Home / Plus

Sabtu, 15 Oktober 2022 - 23:36 WIB

Hari Pangan Sedunia, Gereja Santa Maria Assumpta Pakem Tanam Pohon
di Kawasan Lereng Merapi

Peringatan HPS di Paroki Santa Maria Assumpta Pakem dikemas dalam rangkaian kegiatan untuk mengedukasi, aksi dan selebrasi. Foto: Ist

Peringatan HPS di Paroki Santa Maria Assumpta Pakem dikemas dalam rangkaian kegiatan untuk mengedukasi, aksi dan selebrasi. Foto: Ist

NYATANYA.COM, Sleman – Memperingati Hari Pangan Sedunia (HPS) 2022, Gereja Santa Maria Assumpta Pakem menyelenggarakan penanaman pohon di kawasan Lereng Merapi.

Peringatan HPS di Paroki Santa Maria Assumpta Pakem dikemas dalam rangkaian kegiatan untuk mengedukasi, aksi dan selebrasi.

Sumardi Ketua Panitia kegiatan HPS Gereja Santa Maria Assumpta Pakem mengatakan kegiatan peringatan HPS ini dilakukan dengan edukasi dilakukan dengan sarasehan serentak di setiap Lingkungan yang dikerucutkan pada niat bersama untuk tidak membuang makanan.

Upaya ini bisa dilakukan dengan cara mengambil makanan secukupnya, memasak makanan sesuai kebutuhan, dan menyimpan makanan yang masih bisa dikonsumsi.

Foto: Ist

Sebagai wujud aksi dari kegiatan HPS ini diwujudkan dengan kegiatan menanam pohon pada Sabtu, 15 Oktober 2022 di Taman Mahoni, Hargobinangun, Pakem, Sleman.

Kegiatan ini dihadiri oleh Penewu Anom, Kapolsek, Danramil Kapanewon Pakem MUI, FKUB dan banyak lagi perwakilan umat beragama.

Gagasan di balik penanaman pohon adalah upaya menjaga ketersediaan air, sebagai cara memastikan tanaman pangan lestari.

Amin Sardjito, Lurah Kalurahan Hargobinangun, mengatakan jika peringaran HPS ini menjadi gerakan antisipasi untuk kemungkinan krisis pangan yang juga sudah sering diingatkan oleh Presiden Jokowi, akan terjadinya bahaya krisis yang mungkin terjadi di tahun 2023.

Baca juga   Paroki ST Yoseph Medari Gelar Vaksinasi Massal

“Dengan dengan menanam pohon ini maka kita akan mempunyai cadangan pangan dan cadangan kehidupan,” jelas Amin Sarjito.

Sementara itu Pastor Paroki Santa Maria Assumpta Pakem, Insaf Santosa Pr, mengingatkan bila HPS adalah wujud keprihatinan global tentang bahaya krisis pangan.

Krisis pangan bukan hanya karena tidak ada makanan, tetapi terkait dengan krisis energi.

“Kenyataan itu bersilangan dengan kenyataan sampah yang ada, dimana 40% nya adalah sampah makanan. Maka, ajakan kepada umat Katolik untuk tidak membuang makanan adalah gerakan menghargai makanan sebagai wujud belarasa dengan banyak saudara yang tidak mempunyai akses pada makanan,” tandas Insyaf.

Sementara itu dari Anik Widaryanti, SP, M.Si., selaku Penewu Anom (Sekcam) Kapanewon Pakem, mengatakan jika menanam pohon berarti menanam harapan dan menanam doa.

Hal ini relevan bukan hanya terkait dengan makanan, tetapi juga penting untuk menjaga lingkungan. Apalagi lingkungan Kapanewon Pakem menjadi tujuan wisata sehingga ada banyak sekali Bus datang dan membawa gas CO2.

Maka dengan semakin banyak pohon tertanam akan terwujud udara (O2) yang segar dan menyehatkan.

“Menanam pohon adalah menanam warisan bagi anak cucu kita di masa mendatang. Saya mengapresasi kegiatan peringatan Hari Pangan Sedunia ini dengan menanam pohon,” pungkas Ani.

Baca juga   Yogowes, Cara Unik Pemkot Yogya Kenali Potensi Wilayah

Dalam gerakan menanam pohon ini setidaknya ada beberapa jenis tanaman yang ditanam. Yakni bibit alpukat, kelengken dan lainnya yang ditanam sebagai simbolisasi gerakan menanam tanaman buah oleh umat Paroki Pakem.

Dengan menanam ini dipanjatkan doa, semoga tanaman ini menyediakan sumber pangan untuk generasi yang akan datang.

Gerakan menanam pohon ini diharapkan bisa menjadi monumen untuk menjaga ingatan kita semua, jika kita perlu melestarikan alam dan lingkungan, demi kelestarian hidup manusia.

Selain itu harapannya, semoga tema HPS 2022, dengan tema “SOLIDARITAS PANGAN” (Semakin Peduli dan Murah Hati) ini berguna bagi refleksi iman dan penataan kehidupan bersama dalam masyarakat agar terang Injil semakin terpancar dan pesannya terwujud.

Hari Pangan Sedunia (HPS) diperingati setiap tanggal 18 Oktober yang dimulai sejak Tahun 1981, diinisiasi oleh FAO (Food Agriculture Organization) yang didukung oleh 147 Negarq.

Indonesia menjadi salah satu pendukungnya. Ide dibalik perayaan HPS adalah ajakan kepada seluruh bangsa untuk memartabatkan makanan, sebagai penopang kehidupan. (*)

Share :

Baca Juga

Cahyo Yusuf Hermawan dan kreasi lampunya banyak diminati pasar hingga luar daerah. (Foto:Mc.Kota Malang)

Plus

Cahyo Sukses Meraup Rupiah dari Kreasi Lampu Neon Elwire
Iskandar Hardjodimuljo (60) yang kreatif mengolah sampah-sampah kertas dan plastik menjadi produk kerajinan wayang. Foto: Humas Pemkot Yogya

Plus

Iskandar Hardjodimuljo Sukses Sulap Sampah Plastik Jadi Wayang yang Menghasilkan Cuan
Foto: Kemendikbudristek

Plus

Keseruan Kontestan IOI: Pelajari Kesenian Indonesia hingga Diskusi Perkembangan Teknologi
Co founder Komunikotavisual, Basnendar Herry Prilosadoso, S.Sn., M.Ds yang juga dosen Prodi DKV FSRD ISI Surakarta saat memberikan materi seputar branding dan packaging. Foto: Ist

Plus

Dosen DKV ISI Surakarta Dampingi UMKM Program Smeska Beri Materi Seputar Branding dan Packaging
RW 9 Kelurahan Purbayan, Kemantren Kotagede menjadi kampung Deklarasi RW Bebas Asap Rokok yang ke 233 di Kota Yogyakarta. Foto: Humas Pemkot Yogya

Plus

Sebanyak 233 Kampung di Kota Yogya Bebas Asap Rokok
Kolonel Inf Andi Kahar. (Foto: istimewa)

Plus

Kolonel Andi Kahar: Terapis Buta Warna Mantan Tentara, Sudah Terbukti  Lebih Amanah
Kolonel Sugeng Ariyanto (Foto: istimewa)

Plus

Kolonel Sugeng Ariyanto: Terapi Banyu Urip Jadi Terobosan Penggugah Semangat Penderita Buta Warna
Nunung Suprapto, warga Pencil Bendo Pedan RT 9 RW 4, Klaten tidak manyangka kalau usaha sepatu lurik dan tenun miliknya semakin laris setelah mengikuti Lapak Ganjar. Bahkan, banyak tetangganya yang menjadi reseller untuk ikut menjualnya. (Foto: Diskominfo Klaten)

Plus

Nunung Tak Menyangka Sepatu Lurik Miliknya Makin Laris Sejak Ikut Lapak Ganjar