NYATANYA.COM, Badung – Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali, I Made Rentin, menyatakan bahwa latihan kesiapsiagaan bencana di sekolah merupakan salah satu implementasi upaya pengurangan resiko bencana di sektor pendidikan.
Hal itu diungkapkan I Made Rentin ketika membacakan sambutan Gubernur Bali I Wayan Koster saat mengikuti simulasi gempa bumi dan tsunami di SD Nomor 2 Tanjung Benoa, Kabupaten Badung, Provinsi Bali, pada Selasa (24/5/2022).
Simulasi di sekolah itu merupakan rangkaian Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) ke-7 yang digelar pada 23-28 Mei 2022 di Bali.
Ia menjelaskan, setiap 26 April, diperingati hari kesiapsiagaan bencana yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengetahuan dan pemahaman risiko bencana.
Peringatan itu, juga untuk menumbuhkan budaya sadar bencana, serta membangun kesiapsiagaan bencana dengan melakukan latihan dan simulasi secara rutin.
Bali merupakan salah satu wilayah yang memiliki risiko tinggi akan bencana, khususnya gempa bumi.
Menurut dia, latihan kesiapsiagaan bencana di sekolah merupakan salah satu implementasi upaya pengurangan resiko bencana di sektor pendidikan.
“Sekaligus mengedukasi generasi muda di berbagai jenjang pendidikan mulai dari PAUD, Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah dan Pendidikan Tinggi dengan dukungan keluarga dan masyarakat,” kata I Made Rentin.
Pihaknya pun sangat mengapresiasi kegiatan simulasi di sekolah untuk kesiapsiagaan tsunami yang melibatkan siswa tingkat dasar.
“Melalui simulasi kemampuan sumber daya di satuan pendidikan dapat meningkat serta mampu memberikan perlindungan dan keselamatan kepada peserta didik, pendidik dan tenaga pendidikan dari dampak bencana,” jelas dia.
(JR/N1)