Home / Plus

Minggu, 8 Januari 2023 - 19:45 WIB

Iskandar Hardjodimuljo Sukses Sulap Sampah Plastik Jadi Wayang yang Menghasilkan Cuan

Iskandar Hardjodimuljo (60) yang kreatif mengolah sampah-sampah kertas dan plastik menjadi produk kerajinan wayang. Foto: Humas Pemkot Yogya

Iskandar Hardjodimuljo (60) yang kreatif mengolah sampah-sampah kertas dan plastik menjadi produk kerajinan wayang. Foto: Humas Pemkot Yogya

NYATANYA.COM, Yogyakarta – Siapa mengira sampah-sampah kertas dan plastik bisa menjadi produk kerajinan wayang yang tak kalah apik dengan wayang kulit.

Adalah Iskandar Hardjodimuljo (60) yang kreatif mengolah sampah-sampah kertas dan plastik menjadi produk kerajinan wayang.

Tak urung karya-karyanya ini bukan saja memiliki nilai seni tetapi juga punya nilai ekonomi yang menjanjikan cuan.

Tak hanya itu saja, karya-karyanya bahkan juga diminati konsumen dari luar negeri.

Iskandar Hardjodimuljo membuat kerajinan wayang dari sampah kertas dan plastik. Foto: Humas Pemkot Yogya

“Kebetulan saya suka wayang dari kecil. Akhirnya timbul ide bikin wayang,” kata Iskandar di rumahnya Sapen, RT 21 RW 06 Demangan, Gondokusuman, Yogyakarta sebagaimana disitat dari portal resmi Pemkot Yogya.

Iskandar menggeluti pembuatan wayang dari barang-barang bekas atau sampah sejak tahun 2013.

Saat itu dirinya diajak temannya untuk berkiprah dalam kegiatan Jakarta Biennale, tapi dana terbatas.

Untuk mengatasinya dia menggunakan bahan baku sampah dari Sungai Ciliwung karena dirinya juga menjadi relawan sungai guna pembenahan lingkungan.

Apalagi saat itu banyak sampah berserakan di Sungai Ciliwung karena banjir besar

Wayang berbahan barang-barang bekas karya Iskandar itu dinamakan wayang uwuh.

Dalam bahasa Jawa kata uwuh berarti sampah. Dia menyebut sudah ada ratusan bahkan lebih wayang yang dibuat.

Beberapa karakter wayang yang dibuat antaranya pandawa lima, ramayana seperti tokoh Rahwana, Rama, Sinta, Wibisana, Kumbakarna, Anoman dan lainnya.

Iskandar Hardjodimuljo dan koleksi wayang karyanya dari sampah kertas dan plastik. Foto: Humas Pemkot Yogya

“Semar saya buat tidak hanya satu karakter. Gareng dan Bagong juga saya buat bermacam-macam karakter, wajah sama, badannya agak beda,” imbuhnya.

Iskandar mengaku belajar secara otodidak untuk membuat wayang dari barang-barang bekas.

Baca juga   Sistem Priority Vehicle Mudahkan Kendaraan Gawat Darurat Melintas Cepat di Lampu Merah

Lulusan sarjana akuntasi itu hanya suka wayang sejak kecil dan pernah membuatnya dari kertas bekas.

Awalnya dia bingung untuk mengubah sampah-sampah menjadi wayang.

Tapi dengan ide dan kreativitas yang langsung diterapkan menjadikan dirinya terus belajar dan terlatih membuat wayang dari sampah kertas, plastik botol air mineral dan sampah plastik lainnya,

“Belajar secara otodidak. Mungkin karena dulu ayah saya adalah seniman, mungkin nurun. Melukisnya saya tidak ada yang mengajari. belajar sendiri coba-coba,” ujar Iskandar.

Bahan baku sampah untuk membuat wayang didapat dari lingkungan sekitar.

Terutama saat Iskandar bersepeda pagi, ia menemukan sampah dan dibawa pulang untuk bahan baku membuat wayang.

Misalnya sampah kertas dari bekas kardus makanan. Terkadang dia juga mendapat bahan baku sampah dari temannya.

Iskandar menjelaskan sampah-sampah yang didapat dibersihkan dan dijemur.

Contohnya sampah berbahan kertas seperti kardus dibersihkan dengan kain lap basah dan dijemur.

Setelah itu membuat gambar pola atau sket karakter wayang pada kertas atau plastik yang telah dibersihkan. Kertas bekas itu lalu dipotong mengikuti pola.

Kemudian gambar wayang itu diwarnai dengan cat akrilik. Terakhir memasang bilah kayu untuk kerangka wayang dan menggerakan tangan wayang.

“Yang penting warna simbol wayang masuk dulu di muka karena muka merupakan simbol wayang wataknya seperti apa,” imbuh ayah beranak dua itu.

Menurutnya untuk membuat satu wayang membutuhkan waktu berbeda-beda tergantung tingkat kesulitannya. Jika sulit, memerlukan waktu sampai berminggu-minggu.

Satu wayang dijual dengan harga bervariasi tergantung tingkat kesulitan dan nilai apresiasi dari para pembeli.

Baca juga   Mantab! Guru SD Ini Raup Rp14 Juta/ Bulan dari Beternak Bebek

Mulai dari harga Rp25 ribu bahkan karya wayang Iskandar paling tinggi mendapatkan harga di atas Rp1 juta.

Untuk itu dia mengajak masyarakat mencintai lingkungan dengan memilah sampah dan berkarya dari sampah karena hasilnya bisa berlipat.

“Sampah yang kira-kira bisa untuk kompos dibuat kompos. Sampah yang bisa untuk karya seni dibikin karya seni. Karena kalau bisa mengubah sampah menjadi ‘emas’ dengan nilai jual tinggi. Kalau sampah dijual ke pelapak-pelapak daur ulang, perkilonya murah, tapi kalau dibuat karya bisa berlipat-lipat,” terang Iskandar.

Iskandar memamerkan karya wayang pertama kali di Jakarta. Misalnya di Taman Ismail Marzuki dan mendapat respon positif sehingga dirinya sering diundang mengisi workshop terkait pemanfaatan sampah.

Pada tahun 2017, dia diundang ke Thailand oleh lembaga nirlaba untuk pameran tunggal dan workshop.

Dari kegiatan itu, wayang-wayangnya dipamerkan secara tetap di Bangkok Art and Culture Centre di Thailand sampai kini. Karya wayang sampah juga dibawa ke Perancis dan menjadi koleksi museum etnografi di Belanda.

Setelah kembali ke Yogyakarta, dia juga dilibatkan dalam pameran potensi kegiatan Festival Jogja Kota tahun 2022 yang digelar Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta.

“Karena saya dulu aktif di medsos. Dia (warga mancanegara) mantau dari medsos seperti facebook dan instagram dan berkembang lewat WA,” ucapnya.

Di tengah aktivitasnya berkreasi, Iskandar juga memberikan workshop kreasi sampah dari piring plastik bekas dan besek bekas kepada anak-anak sekitar.

(*/N1)

Share :

Baca Juga

Pameran dan Kontes Bonsai Nasional, mengusung tema Laras Roso Bumi Syailendra digelar di Lapangan Tuksongo Borobudur pada 4 - 13 Juni 2022. Foto: Ist/beritamagelang

Plus

Pameran dan Kontes Bonsai Nasional ‘Laras Roso Bumi Syailendra’ di Tuksongo Borobudur
Pakan rutin untuk ternak ruminansia seperti domba dan kambing tak hanya hijauan, namun bisa pula pakan fermentasi maupun silase. (Foto:istimewa)

Plus

Ternak Ruminansia Bisa Diberi Pakan Fermentasi
Ayunee by Melati Soedjarwo merupakan usaha fesyen yang berbasis di Klaten, Jawa Tengah. Ayunee memproduksi busana dengan bahan dasar kain tradisional Indonesia, terutama kain lurik dari alat tenun bukan mesin (ATBM) dengan pewarnaan alam yang menjadi ciri khas. (Foto: TWC Media)

Plus

PT TWC Dorong Mitra Binaan Masuk Market Place Taraf Internasional
Kriya Kayu Rik Rok di Desa Wanurejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang. UMKM pengolahan kerajinan kayu dari limbah kayu ini mendapatkan manfaat dari pendampingan Pemprov Jateng. (Foto: Diskominfo Jateng)

Plus

Dikunjungi Ganjar, UMKM Kriya Kayu Rik Rok Magelang Makin Moncer
Foto:LPEI

Plus

Ditjen Bea Cukai dan LPEI Dorong UMKM Menembus Ekspor
AM Sangaji Fair digelar Minggu (30/10/2022). Foto: Humas Pemkot Yogya

Plus

Angkat Potensi UMKM dan Seni Budaya, Kampung Cokrodiningratan Gelar AM Sangaji Fair
Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Airlangga (Unair) weekdays 56 ingin mengenalkan hasil karya itu dengan menggelar acara yang bertema Art Exhibition. (Foto: MC Diskominfo Prov Jatim)

Plus

Peduli Anak Berkebutuhan Khusus, Mahasiswa MM Unair Gelar Art Exibition
Sri Astuti, Wakil Kepala Sekolah bidang hubungan masyarakat SMAN 2 Ngaglik. (Foto: MC Sleman)

Plus

SMAN 2 Ngaglik Sleman Kembangkan Podcast sebagai Media Pembelajaran