NYATANYA.COM, Surakarta – Mengkaji Arsitektur Stasiun Kereta Api di Jawa, Dosen Prodi Desain Interior ISI Surakarta, Harmilyanti Sulistyani, S.T., M.Sc. meraih gelar Doktor dari Graduate School of Humanities-Vrije Universiteit Amsterdam.
Disertasi hasil studi S3 Harmilyanti Sulistyani menguraikan perencanaan, desain, konstruksi dan penggunaan arsitektur stasiun di Jawa yang dibangun pada masa pemerintahan kolonial Belanda periode 1862-1942.
Uraian nilai arsitektural stasiun-stasiun ini diperlukan untuk memahami signifikansi sejarahnya sebagai warisan budaya di Jawa.
Seperti halnya kereta api, stasiun adalah bangunan baru dengan fungsi baru yang tidak terdapat di perbendaharaan arsitektur Jawa dan tak dapat disangkal telah menjadi bagian kehidupan masyarakatnya.
Salah satu contohnya yaitu istilah ‘sepur’ untuk menyebut kereta api atau lintasan kereta api yang diserap dari bahasa Belanda ‘spoor’.
Bisa dikatakan stasiun sepur di Jawa merupakan monumen penting dan berwujud, yang menggambarkan kompleksitas sejarah Indonesia, yang berkaitan dengan sejarah Jawa dan Hindia Belanda.
Dalam rilis yang diterima nyatanya.com, Kamis (24/3/2022), Harmilyanti Sulistyani berhasil mempresentasikan disertasi yang berjudul “The Railway Station in Java: Creation of the New Power Structure 1862-1942”.
Dimana ujian terbuka tersebut dilaksanakan pada Selasa, 22 Maret 2022 secara daring dan dikelola oleh Bureau Beadle VU Amsterdam yang disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube VU Beadle’s Office.
Selaku Promotor yaitu Prof. Dr. F.H. Schmidt, Prof. Dr. J.E. Bosma (RIP) dan Copromotor Prof. Dr Susan Legenê.
Sebelum diujikan secara terbuka, disertasi telah direview dan mendapatkan persetujuan oleh tim penguji tanggal 19 Desember 2021.
Harmilyanti Sulistyani menjelaskan bahwa hasil disertasi diharapkan dapat memperkaya kajian mengenai arsitektur stasiun kereta api.
Faktanya, jaringan kereta api yang mencakup hampir seluruh pulau Jawa, masih beroperasi dan melayani Indonesia hingga saat ini.
“Karenanya, membahas nilai historis arsitektur stasiun kereta api Jawa dalam diskusi heritage tanpa mengagungkan kolonialisme menjadi relevan,” terang Harmilyanti Sulistyani.
Dengan capaian ini, Prodi Desain Interior FSRD ISI Surakarta sebelumnya telah memiliki 5 orang dosen dengan gelar Doktor, bertambah satu lagi yang diharapkan dengan penambahan dosen bergelar doktor akan meningkatkan kinerja civitas akademik baik tingkat prodi, Fakultas maupun kampus agar lebih berkembang kedepannya.
Sementara itu, Ketua Jurusan Desain, Raden Ernasthan Budi Prasetyo, S Sn., M.Sn. bahwa pencapaian ini diharapkan dapat memberi semangat bagi civitas akademik lainnya untuk selalu meningkatkan prestasi dan kinerja untuk kedepannya lebih baik.
(N1)