NYATANYA.COM, Jakarta – Indonesia menjadi titik terang di tengah-tengah kesuraman ekonomi dunia yang sedang dialami oleh banyak negara di berbagai belahan benua dalam beberapa waktu belakangan.
Indikasinya, pertumbuhan perekonomian Indonesia sanggup tumbuh positif di kuartal kedua 2022 yang mencapai 5,44 persen. Dan diprediksi pada kuartal ketiga 2022 pertumbuhan perekonomian Indonesia bisa mencapai di atas kuartal kedua.
“IMF mengatakan bahwa Indonesia adalah titik terang di tengah-tengah kesuraman ekonomi dunia,” kata Presiden Joko Widodo melalui keterangan pers pada Rabu (19/10/2022).
Kemudian, inflasi Indonesia dalam beberapa waktu ke belakang masih bisa dikendalikan oleh pemerintah. Pada kuartal kedua sempat mencapai 4,9 persen, lalu terimbas penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) menjadi 5,9 persen.
“Artinya Inflasi di Indonesia masih bisa kita kendalikan,” kata Presiden.
Terakhir, berkat kerja keras yang dilakukan oleh pemerintah, membuat surplus neraca perdagangan dari mulai Januari sampai September 2022. Selama beberapa bulan berturut-turut yang nilainya mencapai USD39,8 miliar.
“Itu jumlah yang tidak sedikit. Ini juga berkat kerja keras Bapak, Ibu sekalian. kita bulan yang lalu masih surplus 5,7 persen, kredit tumbuh 10,7 persen, Indeks Kepercayaan Konsumen masih di angka 124,7 persen,” kata Presiden.
Sejumlah pencapaian dalam bidang perekonomian itu, lanjut Presiden, bisa membuat semakin optimis dalam menghadapi berbagai tantangan ketidakpastian global yang rawan terjadi pada tahun depan.
Asalkan, sikap optimis tersebut dibarengi dengan kewaspadaan yang tinggi dari masing-masing penyelenggara negara baik di pusat maupun daerah.
Dengan melakukan hal itu tentunya setiap kebijakan yang diterbitkan ke depan dapat mempertimbangkan berbagai faktor.
“Negara kita harus tetap optimis, tapi memang harus tetap waspada, harus hati-hati karena badainya itu sulit dihitung, sulit diprediksi, sulit dikalkulasi. Akan menyebar sampai ke mana, imbasnya ke kita seperti apa,” kata Presiden.
Presiden mengajak, seluruh pemangku kepentingan yang terkait bersama bekerja keras dalam menghadapi ketidakpastian global.
Yang menyebabkan dampak negatif pada perekonomian global. Kolaborasi itu, efektif dalam mengatasi dampak dari ketidakpastian global.
“Bergerak bersama-sama, otoritas moneter bergerak, otoritas fiskal bergerak, kemudian daerah juga bergerak,” kata Presiden.
(*/N1)