NYATANYA.COM, Sleman – Gunung Merapi kembali erupsi, Selasa (17/6/2021) pagi tadi pukul 05.18 WIB. Awan panas guguran tercatat di seismogram dengan amplitudo 45 mm dan durasi 100 detik. Jarak luncur 1.300 m ke arah barat daya yang mengarah ke Kali Bebeng.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta juga melaporkan, erupsi berikutnya terjadi pada pukul 07.01 dan 7.43 WIB tercatat di seismogram dengan amplitudo 48 dan 52 detik, durasi 127 dan 124 detik. Jarak luncur 2.000 m yang juga mengarah ke Kali Bebeng.
Saat memantau di Pos Pengamatan Babadan Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang, Senin (16/8/2021), Kepala BPPTKG Hanik Humaida mengatakan untuk erupsi Merapi yang lebih besar lagi BPPTKG hingga kini belum dapat memprediksi.
Meski demikian, Hanik berharap kemungkinan tidak terjadi karena hingga saat ini tidak ada indikasi erupsi lebih besar karena kondisi kubah lava masih relatif stabil.
Tidak ada perkembangan yang signifikan. Deformasi (penggelembungan tubuh gunung) juga cenderung menurun sejak 7 Agustus kemarin. Di samping itu Gempa Multiphase dan Vulkanik dangkal juga menurun.
“Sedangkan untuk guguran dan awan panas meningkat, itu indikasi merupakan fase keluarnya magma,” jelas Hanik.
Namun demikian, Hanik mengimbau agar warga tetap mengikuti rekomendasi dari BPPTKG diantaranya tidak beraktivitas di alur sungai yang sudah dientukan, yakni Boyong, Gendol (Provinsi Yogyakarta), Kali Putih Krasak dan Bebeng (Kabupaten Magelang) sejauh lima kilometer.
“Itu mutlak tidak boleh ada aktivitas di alur sungai ini. Karena awan panas saat ini lebih jauh 2-3,5 km. Artinya itu sudah sesuai dengan yang sudah kami sampaikan, rekomendasi kita,” tegasnya. (Aja)