Home / Kartun

Kamis, 5 Agustus 2021 - 15:05 WIB

Kartunis Non-o, Energi Berkaryanya Tak Pernah Padam

Non-O saat berkarya di rumah studionya. (Foto: dokumenpribadi)

Non-O saat berkarya di rumah studionya. (Foto: dokumenpribadi)

NYATANYA.COM, Yogyakarta – Sudi Purwono, Pria kelahiran kota gudeg yang selalu tampil kalem dan terlihat muda ini, sudah sangat lama menekuni bidang gambar menggambar membuat kartun bahkan ilustrasi di media cetak mau pun online.

Dimulai dari zaman jaya-jayanya media cetak di era tahun 80 an, karya Non-o, demikian sapaan karibnya sudah meramaikan di banyak majalah di Jakarta.

Alumni STSRI ASRI Yogya jurusan reklame saat itu (sekarang Disain Komunikasi Visual, FSR ISI Yogyakarta) ini, dikenal sebagai kartunis lepas (freelance) yang sangat produktif.

Dunia kartun dan animasi digeluti sejak bergabung dengan PT Anima Indah, perusahaan animasi yang pertama kali di Indonesia. Banyak karyanya pernah diterbitkan di berbagai grup media diantaranya: Tempo grup, Selecta Grup, Kartini grup, Kompas Gramedia grup, koran Sinar Harapan dan berlanjut koran Suara Pembaruan.

Kartun opini karya Non-O. (Foto: dokumen pribadi)

Non-o pernah mewakili sebagai kartunis Indonesia dalam ajang 5 th Asean Cartoonist Exhibition bersama kartunis Asia lainnya. Event ini bekerja sama antara PAKARTI (Persatuan Kartunis Indonesia) dengan Pusat Kebudayaan Jepang di Jakarta.

Sering menang penghargaan karikatur MH Thamrin dari PWI Jakarta secara berturut-turut (1992, 1994, 1995, 2002, 2004). Hingga kini Non-o masih tetap aktif di organisasi PAKARTI, yang kini sudah bermetamorfosa menjadi federasi kartunis Indonesia (Pakarti).

Sebagai kartunis lepas, Non-o sangat gigih dan rajin ke sana kemari ke kantor media cetak saat itu, untuk membuat ataupun menyerahkan karyanya, agar di muat dan mendapat honorarium.

Baca juga   Jangan Takut! Lawan Terus!

Dari kegigihannya dan energi semangat yang selalu menyala tak pernah padam itu, sampai dia mengaku bahwa: Dari honorarium karya yang dimuat, bisa sebagian ditabung untuk membeli sebuah mobil VW kodok, walau seken.

Sehingga mobil itu sangat membantu Non-o untuk mobilitas aktivasi ke kantor-kantor media, karena saat itu karya harus disetor aslinya, belum ada internet. Kadang kalau sungguh terpaksa, karya bisa dikirim via fax.

Menurut Non-o, membuat karya kartun sudah menjadi sebuah profesi yang ia yakini hingga sekarang. Bahkan tidak hanya membuat kartun/editorial cartoon saja, tetapi juga ilustrasi.

Salah satu Gag cartoon karya Non-O. (Foto: dokumen pribadi)

Dengan membuat kartun, Non-o merasa bisa berbagi pesan, kritik dan humor kepada orang lain, syukur-syukur bisa menghibur dan menginspirasi. Menurut Non-o, dengan humor adalah sarana paling baik untuk memelihara pikiran dan tetap waras.

Melihat karya kartun Non-o kita digiring untuk menikmati alunan garis-garis lembut yang digulirkan oleh rasa estetika yang sangat tinggi dan terlatih.

Lembut mengalir melahirkan bentuk-bentuk sosok yang dideformasi secara apik dan terkontrol dengan baik. Garis Non-o lahir dari olah rasa yang penuh dengan keindahan.

Garis yang membawa pesan kritik yang dibalut dengan pesan humor/kelucuan, kadang diberi warna secara digital (khususnya yang karya-karya baru sekarang). Kalau pun ada yang berpendapat style gambar kartun Non-o terimbas style gambar kartunnya GM.Sudarta dan Pramono, katakanlah setengah nge-GM dan setengahnya nge-Pramono, itu tidak menjadi masalah.

Non-o juga cukup “titis” dalam membidik dan memvisualkan tema-tema apapun. Salah satu contoh isu SARA. Non-O menggambarkan kemunculan sosok ular berbisa yang besar sebagai metafora SARA, sementara yang cinta NKRI melawannya membawa senjata dan tameng bergambar sila-sila Pancasila.

Baca juga   Badut KPK

Non-o juga aktif membuat karya gag cartoon yang cukup menggelitik lucunya. Digambarkan seseorang sedang duduk santai menunggu terbitnya sang Surya (gambar 1), alangkah kagetnya seseorang itu hingga kemudian ngacir ketakutan lari terbirit-birit, lantaran kemunculan sang Surya itu mirip virus covid 19 (gambar 2).

Kelucuan murni pada kartun ini menandakan send of humor seorang Non-o sudah terlatih sejak dulu kekreatifannya. Karena kalau tidak terlatih dengan baik, akan sulit melahirkan karya-karya yang cerdas dan lucu.

Selain itu Non-o akhir-akhir ini sangat rajin membuat ilustrasi cerita lucu seri Nasrudin Hoja dengan keledainya, yang hampir tiap hari di-posting di FB.

Joke-joke Nasrudin divisualkan oleh Non-o dengan sangat pas, menggiring penonton merasa terjembatani dalam membaca cerita lucu Nasrudin Hoja. Penggambaran sosok Nasrudin yang sangat kartunal sangat dukuasainya dengan baik, karena seni kartun sudah digelutinya selama puluhan tahun secara profesional.

Misalnya ketika Non-O menggambarkan sosok Nasrudin Hoja yang berdiri di depan cermin, yang ternyata bayangan di cermin tidak sama persis dengan wajah aslinya, tetapi muncul bayangan di cermin wajah Nasrudin yang berubah menjadi kepala keledai.

  • Penulis: Gatot Eko Cahyono, kartunis dan pelaku seni tinggal di Kasongan Bantul.

Share :

Baca Juga

Karya Agus Widodo, kartunis lepas tinggal di Sukoharjo, Jawa Tengah.

Kartun

Pembebasan Bersyarat
"Tembok Ratapan", Kartun karya Budi HP (2021)

Kartun

Tembok Ratapan
Karya Yustinus Anang Jatmiko (Nank Ngablak), kartunis kelahiran 26 Agustus 1971 yang tinggal di RT 01 RW 05 Ngablak Magelang Jawa Tengah.

Kartun

Fishing
Tarik Tambang, YuliJoko (2021)

Kartun

Tarik Tambang
Kartun karya Muhammad Nasir, kartunis kelahiran Kendal, 18 Februari 1968 tinggal di Jalan Garuda 1 Blok DG.9 No. 21 Villa Pamulang, Pondok Petir, Sawangan, Depok, Jawa Barat.

Kartun

PCR Dulu
Karya Yustinus Anang Jatmiko (Nank Ngablak), kartunis kelahiran 26 Agustus 1971 tinggal di RT 01 RW 05 Ngablak Magelang Jawa Tengah.

Kartun

Cukur Rambut
Kartun karya Slamet Widodo, kartunis lepas tinggal di Jalan Majapahit Semarang, Jawa Tengah.

Kartun

Ngantukkk…
Karya Munadi, kartunis lepas tinggal di Tangerang.

Kartun

Bantuan Toa