Home / Wisata

Jumat, 15 April 2022 - 19:53 WIB

Jejak Wali Songo di Masjid Wonokerso Wonogiri, Cikal Bakal Pembangunan Masjid Demak


Masjid Tiban Wonokerso di Desa Sendangrejo, Kecamatan Baturetno, Kabupaten Wonogiri. (Foto: Diskominfo Jateng)

Masjid Tiban Wonokerso di Desa Sendangrejo, Kecamatan Baturetno, Kabupaten Wonogiri. (Foto: Diskominfo Jateng)

NYATANYA.COM, Wonogiri – Satu lagi jejak peradaban ajaran Agama Islam di Provinsi Jawa Tengah, yaitu adanya Masjid Tiban Wonokerso, yang terletak di Desa Sendangrejo, Kecamatan Baturetno, Kabupaten Wonogiri.

Suara beduk terdengar berkali-kali, kemudian azan Zuhur pun berkumandang di Masjid Tiban, beberapa hari lalu. Suara azan dari masjid berukuran sekitar 7 meter x 7 meter berbahan kayu jati kuno itu terdengar lantang.

Bangunan itu termasuk unik. Sebab, di bagian depan masjid berdinding kayu. Bangunan itu berdiri di atas batu umpal sebagai alas pilar-pilar bangunan. Kemudian di bagian belakangnya berbentuk bangunan tembok yang ukurannya lebih luas.

Foto: Diskominfo Jateng

Rupanya, bagian depan masjid sekaligus tempat imam adalah bangunan kuno. Sedangkan bagian belakang adalah bangunan tambahan. Bangunan kuno itu persis dengan Masjid Agung Demak dalam bentuk mini. Ternyata, bangunan itu merupakan jejak peninggalan Wali Songo.

Takmir Masjid Tiban Wonokerso, Slamet Zainudin menjelaskan, adanya masjid ini tidak lepas dari Wali Songo, yang saat itu hendak membuat masjid Agung Demak.

Para anggota Wali Songo itu bersepakat untuk keluar dari Demak ke arah selatan, yaitu ke Wonogiri. Mereka menggunakan rakit dari Demak ke daerah Pulung (Wonogiri), untuk mencari kayu hutan.

Baca juga   Ini Pilihan Wisata Magelang di Kawasan Telomoyo yang Siap Sambut Libur Lebaran

“Mereka ke timur menemukan hutan Donoloyo (hutan jati di Desa Watusono, Slogohimo, Wonogiri). Lantas membuat masjid ini yang dinamai Masjid Tiban,” kata Slamet, belum lama ini.

Foto: Diskominfo Jateng

Ditambahkan, tujuan hutan Donoloyo muncul setelah mereka bermunajat kepada Allah SWT. Di hutan itu, terdapat kayu jati yang sangat kuat dan cocok untuk bangunan Masjid Agung Demak.

Masjid Tiban yang saat itu berada di lokasi hutan pun ditinggalkan. Sebab anggota Wali Songo harus ke Hutan Donoloyo.

“Masjid ini terlantar karena sudah ditinggal oleh wali, kembali menjadi hutan belantara,” bebernya.

Beberapa waktu kemudian, pecah perang antara Belanda dengan masyarakat. Raden Mas Said atau Pangeran Sambernyawa, yang ketika itu melakukan perlawanan ke Belanda berusaha keras mengalahkan.

“Ternyata Raden Mas Said, bala tentaranya hanya sedikit dan peralatannya kalah lengkap. Sehingga lari ke selatan pojok dan bersembunyi di kolong. Setelah aman, dia keluar. Lihat kanan-kiri ternyata ada bangunan (Masjid Tiban tertutup ilalang rimbun),” jelasnya.

Foto: Diskominfo Jateng

Setelah Raden Mas Said menjadi raja dan bergelar Pangeran Sambernyawa di Kadipaten Mangkunegaran di Surakarta, teringat bangunan di hutan yang menjadi tempat persembunyiannya kala perang melawan Belanda.

Baca juga   19 Daerah Jateng Nol Kasus, Wonogiri Tolak Vaksin Jhonson n Jhonson

Raden Mas Said mengutus tiga orang utusannya untuk merawat bangunan itu serta membuat perkampungan di sekitarnya.

“Sampai akhirnya menjadi kampung. Hingga saat ini sudah gemah ripah karena tanahnya subur. Dinamakan Wonokerso karena tadinya hutan diizinkan oleh ratu atau raja,” terang Slamet.

Masjid diperkirakan dibangun pada 1479 Masehi. Atau sampai saat ini sudah lebih dari lima abad.

Foto: Diskominfo Jateng

“Masjid ini cikal bakal Masjid Demak,” imbuhnya.

Bangunan itu sampai saat ini masih asli dengan perbaikan minim seperti lantai. Di dalam masjid kuno terdapat empat tiang saka guru, mimbar kuno, dengan pintu ukuran pendek. Sehingga warga yang hendak masuk masjid harus menunduk.

“Pintunya kecil, kalau masuk rumah Allah harus merunduk atau hormat. Tempat imam lebih pendek (artinya) menguasai ilmu atau menep,” tambahnya.

Juru pelihara masjid, Warto, mengatakan untuk merawat masjid dilakukan seperti pada umumnya, seperti menyapu dari serambi hingga halaman. Adapun untuk perawatan kayu masjid, pihaknya diberi bahan dari Dinas Purbakala Wonogiri. Bahan itu dicampur dengan air. Kayu digosok dengan air hingga bersih.

“Saya senang sekali bisa merawat dan bisa membersihkan masjid,” kata Warto.

(Ak/Ul/N1)

Share :

Baca Juga

Gulai Sapi Pak Samin yang dulu berjualan di sekitar simpang empat Tugu Yogyakarta sejak tahun 1968, kini pindah di Jalan Tentara Pelajar. (Foto: Humas Pemkot Yogya)

Wisata

Ada Kemurahan Hati Yogya di Gulai Sapi Pak Samin
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono bersama rombongan meninjau pelaksaan renovasi sarana dan prasarana TMII di Jakarta, Selasa (12/7/2022). Foto: Dok. Kementerian PUPR

Wisata

Renovasi Besar-besaran, Taman Mini Indonesia Indah Bakal Punya Wajah Baru
Foto: Humas Pemkot Yogya

Wisata

Lima Kampung Wisata Terbaik di Yogyakarta Ini Diusulkan Maju ADWI 2023
Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno menandatangani porasasti Desa Wisata Karanganyar di Balkondes Karanganyar, Selasa (12/10/2021). (Foto:humas/beritamagelang)

Wisata

Desa Wisata Karanganyar Borobudur Masuk 50 Desa Wisata Terbaik Indonesia
Mahasiswa UKDW mengikuti dan menyemarakkan budaya unduh-unduh. (foto: istimewa)

Wisata

UKDW Meriahkan Pawai Budaya Unduh-Unduh
Pariwisata Indonesia tercatat naik dua peringkat ke ranking kedua dalam The Global Travel Muslim Index (GMTI) 2022. Foto: Dok Birkom Kemenparekraf

Wisata

Pariwisata Indonesia Naik ke Peringkat 2 dalam Global Travel Muslim Index
Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen melakukan simulasi uji coba pembukaan usaha pariwisata di Candi Borobudur. (Foto:Humas Jateng)

Wisata

Uji Coba Lancar, Candi Borobudur dan Prambanan Terima Wisatawan
Metro Sport Garden. (Foto: Istimewa)

Wisata

Metro Sport Garden, Ini Tempat Rekreasi Baru di Grabag Magelang Lur