NYATANYA.COM, Magelang – Karya seni digital Non Fungible Toke (NFT) Maitribala mulai dikenalkan kepada masyarakat. NFT ini bergambar sebuah karya sendratari Maitribala yang diangkat dari sebuah relief Candi Borobudur karya H Lukman Fauzi.
NFT ini dijual ke publik untuk penggalangan dana pengembangan Desa Meta, sebuah project untuk mewujudkan desa metaverse di Borobudur.
Pimpinan Balai Tari Sasana Aji Desa Borobudur, H Lukman Fauzi, mengatakan, Maitribala adalah cerita Jataka yang ada pada relief di Candi Borobudur.
“Kita tahu bahwa Jataka ini adalah kumpulan cerita-cerita Budha lampau, menceritakan seorang raja yang berkorban untuk rakyatnya. Dia rela dimakan oleh Butho demi melindungi masyarakat. Tapi anehnya dia bisa hidup kembali karena kebaikannya yang tulus ikhlas berkorban,” terang Lukman, Kamis (25/8/2022).
Dikatakannya, cerita Jataka kemudian di angkat menjadi sebuah tari Maitribala yang dalam produksinya didukung Balai Konservasi Borobudur Kementrian Pendidikan Kebudayaan.
Sebagai tindak lanjutnya karya Maitribala diwujudkan dalam karya seni digital NFT. Untuk produksinya dilakukan komunitas digital Borobudur dan Smart Village Kemendesa PDTT.
Menurut Lukman, karya digital Maitribala ini untuk mendekatkan edukasi sejarah kepada generasi milenial yang akrab dengan karya-karya digital.
Karya seni digital ini diluncurkan kepada publik untuk melakukan penggalangan dana pengembangan Desa Meta.
Pengenalan NFT Maitribala ini selain lewat media sosial juga dikenalkan melalui sebuah acara yang digelar saat Car Free Night Borobudur, akhir pekan lalu.
Advisor NFT dan Business Desa Meta yang juga Co Founder Desa Meta, Eko Joko Saksono, mengatakan karya seni digital NFT ini adalah hal yang baru bagi masyarakat.
NFT ini menggunakan teknologi berbasis blockchain yang populer disebut web generasi ketiga dengan ciri data informasi terdesentralisasi.
Sedangkan web generasi kedua menghasilkan platform seperti gojek, tokopedia buka lapak, dengan ciri data informasi masih tersentralisasi.
Intinya, terang Joko, pembeli NFT Maitribala akan mendapatkan sertifikat atau kalau di sistem blokchain biasa disebut smart contrak. Sertifikat yang berbentuk nomer unik sekitar 40 digit ini tidak bisa diduplikasi atau dicuri.
Sehingga dalam project desa meta ini NFT Maitribala ini menjadi bukti kepemilikan saham yang nanti ditahun-tahun mendatang pemilik akan mendapatkan deviden atau bagi hasil keuntungan.
Menurutnya, NFT Maitribala adalah NFT Ownership jadi tak hanya sekedar koleksi karya digital tapi memiliki nilai guna sebagai owner atau pemilik project desa meta.
Dalam tahap pertama pihaknya merilis 1.000 NFT yang sekarang sudah tersedia dan dibeli di marketplace NFT global opensea.
Ia menargetkan sebanyak 10.000 NFT Ownership untuk penggalangan dana pembangunan desa meta.
“Untuk 1.000 NFT Ownership kedua kami akan menjalin kerjasama dengan jaringan NFT global dari India, ini masih menyiapkan finising kerjasamanya,” ujarnya.
Informasi lengkap tentang desa meta dan NFT Maitribala, lanjut dia, bisa diakses di www.desameta.com yang baru landing page.
Kedepan platform ini akan dikembangkan menjadi marketplace NFT, ketika ekosistem dan komunitasnya sudah mulai berkembang.
Founder Desa Meta yang juga Duta Digital Smart Village Kemendesa PDTT, Sholaahuddin AA, mengatakan poject desa meta adalah bagaimana menghadirkan investasi global untuk membangun desa Borobudur.
Di desa Borobudur menjadi percontohan pengembangan Desa Cerdas atau Smart Village Kemendesa PDTT, poject ini menjadi implementasi ekonomi cerdas.
“Investasi global berbasis digital masih terbuka lebar. Maka dari itu kita menangkap peluang ini untuk mengembangkan desa. Dengan masuknya investasi global ke desa ini akan mengangkat perekomian desa melalui Bumdes dan juga eksositem ekonomi seperti UMKM dan pelaku wisata,” katanya.
Project ini, lanjut dia, diikutkan dalam kompetisi startup berbasis teknologi blockchain yang diselenggarakan jaringan blockchain terbesar didunia yaitu Solana.
Nama kompetisi itu adalah Solana Summber Camp Online Hackathon, desa meta berkompetisi dengan startup berbasis blockchain global.
Menurutnya, desa meta akan dikembangkan dalam dua bentuk yaitu realitas dan virtual. Untuk realitasnya adalah membangun destinasi desa wisata baru menempati tanah kas bengkok Desa Borobudur seluas 6.000 meter persegi.
Ditempat itu akan dibangun sebuah tempat wisata yang unik berkonsep lingkungan berkelanjutan. Sedangkan project virtualnya, membuat perwujudan metaverse desa meta, yang bisa diakses pemilik NFT Maitribala.
Pihaknya juga sudah melakukan pembicaraan dengan Universitas Katholik Soegijopranata (Unika) Semarang untuk mengembangkan metaverse. Semoga segera ada project kerjasama dalam mengambangkan project Desa Meta Borobudur.
(*/N1)