NYATANYA.COM, Sleman – Grup qosidah asal Yogya bernama Kanjeng Sunan memiliki dua vokalis inti, yaitu Sinta Sinatun dan Cindy Fatika Valen yang selalu tampil di setiap pentasnya di berbagai acara dan daerah bersama Ustadz Sigit Nur Sahid asal Sleman.
“Sejak saya gabung Kanjeng Sunan, 2018 silam, setahu saya pentasnya Kanjeng Sunan mengikuti Ustadz Sigit Nur Sahid paling banyak di Yogya dan sebagian Jawa Tengah seperti Wonosobo, Temanggung, Klaten, Semarang dan Magelang,” ungkap Cindy, baru-baru ini.
Ditemui usai pentas dalam rangka Pengajian Ahad Pon di Panti Asuhan dan Pondok Pesantren Bina Insani Moyudan Sleman, istri dari Ebta Valentino ini menjelaskan, lagu-lagu yang dilantunkan vokalis Kanjeng Sunan adalah lagu-lagu religi, misalnya milik Opick, Bugie, Ungu, Bimbo serta sejumlah grup qosidah lain.
Biasa pula melantunkan lagu-lagu campursari, namun sudah dirubah liriknya oleh Ustadz Sigit Nur Sahid. Sebagai contoh saat pentas di Moyudan, melantukan lagu-lagu campursari Gubuk Asmoro (Dhimas Tedjo) serta Tatu (Didi Kempot).
“Dengan dirubah liriknya, semoga juga bagian dari cara kami berdakwah dan memberi hiburan,” urai Cindy.
Selain itu, sebutnya, Kanjeng Sunan juga biasa melantunkan lagu-lagu sholawat dan sejumlah lagu religi berbahasa Jawa seperti Syaikhona, Hasbi Robbi Jalallah dan Tiket Suwargo.
Lagu-lagu ini dilantunkan untuk selingan pengajian yang disampaikan Ustadz Sigit, sehingga hadirin tak monoton mendengarkan pengajian.
Bahkan biasa pula ada yang dilantunkan sebelum pengajian dimulai maupun setelah pengajian. Sehingga boleh-boleh saja jika ada yang menyebut pengajiannya Ustadz Sigit dikemas model nada dan dakwah.
Selain dua vokalis inti, sebagai tim pemusik Kanjeng Sunan terdiri dari Ebta Valentino (orgen), Chandra (drum), Sabatinus (kendang), Hendri serta Ardi (saron). Tim pemusik ini selain masih ada yang sekolah di SMKI ada pula yang kuliah di ISI Yogyakarta.
Adapun contoh cuplikan lagu campursari berjudul Tatu milik Didi Kempot yang dirubah liriknya sebagai berikut:
“Opo aku salah yen aku kondho opo anane/ wong neng alam donya mung sawetara bakale sedo/ opo aku salah yen aku crita opo anane/ critane kubur amal becik ketitik olo ketoro/ mung iman lan takwa amal kang becik iku sangune….”
(N1)