihara Dharmma Wijaya, Kuncen, Tegaltirto, Berbah). CB. Ismulyadi (Gereja Maria Marganingsih Kalasan), Wahyu Eko (Tim LBH GPC Ansor Kabupaten Sleman), Eka Putra (Pengurus Klenteng Kwan Tee Kiong, Poncowinatan).
Menurut Marsahid, umat Hindu melakukan puasa menjelang Raya Nyepi dengan empat pantangan, yaitu amati karya, amati lelungan, amati geni, dan amati lelanguan.
Puasa dilakukan untuk introspeksi diri dan penyucian rohani. Ritual ini dilakukan tanpa menyalakan lampu dan pengeras suara pada malam hari.
“Umat Buddha menjalankan puasa pada hari-hari menjelang tanggal 1, 8, 15, dan 23 malam menurut penanggalan lunar. Uposatha juga dilakukan selama satu bulan menjelang perayaan Waisak. Umat Buddha yang berpuasa masih diperbolehkan minum air putih (tanpa gula dan sari buah) dan minum obat di saat sakit,” jelas Anditya Restu Aji dari agama Buddha.
Sementara Wahyu menyampaikan, puasa dalam Islam adalah ibadah yang dilakukan dengan menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa. Puasa dilakukan dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Puasa dalam Islam disebut shaum yang berasal dari bahasa Arab.
Dijelaskan Wahyu, puasa merupakan salah satu rukun Islam yang ke-4. “Dengan menunaikan ibadah puasa, umat Islam diharapkan dapat meningkatkan ketakwaan, menanamkan sikap-sikap teladan, membersihkan dosa atau kesalahan yang telah diperbuat,” katanya.
Sementara Karolina Ratna dari komunitas Srikandi Lintas Iman (SriLi) menyambut baik kegiatan ini, “Melalui perjumpaan seperti ini, kita dapat mengembangkan dalam beragam kegiatan lain, misalnya saling mengunjungi, bakti sosial.” (N1)