Home / Wisata

Senin, 27 September 2021 - 15:34 WIB

Jembatan Bantar, Saksi Sejarah yang Menjadi Daya Tarik Wisatawan Manca Negara

Jembatan Bantar, melalui aktivitas yang digerakkan Towil Fiets menjadi salah satu objek wisata sejarah yang menarik bagi wisatawan manca Negara. (Foto: Dokumentasi Towil Fiets)

Jembatan Bantar, melalui aktivitas yang digerakkan Towil Fiets menjadi salah satu objek wisata sejarah yang menarik bagi wisatawan manca Negara. (Foto: Dokumentasi Towil Fiets)

NYATANYA.COM, Kulonprogo – Jembatan Bantar yang berada diatas Sungai Progo memiliki sejarah tersendiri sebagai sebuah menomen perjuangan kemerdekaan bangsa yang masih berdiri sampai saat ini. Sehingga layak menjadi salah satu destinasi wisata sejarah yang menarik wisatawan.

Dalam sejarahnya, para pejuang saat itu harus berjuang  mati-matian untuk merebut jembatan itu dari penjagaan tentara Belanda.  Sebab bagi pasukan Belanda, menurut Indroyono Soesilo, Ketua Dewan Kurator Museum Soesilo Soedarman yang selama ini ikut melestarikan sejarah, jembatan itu menghubungkan Purworejo, Kebumen, Purwokerto dan Jakarta.

Sehingga wajar bila Belanda mempertahankan keberadaan jembatan tersebut, mati-matian dari serbuan tentara keamanan rakyat (TKR). Karena jembatan itu, merupakan jalur darat yang cukup strategis bagi Belanda, untuk mengirim perbekalan, pasukan maupun kebutuhan lainnya.

Jembatan yang menghubungan dua kabupaten Kulonprogo dan kabupaten Bantul ini sejatinya bisa bisa dijadikan destinasi wisata sejarah. Buktinya, meski sudah berusia puluhan tahun, namun jembatan itu masih berdiri kokoh meski sekarang sudah tidak dipergunakan lagi setelah ada jembatan yang baru.

Namun karena kewenangannya berada di Pemda DIY dan kondisi fisik jembatan yang juga perlu perawatan, maka menurut Drs Sutedjo, Bupati Kulonprogo, Pemerintah Kabupaten Kulonprogo belum bisa mewujudkan jembatan yang bernilai sejarah tersebut menjadi objek wisata baru.

Baca juga   Pemkot Yogya Bagikan Gelang Vaksin bagi Pelaku Usaha Wisata
Bupati Kulonprogo, Drs Sutedjo bersama Indroyono Susilo, Ketua Ketua Dewan Kurator Museum Soesilo Soedarman menyaksikan renovasi prasasti jembatan Bantar. (Foto: Dokumentasi Towil Fiets)

Bupati Kulonprogo bersama Indroyono Susilo, saat meninjau dan menyaksikan renovasi prasasti jembatan, Jumat (24/9/2021) ini menjelaskan, Jembatan Bantar merupakan bukti nyata perjuangan Bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan dan sejarah penjajahan Belanda ketika menduduki negeri ini.

“Fakta sejarah tersebut, dinilai bisa menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan baik lokal maupun wisatawan manca negara. Apalagi buat wisata pendidikan dalam rangka mempelajari sejarah, agar pelajar ngerti akan perjuangan bangsa,” terang bupati Sutedjo.

Jembatan Bantar juga memiliki daya tarik yang cukup apik terutama bagi wisatawan manca negara, adanya sejarah perang dunia kedua di lokasi tersebut. Sehingga menarik minat turis (wisatawan) maupun pelajar, untuk mempelajari berbagai sejarah yang menyelimuti infrastruktur yang saat ini masuk cagar budaya tersebut.

Ketenaran Jembatan Bantar kelak kalau bisa jadi objek wisata akan semakin lengkap dengan keberadaan destinasi wisata Towil Fiets yang menawarkan wisata bersepeda keliling desa dengan sepeda onthel. Towil Fiets selama ini sudah sering dikunjungi wisatawan dari berbagai negara.

Baca juga   Pemkab Kulon Progo Kembangkan Glamour Camping di Wisata Bukit Cubung

“Dengan adanya dokumen sejarah dan wisata keliling desa menggunakan sepeda onthel yang dikelola Towil Fiets serta dijadikannya Jembatan Bantar sebagai obwis tentu akan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan domestik untuk mempelajari sekaligus menyaksikan langsung bukti sejarah,” kata Sutedjo.

Menurut Indroyono Soesilo mengatakan, pembangunan Jembatan Bantar sudah menerapkan teknologi modern pada zamannya. Sementara peresmian jembatan yang panjangnya sekitar 108 meter tersebut pada 17 Juni 1929.

Mengacu ‘dokumen’ sejarah yang terpampang di Towil Fiets. Pada kurun Desember 1948 – Juni 1949 di Jembatan Bantar pernah terjadi pertempuran sengit antara Tentara Belanda dengan Gerilyawan TNI untuk memperebutkan posisi strategis jembatan tersebut.

“Pada Serangan Omoem 1 Maret 1949, Menko Polkam Jenderal (Purn) Soesilo Soedarman mengukuhkan Jembatan Bantar sebagai monumen perjuangan dan kami bersama Towil Fiets telah berhasil merenovasi monumen tersebut,” ujarnya. (*)

Share :

Baca Juga

Seporsi gule balung original disajikan menggunakan cobek. (Foto: Istimewa)

Wisata

Miliki Cita Rasa Tinggi, Gule Balung Disajikan Gunakan Cobek
Bangunan Jembatan Jalur Aksis Budaya di Sungai Elo Mendut tinggal dalam proses penyelesaian kerapian. (Foto: humas/beritamagelang)

Wisata

Pembangunan Jembatan Jalur Aksis Budaya Mendut Sudah Selesai
Ganjar Pranowo saat memberikan keterangan pers di Halaman Pendopo Soepardi Setda Kabupaten Magelang. (Foto: humas/beritamagelang)

Wisata

Ganjar: Pengelola Wisata Wajib Jaga Prokes Saat Libur Lebaran
Menparekraf Sandiaga Salahudin Uno. (Foto: Kemenparekraf)

Wisata

Menparekraf Ingatkan, Covid-19 Naik Wisata Bakal Ditutup Lagi
Menparekraf Sandiaga Uno (tengah) berfoto bersama dengan para penerima penghargaan Desa Wisata Mandiri Inspiratif pada acara Malam Anugerah Desa Wisata Indonesia 2021 di Jakarta, Selasa (7/12/2021). (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/wsj)

Wisata

6 Desa di DIY Raih Anugerah Desa Wisata 2021, Ini Daftar Lengkap Pemenangnya
Ajang MotoGP Mandalika 2022, akan membuka peluang karya seni kain tenun khas suku Sasak dari Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi warisan budaya benda dunia, yang terdaftar di UNESCO. (Foto: Ryiadhy BN)

Wisata

MotoGP Mandalika 2022 Buka Peluang Kain Tenun Sasak Jadi Warisan Budaya Dunia
Keberadaan kereta api khusus bandara ini bisa mendongkrak pariwisata di DIY. Dengan kemudahan aksesbilitas bagi wisatawan diharapkan kunjungan wisata di DIY mengalami peningkatan. (Foto: Humas Pemda DIY)

Wisata

Kereta Bandara Beroperasi Dongkrak Pariwisata Yogya
Grafis: nyatanya.com

Wisata

Jogja International Batik Biennale Kembali Digelar