NYATANYA.COM, Yogyakarta – Pertumbuhan kasus baru Covid-19 di Kota Yogyakarta mengalami penurunan selama sepekan terakhir. Kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi penurunan kasus Covid-19. Meski demikian masyarakat diharapkan tidak terlena dengan tetap menjalankan protokol kesehatan dan mengurangi mobilitas.
“Selama seminggu terakhir ini menurun. Kasus baru rata-rata di bawah 100 orang per hari. Kami harapkan kasus terus turun,” kata Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi, Selasa (24/8/2021).
Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Yogyakarta mencatat laporan harian pada Senin (23/8/2021) tambahan kasus baru positif Covid-19 sebanyak 35 kasus dan 171 pasien sembuh. Sedangkan kasus aktif yang positif Covid-19 yang menjalani isolasi sebanyak 1.729.
Menurutnya penurunan kasus Covid-19 karena masyarakat di Kota Yogyakarta sudah memahami pesan tersirat dari kebijakan PPKM. Mulai dari penyekatan lalu lintas di jalan-jalan tingkat kota, jalan kampung hingga pemadaman lampu penerangan jalan umum. Langkah itu bertujuan untuk mengurangi mobilitas dan lebih baik berada di rumah.
“Ini juga menunjukkan ketaatan masyarakat Yogya untuk segera mengisolasi diri. Gerakan isolasi diri jika ada kasus positif baru di RT/RW langsung disekat sehingga tidak ada pertumbuhan kasus baru di wilayah,” tuturnya.
Wakil Walikota Yogyakarta itu tidak ingin kejadian peningkatan kasus Covid-19 pada tahun lalu terulang lagi pada tahun ini. Dicontohkan pada bulan Agustus, September dan Oktober tahun lalu kasus Covid-19 di Kota Yogyakarta mengalami kenaikan karena mobilitas meningkat. Jika nanti mobilitas tinggi, lanjutnya, dan tidak diantisipasi kemungkinan akan diiringi dengan peningkatan kasus.
“Kami tidak mau kejadian tahun lalu terulang lagi. Kami ingin menekan kasus dengan cara mengurangi mobilitas. Apa yang sudah dilakukan selama bulan Juli, kita jalankan terus. Sebaiknya di rumah karena itu lebih baik saat Covid-19 mudah menular karena belum tahu kapan pandemi ini selesai,” jelas Heroe.
Penurunan kasus harian positif Covid-19 selama sepekan terakhir juga menyebabkan bed occupancy rate (BOR) atau tingkat keterisian tempat tidur pasien Covid-19 mengalami penurunan. Heroe menyebut tingkat keterisian untuk ruang ICU pasien Covid-19 sekitar 70 persen dan ruang isolasi sekitar 40 persen. Jumlah itu menurun dibandingkan BOR sebelumnya yang berkisar 80 sampai 90 persen
“Keterisian shelter juga menurun. Shelter di wilayah terisi sekitar 10 persen. Kapasitas total shelter wilayah 235 dan terisi 15 sampai 19 orang. Di shelter Bener keterisiannya 40 persen dan Gemawang selama beberapa hari ini hanya ada satu sampai dua orang yang isolasi,” pungkasnya. (*)