NYATANYA.COM, Yogyakarta – Heroic Karaoke dengan sober merilis lagu berjudul ‘Yang Tak Hilang Ditelan Malam’. Lagu sepanjang lima menit dua detik itu meluncur Rabu (10/1/2024) ke banyak platform digital.
Lagu yang dibuat jauh sebelum pandemi ini juga mengakhiri puasa karya yang sudah berlangsung selama 20 bulan.
“Kali terakhir kami merilis karya April 2022. ‘Doa’ yang rilis 20 bulan lalu mulanya kami maknai sebagai pelanting untuk karya-karya yang rilis dalam waktu berdekatan. Kami: Yohanes ‘Boim’ Sapta Nugraha (gitar, vokal), Bable Sagala (drum), Gigih Prayogo (gitar), Tabitha Danu (vokal), Paulus Neo (kibor), dan Donny Aldint (bass) tak ingin terlalu lama tergolek tanpa daya, sedikit karya,” kata Boim.
‘Yang Tak Hilang Ditelan Malam’ ditulis Boim kemudian disempurnakan lima personel lain di luar dan dalam studio. ‘Yang Tak Hilang Ditelan Malam’ perpaduan menyenangkan antara Acid-Rock, Latino, Soul, Blues, dan improvisasi Jazz. Soal lirik, Boim membuka banyak kemungkinan dengan menggunakan lalu memosisikan varian pronomina personanya.

Artwork Yang Tak Hilang Ditelan Malam, Heroic Karaoke. (Foto: Istimewa)
Misalnya dalam larik Berseru nyaring di jalanan memperdengarkan suara/Siapa yang punya perhatian tak dikecewakannya lalu Bila kau rindu padanya/Buku buka buku/Pada mulut penguasa.
Variannya bisa saja berfungsi sebagai klitik orang ketiga tunggal posesor atau kepemilikan. Bisa merujuk ke kepemilikan pemikiran, dari Marx sampai Foucault atau gelombang pemikiran yang lahir di dunia ketiga.
Bisa juga berfungsi sebagai klitik orang ketiga tunggal objek. Ketika bertaut dengan ‘pada mulut penguasa’, membawa ke banyak zaman, dari sosok-sosok tangan besi bersarung sutera macam Suharto atau mereka yang diposisikan menjadi penjahat dalam buku-buku sejarah.
“Bisa apa saja, tidak ada batasan dan tidak ada niat untuk memagari imajinasi pendengar ketika menyesap lirik. Sebabnya sederhana, Heroic Karaoke bukan pengepul hegemoni,” sambung Boim.
Lagu direkam di Watchtower Records. Bable Sagala menata lalu menyelaraskan suara. Art work dipercayakan pada Yoga Mahardika, desainer grafis asal Wonosari. (N1)